FA 7 || Sad Boy

1.9K 216 36
                                    

Selamat membaca

___mohon maaf jika ada typo ___

🍁


Semenjak kejadian sore itu. Kayana tidak pernah terlihat lagi dari jangkauan Janu. Gadis berkerudung itu seperti menghilang. Bahkan jaket yang waktu itu di pinjamkannya kepada Kayana di kembalikan melalui sahabat perempuan itu, Alisa.

"Kay gak mau berurusan sama pembuat onar kayak lo!"

Begitu jawaban Alisa ketika di tanyai kemana menghilangnya Kayana.

Janu bahkan belum melakukan usaha pendekatan, tapi Kayana sudah lebih dulu menghindari dirinya.

Biasanya di jam seperti ini, Janu akan melihat Kayana yang sedang sibuk melipat mukena di masjid. Tapi sekarang yang ia lihat bukan gadis itu, melainkan orang lain.

Janu menghela nafas. Kok rasanya sesak ya?

"Woy! Daripada ngelamun mending ikut main bola sini, Jan!" teriak Dean dari tengah lapangan.

Hari ini mata pelajaran olahraga, tapi Pak Irfan absen masuk karena sakit. Alhasil, siswa laki-laki memanfaatkan kesempatan ini untuk menggunakan lapangan. Sedangkan yang perempuan memilih untuk duduk di pinggir lapangan, menonton.

Janu akhirnya berdiri, lalu menghampiri ke tengah lapang. "Bagi tim nih."

"Sok gambreng heula meh adil," ujar Danu dengan logat sundanya.

Hompimpa alaihum gambreng!

Si Dean pake baju rombeng!

"Anjir! Si Danu kampret!" Dean berseru tidak terima namanya di sebut.

Janu, Danu, Arfi, Kevin, dan Ikram sama-sama membalikkan telapak tangan mereka sedangkan Dean, Haris, Faris, Fadlan, dan Aji tetap pada posisi punggung tangan di atas.

"Yes! Jeung si Janu euy, menang ieu mah." Danu bersorak girang.

Masing-masing mulai memisahkan diri sesuai dengan timnya. Dean dan Janu berdiri tepat di tengah lapangan sedangkan yang lain menyesuaikan.

Permainan pun di mulai. Perempuan yang notabenenya adalah penggemar Janu langsung saja berteriak heboh menyemangati.

Pagi itu, Janu mencoba menghilangkan keresahannya.

🍁


Jam istirahat kedua sudah berbunyi, para siswa sudah mulai keluar dari kelas untuk menuju kantin dan urusan mereka masing-masing begitu pun dengan Janu. Laki-laki itu sudah berniat menuju kelas Kayana.

"Janu, tolong kembalikan buku paket ini ke perpustakaan ya," ucap Bu Reta dari meja guru.

Janu yang mendengar hal itu langsung menghela nafas pelan. Niatnya menuju kelas Kayana harus ia urungkan.

"Iya, Bu, siap!" Janu akhirnya mengiyakan.

Janu mengambil tumpukan buku paket, lalu mengikuti Bu Reta keluar dari kelas. Di lorong kelas, ia berbelok ke kanan karena perpustakaan berada di daerah kelas X.

Setelah meminta izin pada Bu Indri sebagai penjaga perpustakaan, Janu lalu menuju rak untuk menyimpan buku paketnya.

Menyimpan buku terakhir, netra matanya melihat sosok yang ingin di temuinya sedang berada di seberang rak. Tangannya sibuk membuka lembaran - lembaran buku yang di pegangnya.

Fakboy Alim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang