"Hari ini kan Tae keluar dari rumah sakit. Lu malah mau ngajak gue jalan-jalan?"
"Tenang aja, gue udah nyuruh orang buat nganter Tae pulang. Biarin aja dia sendiri dulu. Mending lu ikut gue aja."
"Kemana?"
"Gue gak tau mau kemana, makanya ngajak lu. Lu kan tau gue baru pulang dari Jepang, gue kurang tau tempat-tempat bagus di sini." jelas Tarran.
"Hilih, sialan."
Taman bermain adalah salah satu tempat menyenangkan yang paling ia sukai.
Permainan yang sangat banyak dengan warna-warni yang indah membuat Erin terlihat bak anak kecil. Sisi imutnya membuat Tarran terpesona untuk sesaat.
Wahana demi wahana mereka coba. Dengan tawa gembira seakan-akan tak ada masalah yang membebani mereka.
Siang pun menjelang sore. Hampir semua wahana telah mereka coba. Sesuatu yang menyenangkan namun melelahkan.
Kursi yang berjejer di sepanjang taman bermain merupakan tempat yang nyaman untuk melepas lelah.
Berdua dengan kakak iparnya adalah sesuatu yang sangat berbeda bagi Tarran. Hatinya kini semakin menggebu-gebu. Ia tak pandai menyembunyikan perasaannya. Setiap detik tak ia lewatkan untuk memandang Erin, wanita yang akhir-akhir ini membuatnya tak tenang."Rin! kayaknya gue suka sama lu?"
Seketika Erin membatu. Ia terkejut dengan apa yang dikatakan adik iparnya itu. Mustahil Tarran menyukainya.
"Bercanda lu gak lucu. Ah lu ngerusak mood gue aja."
"Lu tau kata 'suka karena biasa' ? Kayaknya gue lagi ngalamin itu. Lu terbiasa ada di hari-hari gue, dan akhirnya gue gak bisa boongin perasaan gue sendiri. Tapi lu tenang aja, cukup lu tau perasaan gue. Gak usah mikirin apa jawabannya. Gak mungkin gue ngerebut lu dari kakak gue sendiri, gue tau diri."
"A..ada apa sih sama lu? Berani ngomong gitu sama kakak ipar sendiri. Gu..gue ini kakak ipar lu!" jawab Erin dengan terbata-bata.
"Gue bilang gue suka lu. Tapi lu gak usah mikirin gue. Mungkin sekarang lu belum suka sama Tae, tapi gue yakin suatu saat lu ngalamin hal yang sama. 'Suka karena terbiasa'."
"Gue udah ngalamin itu Tarran. Cuman gue gak berani ngungkapinnya kayak lu. Gue masih bingung, sebenernya gue suka siapa?"
"Ah kok gue gerah ya. Di sini panas, padahal udah sore. Yuk kita pulang aja, gue pengen cepet-cepet mandi." ucap Erin lalu berjalan pergi terburu-buru.
"Ah sumpah gue ampir gila rasanya. Beraninya nyatain cinta sama kakak ipar sendiri. Gila kali tuh orang. Kenapa dia nembak cewek bisa sesantai itu?Dasar playboy profesional."
...
Tok tok tok suara pintu di ketuk.
Seorang wanita terlihat membukakan pintu. Arkan berdiri di depan pintu dengan senyum manis dan pakaian rapinya."Siapa ya?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Anna.
"Ini rumahnya Erin kan? Oh nama saya Arkan. Pasti kakak ini kakaknya Erin ya? Senang bertemu dengan kakak." ucap Arkan dengan sopannya.
"Oh iya ini rumahnya Erin, tapi Erinnya belum pulang. Mungkin Erin bakal lama. Tunggunya di dalam aja."
"Ah gak usah kak. Saya di luar aja."
"Gak boleh gitu. Masa pacarnya Erin nunggu di luar." ucap Anna sembari menarik Arkan masuk ke dalam rumah.
"Arkan?!" Tae tiba-tiba datang menuruni tangga sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband [END]
Ficção AdolescenteTAHAP REVISI [Bahasa no baku] "Mukanya sih cakep kagak ketulungan. Kulit putih, idung mancung, tinggi kek tiang listrik, apalagi bibirnya itu loh, ukhhh merah menggoda. Tapi sayang idiot. Idiot dan bikin gue stres. Begitulah bentukan suami gue. Cowo...