Bab 21 (Jangan siksa Tae !!)

3.7K 244 23
                                    

"Sudah papah katakan jangan pernah masuk ke kamar ibumu!! Anak durhaka tak tahu diuntung. Harusnya kamu bersyukur telah aku besarkan, tapi kamu malah ingin membunuh ibumu?!! 非常識な子供 (Anak tidak waras)." ucapnya sembari melayangkan stick golf ke arah Tae.

Tubuhnya telah dipenuhi luka, namun Tae tetap terdiam walaupun di siksa oleh ayahnya.

"Harusnya aku biarkan saja kamu mati dibunuh ibumu, dari pada harus masuk penjara dan mencoreng nama baik keluarga ini. Katakan sesuatu atau memohonlah untuk tak aku pukuli lagi!! Jangan diam saja seperti orang bisu! Apa papah akan kasihan padamu karena kamu ini idiot dan anak penurut?! Tak akan aku biarkan kamu hidup!!! Berani sekali ingin membunuh ibumu, anak durhaka!!"

Tuan Takumi terus memukuli Tae hingga ia tak sanggup untuk berdiri. Namun Tae masih saja diam tak bersuara, seakan ia rela dipukuli sampai mati.
Sikap Tae membuat ayahnya semakin geram. Mangakui bahwa dirinya yang menusuk ibunya sendiri telah membuat kemarahan Tuan Takumi meradang ditambah Tae yang hanya terdiam. Ia semakin menjadi-jadi, memukuli anaknya seakan tak ada ampun.

"Papah akan memasukanmu ke penjara dan membiarkanmu membusuk di sana setelah aku puas memukulimu. Aku menyesal merawat anak tak tahu diri."

"Jangan!!!" teriak Erin ketika melihat ayah mertuanya hendak menendang Tae dengan kakinya. " Tae lu gakpapa?" tanya Erin mendekat.

"Aww.." teriak Tae kesakitan ketika Erin memegang lengan Tae yang terluka.
Darah terus keluar dari lengan Tae yang tertusuk, membuat seluruh tubuhnya berlumuran darah.

Erin terkejut melihat keadaan suaminya. Ingin rasanya memeluk Tae saat itu, tapi tubuhnya terlihat kesakitan. Tae hanya tersenyum. Bisa-bisanya ia tersenyum disaat seperti itu. Tak bisa menahan amarahnya, Erin berdiri dan langsung merebut stick golf yang dipegang ayah mertuanya, seakan ia tak takut padanya.

"Apa-apaan ini!! Papah mau ngebunuh Tae!! Sadar pah, dia anakmu."

"Anak? Anak macam apa yang mau membunuh ibunya!!" bentak Tuan Takumi.

"Hah? A..apa?" tanya Erin tak percaya. "Itu gak benerkan Tae?" Tae tak menjawab. "Jawab gue!!" teriak Erin.

Tae mulai menatap wajah istrinya dan menganggukkan kepala.
Seketika Erin terkejut dengan apa yang diakui Tae.

"Anak seperti ini tak pantas hidup tenang." Ayahnya langsung menyeret Tae untuk di bawa ke kantor polisi.

Erin yang melihat hal itu tak bisa berbuat apa-apa. Alangkah terkejutnya ia mengetahui hal itu. Hatinya seakan tak percaya, pria polos dan penurut bak anak kecil bisa melakukan hal seperti itu. Suatu perbuatan yang tak dapat dimaafkan.
Namun, Erin langsung teringat kejadian ketika ia menemui ibu mertuanya. Wanita cantik yang terkesan lembut tapi berperilaku kasar pada Tae.

"Gue gak percaya. Pasti Tae ngelakuin itu ada alasannya. Gue gak bisa biarin dia dipenjara."

Ayahnya bersikeras ingin mempenjarakan Tae malam itu. Namun Erin terus menghalanginya. Suasana kantor polisi malam itu terasa tenang, namun langsung terasa rusuh ketika Tuan Takumi dan Erin datang membawa Tae.

"Masukkan saja anak tak waras ini ke dalam jeruji besi, tak perlu ada yang diselidiki, sudah jelas dia ingin membunuh ibunya."

"Pak polisi, saya mohon selidiki lebih lanjut. Saya yakin Tae punya alasan untuk itu." ucap Erin meyakinkan. "Seengganya biarin saya bawa Tae ke rumah sakit. Bapak bisa liat sendiri gimana keadaannya. Ini termasuk penganiayaan, orang tua macam apa yang menyiksa anaknya sampai seperti ini." sambung Erin.

Wajah Tae mulai memucat. Ia hanya bisa menyaksikan perdebatan antara istri dan ayahnya di kantor polisi saat itu. Badannya pun terlihat lemas karena kehilangan banyak darah.

My Idiot Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang