"Sumpah ya gue benci banget sama si syaiton Arkan. Rasanya pengen gue tumbalin tuh makhluk. Benci gue udah nyampe ke saraf dan sel-sel tubuh. Tapi kenapa hati gue masih ngerasa suka sama dia. Sadar Rin! Dia itu udah benci banget sama lu. Terus lu masih suka sama dia? Ah kayanya gue gak waras. Mulai sekarang gue harus ngelupain si Arkan sialan itu. Dan fokus hidup bahagia."
Erin terus saja menggerutu sendiri dan menjadi pusat perhatian di sekolah .
Hingga akhirnya ia berjalan menuju kelas dengan menelusuri lorong sekolah yang sudah mulai sepi ."Erin!!" teriak seseorang dari belakang dan terdengar suara langkah kaki yang berlari mendekat .
Dengan spontan Erin menengok ke kebelakang .
Alangkah kaget nya ia ketika melihat Tae berlari ke arahnya .
Kakinya yang panjang dengan tubuh tinggi atletis, terlihat berlari seperti seorang pangeran yang hendak menghampiri sang putri.
Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan.Wajah Tae yang terlihat gelap dari kejauhan karena membelakangi sinar matahari, kini mulai tampak. Wajahnya yang putih dan tampan seketika membuat Erin terhipnotis, seakan-akan tak bisa melepaskan pandangan nya .
"Malaikat dari surga .."
Tak terasa Tae sudah berada di hadapan Erin. Dengan wajah lugu nya ia tersenyum yang membuat Erin gemetar. Untuk kali itu ia melupakan Tae yang dianggapnya idiot.
"Ta..tae ." Ucap Erin dengan terbata-bata .
"Ini. Ambil." Tae memberikan sebuah kotak biru dihiasi pita merah .Dengan tersenyum ia memegang tangan Erin dan memberikan kotak itu di tangannya .
Tanpa bicara apapun lagi Tae langsung berlari pergi dan hilang dari pandangan Erin.
"Sumpah tuh cowok kenapa bisa ganteng amat ya ."
"Apaan nih? Baru kali ini gue di kasih kado sama cowok ganteng, tapi kenapa harus si Tae coba. Ah gapapa yang penting ganteng. Semua makhluk ganteng pasti gue suka." ucap Erin sembari melihat kotak yang berada ditangannya.
Erin mulai membuka kotak itu .
Sebatang coklat dan selembar kertas berada di dalam nya.
Surat. Ya, sebuah surat yang di tulis di selembar kertas .
'MAAFIN ARKAN YA'
*Tae :)
Ya begitulah isi surat tersebut .Erin merasa terkejut dan tak percaya. Orang idiot seperti Tae bisa menulis sebuah surat untuknya.
"Hahaha Lucu juga si Tae ya. Tapi kenapa nulis surat kaya begini 'Maafin Arkan'? Ogah gue maafinnya. Tapi si Tae peduli juga ya sama si Arkan. Gue jadi makin berasa bersalah sama sikap gue ke si Tae. Makasih Tae coklatnya. Tau aja lu gue suka coklat ." ucap Erin sambil berjalan menuju kelas.
...
Esok harinya ..
"Si Awan tumben belum jemput gue. Tuh orang kemana ya? biasanya dari subuh dah standbye depan rumah." gerutu Erin sambil melihat sekeliling rumahnya .
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Erin sudah kesal menunggu. Ia bergegas pergi ke sekolah sendiri dengan menaiki angkutan umum .
Suasana sekolah masih terlihat sepi. Hanya beberapa murid yang bisa dihitung jari berlalu lalang di sekolah.
"Gila nih sekolah sepi amat. Apa gue ke sekolah kesubuhan? perasaan dah siang. Dasar human-human pemalas, jam segini belum pada datang. Mau jadi apa dunia ini ?"
Dengan percaya diri Erin berjalan menuju kelasnya .
Kelas masih terlihat kosong. Hanya Tae yang berada di kelas dan duduk di bangkunya ."Wah lu dari subuh di sini? Orang kayak lu emang beda ya rajin nya." Ucap Erin sambil melihat Tae yang menunduk ke bawah .

KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband [END]
Genç KurguTAHAP REVISI [Bahasa no baku] "Mukanya sih cakep kagak ketulungan. Kulit putih, idung mancung, tinggi kek tiang listrik, apalagi bibirnya itu loh, ukhhh merah menggoda. Tapi sayang idiot. Idiot dan bikin gue stres. Begitulah bentukan suami gue. Cowo...