16. Jumat Berseri

131 45 7
                                    

~00~

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun wattpad ku dulu. Mwehehe..

firzariva

______

Jumat berseri merupakan salah satu program satu minggu sekali SMA Ganapati dengan melaksanakan kegiatan bersih, sehat dan religius yang dilakukan pada hari jumat. Kebetulan kelas sepuluh kebagian jadwal senam yang merupakan wujud dari program sehat itu sendiri sehingga gue sudah siap memakai kaos olahraga lengkap dari rumah.

Semua anak kelas sepuluh baik MIPA dan IPS berkumpul di lapangan basket guna melaksanakan senam pagi. Tak terkecuali kalau tidak mau di gampar oleh Pak Idris yang notabene menjadi guru BK.

Irama senam pun mulai melayang di langit-langit pagi yang cerah diiringi melakukan gerakan-gerakan teratur sesuai itungan. Semangat pagi berkobar pada jiwa remaja ini, walau masih ada beberapa anak yang tidak sungguh-sungguh melakukannya. Ada yang memilih bergerombol seraya bercakap ria ada juga yang menjahili teman yang berbaris didepan atau samping kanan kirinya.

Seperti yang dilakukan gue kali ini, sesekali menarik ekor kepang rambut Nina yang ikut bergerak ketika gadis itu melakukan pergerakan senam. Padahal Nina sudah berkali-kali meminta gue untuk berhenti memainkan kepangnya namun gue malah semakin gencar usil tatkala melihat wajah kesal Nina yang berbaris didepan gue ini.

Saat gue hendak menarik kepang itu lagi, Nina lebih dulu melotot kebelakang dan membawa kepang itu ke depan bahunya. "Sekali lagi lo narik-narik kepang gue bakalan gue aduin lo ke Pak Idris."

"Yaelah, canda kali Nin." gue tertawa menanggapinya.

"Bisa gak sih semenit aja tangan lo diem aja."

"Dari tadi diem aja kok, tangan gue gak pernah cerewet kan?"

"Maksudnya gak usah usil lagi."

"Gak bisa." gue menggeleng.

Nina menggeram jengkel, "Pak!" perempuan itu memanggil Pak Idris yang kebetulan ada dibelakang gue.

Gue berdecak kesal, "Dasar, tukang ngaduuu."

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Siska nih, usil terus kerjaannya."

Pak Idris melotot kearah gue, "Siska, jangan ribut, kalau gak saya suruh senam sendiri. Mau?"

Gue memutar malas kedua bola mata, "Siap pak!" ujar gue seraya memasang sikap hormat.

Gue pun kembali mengikuti senam tanpa merusuhi Nina lagi. Irama musik menggema di langit-langit pagi yang cerah. Butuh lima belas menit lebih kami melaksanakan senam. Tapi gue belum juga berkeringat karena tidak sungguh-sungguh.

Pak Kumpul selaku wakil kesiswaan yang biasa memberi instruksi berdiri didepan barisan anak-anak seraya memegang microphone.

"Assalamualaikum wr. wb., diberitahukan kepada seluruh murid bahwa hari ini jam pertama dan kedua tidak ada pelajaran dikarenakan ada rapat guru mengenai diadakannya penilaian tengah semester dua minggu yang akan datang." ujar Pak Kumpul.

SISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang