Ketika kegiatan kampus mereka sudah selesai, mereka berencana akan makan bersama di sebuah cafe dekat sekitar kampus. Mereka berhasil masuk ke universitas yang sama hanya saja beda fakultas.Jimin berjanji akan menjemput Mina setelah jam pulang, tetapi Jimin ada keperluan sebentar untuk menemui kating (kakak tingkat).
Mina sudah lelah berdiri lama di parkiran untuk menunggu kedatangan Jimin, tapi apa yang terbalas? Tidak ada, Mina hanya mengeluh kesal pada dirinya sendiri.
Sebenarnya Jimin ingin mengabari Mina terlebih dahulu karena dia ada keperluan sebentar, tetapi malangnya ponsel yang digunakan Jimin sudah mati, kehabisan baterai.
" Argh--kenapa Jimin lama sekali, aku udah capek banget nungguin di sini... " Benar yang dikatakan Mina ia sungguh kelelahan, di parkiran sana tak ada tempat duduk. Sebenarnya ia bisa saja mencari tempat yang lebih nyaman hanya saja ia malas harus bergerak lagi.
Tiba - tiba ada seorang pria yang menepuk pelan bahu dirinya, " Kamu kenapa sendirian disini? Lagi nungguin orang? " Tanya pria itu.
Mina menoleh sedikit kaget, " Ahh-- Ternyata kamu Jungkook. Iya, aku nungguin Jimin jemput tapi dari tadi belum muncul. " Ujar Mina memelas dan hal itu mampu membuat Jungkook tersenyum manis menampakkan gigi kelincinya.
" Mau kuberi tumpangan? Daripada nungguin bang Jimin yang tak kunjung dateng? " Tawarnya.
Mina mengangguk kecil kepalanya, " Iya juga sih... Lagian aku juga udah capek berdiri disini... " Jawab Mina.
Jungkook bergerak melangkahkan kaki ke arah motor miliknya yang terparkir lalu menaikinya, " Yuk, langsung naik aja. " Tawarnya sekalian memberikan helm yang kebetulan pria itu membawa helm lebih.
Mina memakai helm dan langsung naik ke atas motor. " Let's go, kuki! " Seru Mina semangat sedangkan Jungkook hanya terkekeh geli mendengar nama panggilan lucunya.
Jungkook adalah mahasiswa jurusan manajemen juga sama seperti Mina. Mereka juga sekelas, makanya mereka terlihat akrab.
Dan paling penting Jungkook itu adalah teman Mina sewaktu kecil, namun kelulusan saat SD Jungkook pindah ke luar kota dan ntah hal apa yang mendorong pria itu kembali bersekolah dikota lamanya.
Tak masalah, jikalaupun Mina tak tau alasan kepindahan dan kedatangan Jungkook tetap saja Mina merasa senang kalau teman kecilnya bisa bersama dengannya lagi.
Disepanjang perjalanan mereka banyak bicara, saling bertukar cerita seperti biasanya. Jungkook tipikal orang yang banyak bicara, hal random juga bisa saja di angkat menjadi topik. " Mina, mau singgah makan gak? " Tanyanya ke Mina.
Mina tak bisa mendengar jelas apa kata dari pria itu lalu ia memajukan kepalanya dan bertanya ulang. " Kamu ngomong apa barusan? Aku gak bisa jelas dengernya. "
Angin jalanan menerpa mereka terlalu kencang sehingga membuat pembicaraan mereka menjadi terganggu dan kadang kala bisa ada kesalahan komunikasi, hasilnya Jungkook menghentikan motornya ditepian jalan agar pembicaraan yang mau ditanyakan menjadi nyambung.
" ... Aku bilang, mau singgah makan gak? " Mina sontak mengangguk kepalanya.
" Oke, kita pergi ke tempat langganan aku aja. " Lanjut Jungkook sembari menyalakan mesin motornya kembali.
***
Disisi lain,
Jimin menghela napas lega, " Akhirnya sampai, fyuh-- " Ujarnya sembari mematikan motor dan memarkirkan motornya di parkiran tempat biasanya ia menunggu Mina.
" Kok jam segini belum keluar sih? Atau udah pulang duluan? "
Kemudian Jimin berinisiatif menelfon Mina namun gadis itu tak bisa dihubungi, tadinya ponsel Jimin memanglah habis baterai tetapi saat ia bertemu dengan kating ia meminjam powerbank.
Pandangan Jimin terfokus pada seorang pria yang barusan saja keluar dari kelas, kalau tak salah pria ini bernama Taehyung teman sekelas Mina yang sangat aktif dalam organisasi dan kebetulan ia ketua himpunan makanya ia pulang lebih lambat dari mahasiswa lainnya.
Jimin menghampiri Taehyung yang sedang menyalakan motor maticnya. " Hai, Tae? " Sapa Jimin sopan.
" Hi, ada apa? " Tanyanya pada Jimin yang menurutnya Jimin adalah orang asing, karena Jimin bukan dari fakultas itu. Jimin mengenali Taehyung juga karena banyak yang membicarakannya di kampus, ketua HIMA yang tampan." Kamu temannya Mina kan? " Taehyung mengangguk iya, " Apa kamu ada melihat dia? Atau mungkin dia sudah pulang lebih dulu? " Sambungnya bertanya.
" Tadi sih saat aku ke parkiran mau mengambil barang tertinggal, aku lihat dia pulang dengan Jungkook. " Jelasnya.
" Ouh--begitu ya, thanks ya infonya. " Ujar Jimin dengan menepuk pelan bahu Taehyung yang kemudian di balas dengan senyuman.
Jimin tidak langsung pergi tetapi ia duduk sebentar di atas motor lalu melihat kepergian Taehyung yang lebih dulu meninggalkan parkiran.
" Kenapa kamu gak bisa nunggu sebentar sih? Argh--sial! " Gumam Jimin kesal pada dirinya maupun Mina.
Jadi, Jimin memutuskan lebih baik ia langsung ke rumah Mina saja untuk meminta maaf atas keterlambatannya lalu mengajak gadisnya pergi makan.
" Sebaiknya aku pergi dari sini. "
Jimin langsung melajukan motornya menuju rumah Mina dengan rasa sedikit kesal karena Mina telah pulang dengan Jungkook dan itu bukan dirinya. Ia cemburu.
Dasar Jungkook!
Kini mata Jimin sedikit memerah karena sedari tadi menahan kesalnya, bisa saja ia sudah menangis karena menahan kesal tetapi terpaan angin cukup yang mengenai wajahnya membuat matanya mengering.
Ia sungguh kesal, saat tau rumah Mina kosong yang menandakan bahwa Mina belum pulang.
Rumah sepi tak berpenghuni, bukannya langsung pulang Jimin masih menunggu. Ia duduk dilantai teras rumah Mina.
Ia terus mencoba menghubungi Mina dan membuka pesan yang sudah ia kirim ke Mina belum sama sekali dibaca. Yang ia lakukan sedari tadi tak ada hasilnya. Ia mencoba sabar tapi mengapa hatinya begitu perih bagai teiris?
Jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance (ft. Jimina) [ END ]
Teen FictionSudah selesai tahap revisi! Menolak pernyataan cinta seorang pria yang tulus mencintainya. Gadis bernama Mina ini juga mencintai lelaki tersebut, namun karena ia telah memiliki seorang kekasih. Jadi, ia menolaknya. Pernyataan cinta untuk kedua kali...