Sudah selesai tahap revisi!
Menolak pernyataan cinta seorang pria yang tulus mencintainya. Gadis bernama Mina ini juga mencintai lelaki tersebut, namun karena ia telah memiliki seorang kekasih. Jadi, ia menolaknya.
Pernyataan cinta untuk kedua kali...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh. Biasanya jam segini Mina sudah tertidur pulas walaupun banyak yang mengganggunya sekalipun tak akan mempengaruhi ia saat tidur. Ada hanya satu, saat mengkhawatirkan seseorang terutama Jimin.
Oknum bernama Jimin ini sekarang tidak pulang ke rumahnya, sebab ia di ijinkan menginap oleh Mina. Ia khawatir jika Jimin pulang dalam kondisi hujan deras begini dan pria itu tak membawa kendaraan, saat pergi ke rumah Mina ia diantar oleh Suga dan Hoseok.
Lagi pula mendatangi rumah Mina juga idenya mereka berdua.
Mina masih tidur dalam gelisah, lebih tepatnya banyak bergerak memposisikan tubuhnya di posisi yang nyaman dan memaksakan mata untuk terpejam. Nihil.
Matanya terbuka lebar dalam posisi tidur telentang. Ia menyibak selimut yang menutupi setengah badannya tadi. Ia keluar dari kamar tak lupa membawa selimut serta bantal. Gadis itu bukan mau tidur di luar tetapi ia mau memberi bawaannya pada Jimin.
Sesampainya di sana ia menatap datar Jimin yang sudah tertidur melengkung di atas sofa. " Jim... Ini bantal sama selimutnya. " Mina menggoyangkan pelan tubuh Jimin.
" Jiminn... " Panggilnya sekali lagi.
Kedua tangan Mina terulur mengangkat kepala Jimin untuk menyelipkan bantal di sana lalu menyelimuti tubuh Jimin yang sudah dingin seperti es. Mina mendengus kesal, cuma karena ini saja ia tak bisa tidur semoga sehabis melakukan kebaikan ini ia bisa tidur dengan tenang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat bangkit berdiri dari jongkoknya ia membungkukkan sedikit tubuhnya, wajahnya mendekati telinga Jimin. " Kenapa sih kamu suka bikin aku khawatir, aku kesal. Padahal aku tak mau khawatirin kamu-- " Bisiknya lalu melenggang pergi ke kamarnya.
Ia merebahkan tubuh di atas ranjang empuknya, menarik selimut menutupi tubuhnya yang mulai bergidik kedinginan. Memejamkan mata dan berdoa semoga ia bisa tertidur di malam ini.
Namun apa daya di saat jam menunjukkan pukul dua subuh ia terbangun kembali. Di liriknya sebentar jam, " Masih subuh, kenapa sih kebelet pipis hadeh kenapa gak pagi aja. Ngantuk aku tuhh-- " Keluhnya.