S1 : Reason

435 98 29
                                    

Upacara telah berakhir, gue memutuskan untuk kembali ke kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Upacara telah berakhir, gue memutuskan untuk kembali ke kelas. Sebenarnya gue gak mau kembali ke kelas, hanya saja sahabat gue yang menyuruh maka gue lakuin. Mau gak mau gue harus nurut--

Sesampainya di kelas, gue hanya duduk dalam diam saja sembari memperhatikan seisi kelas sampai ke pojok-pojok ruangan tetap saja tak ada satupun dari mereka,  di dalam kelas ini hanya ada banyak manusia gesrek semua.

" Mereka berdua pada kemana sih, katanya nungguin gue?... "

Pas gue lagi sibuk mendumel dalam benak, mereka berdua muncul dari ambang pintu kelas kemudian menghampiri gue.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul, mereka berdua Dahyun dan Jihyo yang merupakan sahabat gue, kita bertiga sudah berteman sejak kecil bahkan keluarga kita saja saling mengenal satu sama lain.

Jadi kita itu sudah seperti adik kakak---

Yang tertua di antara kami itu Jihyo, dia sangat cerewet. Jika dia sudah bicara, maka tak ada tanda titik maupun koma saat bicara. Tak ada jedanya.

Sedangkan Dahyun termuda diantara gue dan Jihyo, gue jadi anak tengah. Dahyun itu paling kalem diantara kita berdua namun kadang kala juga bertingkah aneh.

" Lo berdua dari mana aja, katanya nungguin gue? Btw gue kangen nih ahaha... " Ejek gue pada mereka.

" Habis dari toilet. Kita dari tadi nungguin lo cuma karena gue udah kebelet jadinya gue ajak Jihyo deh ke toilet bentar-- " Jelas Dahyun.

" Dih-- jangan sok kangen, baru ditinggalin berapa menit doang dahal. " Sindir Jihyo ke gue.

" ... Eh-- maksud gue lo tadi pura-pura sakit trus lo ninggalin kita berdua, lo anjir banget ye ... " Gue menatap malas Jihyo yang banyak bicara.

" Tapi tadi gue beneran sakit cuma pilek doang, sebenarnya gak ada niat mau kesana tapi anak PMR nyamperin gue. Pilek gue gak bisa diajak kompromi jadi gue iyain aja pas ditanya-tanya mereka haha.. " Tutur gue.

" Sorry ya, sahabat gue yang paling cantik pinter dan baik buanget!!  " Sambung gue. Terus gue iseng menoel dagu mereka.

" Hmm--  sudah kudagu... " Kepala Jihyo mangut - mangut.

Dahyun menoyor jidat Jihyo, " Kuduga sat bukan kudagu! " Ujar Dahyun tak santai memperbaiki kalimat Jihyo.

" Lah itu dia maksud gue hehe-- " Jawab Jihyo cengengesan.

" Sama aja lo boong, lo tetep kita cap boong karena ninggalin kita berdua pokoknya gak ada alesan titik. Dasar banyak ngelesnya.. " Gue terdiam mendengar ocehan tersebut.

" Aduh gimana ye jelasinnya? Gini deh-- tadi ntu gue kan meler nah tisu gue sisa sehelai jadi mau gak mau dong kesana biar aman. Emang mau baju kalian gue jadiin lap ingus?? "

" Iyain aja dah yaa buat nih anak, Yun??  "

" Yoi banget mbak bro! "

" Enak banget ya lo manggil gue kaya gitu, mulai sekarang lo berdua panggil gue Jihyo nan cantik and rupawan.. Okei?! "

" Jijik banget gue dengernya Yo ahahaha! Btw dari pada kita berantem gak jelas mending ngantin aja brodi? Gue laper nih--  " Ajak gue agar adu mulut yang terjadi ini dapat menemukan ujungnya.

" Bentar dulu, tadi lo sms bilang kalo gue ganggu tidur lo kan? Emang seindah apa mimpi lu? " Tanya penasaran Jihyo.

" Gue mimpi lagi dicipok ama Juki. " Jawab gue asal, soalnya gue kesel banget Jihyo hentiin tujuan utama gue. Perut gue sudah demo minta makan.

Prakkkk...

" Argh! Dahyun, sakit tau! " Keluh gue kesakitan, Dahyun dengan seenaknya memukul kepala gue dengan buku tebal miliknya.

" Yaa maaf-- habisnya gue kaget. Reflek denger jawaban lo, masa iya lo di cipok ama kang Juki si tukang cilok. Mulai sekarang lo jangan beli ciloknya di depan rumah okay? Mungkin gara-gara lo keseringan jajan jajanan dia makanya bisa jatuh cinta kan?! " Cerocos Dahyun tak jelas.

Tangan gue tergerak menyentuh dahi Dahyun " Lo gak demam, tapi agak miring mungkin karna lo keseringan sama Jihyo kan?? " Sindir gue, mata Jihyo melirik sinis ke arah gue.

" Yang gue maksud dimimpi itu Jungkook BTS bukan kang Juki tukang cilok, bego! " Sambung gue kesal.

" Enak aja gua miring, lo aja njir! " Sambar Jihyo yang memanas gegara gue.

" Owh.. Ternyata gue salah sangka... " Dahyun cuma bisa cengengesan saja.

" Au ah.. Ayo buruan ke kantin cacing di perut gue udah pada demo minta makan-- " Ujar gue menggosok perut yang mulai keroncongan.



***



Kita pun pergi ke kantin bersama, sesampainya di sana kita langsung memesan tiga porsi mie instan dan minuman soda. Mie dan es soda merupakan favorit kita bertiga.

 
" Hari ini gue yang bayarin, pesen aja yang mau lo makan. " Tawar gue sedikit sombong.

" Mina, tumben baik? Atau mungkin karena ada maunya? " Ujar Jihyo tersenyum miring.

" Kagak ada niat apa-apa kok, gue cuma mau bersedekah ke sahabat gue  yang dabest ini..." Jawab gue antusias.

" Sok lo, lagian tiap hari yang traktir juga gue. Lo mah sayang banget ngeluarkan sepeser duit pun-- " Celetuk Jihyo.

" Bener tuh! " Dahyun dengan polosnya mendukung Jihyo dari pada gue.

Gue tak terima tentunya, " Lo juga sama, Yun! " Kata gue dengan menunjuk wajah Dahyun sembari tertawa lebar.

Selama kita berbincang-bincang sembari menikmati makanan, seketika terdengar suara pria menyebut nama gue dan membuat gua menoleh ke bekalang untuk menemukan sumber suara.

" Minaa.. " Panggilnya.

" Iya?"  Jawab gue sontak menatap wajah sang lawan bicara.

" Gue mau ngomong bentar, tapi gak disini. Yuk ikut gue sebentar aja? "

"  Ah.. Iya. Guys gue tinggal bentar ya-- " Pamit gue ke mereka berdua.

" ... Iya, jangan lama-lama. " Dahyun melambaikan tangannya.

Dan gue pun pergi meninggalkan kantin bersama pria itu, sementara teman-teman nungguin gue di kantin sambil menikmati sisa makanan mereka yang belum terselesaikan.


















Second Chance (ft. Jimina) [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang