Berjalan di lorong yang lumayan banyak orang yang berlalu lalang. Jimin tetap berjalan ke arah tujuannya menuju ruangan latihan bernomor tujuh, setiap di lorong gedung ini memiliki nomor disetiap pintunya. Ada yang menyapa Jimin tetap ia jawab walau kakinya tak berhenti melangkah.
Sesampainya di sana ia membuka langsung pintu tanpa ba-bi-bu lagi. Wajah Jimin tak menunjukkan ekspresi apapun, ia sedang kesal karena waktu makan bersama Mina terkacaukan kembali sama seperti beberapa waktu lalu. Seperti terasa di kejadian lalu.
" Kenapa kamu manggil aku ke sini? " Ketus Jimin.
Seulgi masih menatap Jimin dengan senyuman miringnya, " Jangan bertele-tele, intinya saja udah gak ada waktu lagi nih buruan! " Desak Jimin.
" Gak ada waktu sama aku tapi ada waktu untuk berduaan sama Mina gitu Jim? "
Jimin tertegun, apa yang di katakan Seulgi benar ia tak ingin berlama-lama dengan gadis ular ini dan lebih memilih kembali bersama Mina lagi walau dengan status yang berbeda. Pria itu masih dalam diam menatap tajam Seulgi.
" Kenapa? Bukannya kalian cuma temenan kan? Ada kesempatan dong buat aku? "
" Gak ada! "
" Aku akan nunggu Mina kapanpun, camkan itu seulgi! " Sambungnya.
Seulgi malah tertawa dengan kencang, ia meremehkan perkataan Jimin. " Mau sampai kapan emang, yang ada tuh kamu gak bakalan di terima Mina lagi karena dia kalau udah berasa di sakiti gak bakalan balik lagi! Hahahaha-- "
" Walaupun itu benar adanya, aku gak akan berpaling sama siapapun termasuk kamu! " Tunjuk Jimin ke arah wajah Seulgi. Gadis yang di tunjuk merasa tak suka, ia mendekatkan jaraknya satu langkah.
" Oke kita lihat sehabis ini-- "
Kedua tangan Seulgi memegang kerah pakaiannya, Jimin merengut bingung akan hal yang di lakukan Seulgi. Ia takut apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh gadis ular itu.
Seulgi mengenakan pakaian kemeja dengan bahan yang tipis hingga mudah robek dalam sekali hentak. Kini ia merobek lengan baju kirinya.
" Jangan macam-macam kamu! Di sini ada cctv Seulgi! "
" Sudah ku matikan, tenang gak ada yang tau kok hahaha.. " Tawa liciknya.
Ia memajukan langkahnya mendekati Jimin, langkah Jimin terus mundur hingga menabrak dinding ruangan. Gadis di hadapan nya malah tersenyum bangga akan tindakannya, ini membuat Jimin ngeri menatapnya. Senyuman dan tatapan itu sangat menyeramkan bagai bukan melihat Seulgi yang lugu saat pertama kali ia jumpai.
" Stop disitu, tolong bicarakan apa yang mau kamu sampaikan jangan melakukan tindakan gila ini! "
" Gak akan sampai kamu mau terima aku jadi pacar kamu! Kalo gak? Aku bakalan robek sampai semua kancing ini akan berhamburan jatuh! " Ancamnya dengan tangan masih memegang kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance (ft. Jimina) [ END ]
Teen FictionSudah selesai tahap revisi! Menolak pernyataan cinta seorang pria yang tulus mencintainya. Gadis bernama Mina ini juga mencintai lelaki tersebut, namun karena ia telah memiliki seorang kekasih. Jadi, ia menolaknya. Pernyataan cinta untuk kedua kali...