Chapter 07.

4.5K 316 13
                                    

"Bunda sama mamah udah pulang,sekarang gantian aku yang jagain kamu." Jawab Harish.

"Lah,bapa ko manggilnya 'aku - kamu' gitu sih.geli tau pa saya denger nya." Biasa galak juga.

"Terus,saya cuma punya bunda satu gaada 'mamah'?!." Lanjut mega.

"Penting banget bahas ini sekarang?."

"Bapa nyebelin tau ga? Saya nanya malah ditanya balik!!." Ucap Mega,

"Kamu lucu.biasa nya kan kamu kalau lagi manja pasti nyebut diri kamu 'ega'.ini mau sok sokan pake 'saya'."

Mega hanya memutar bola matanya malas.

Jujur,itu adalah kata kata terpanjang yang pernah Mega dengar dari kepala sekolah barunya.

Karena biasanya kepala sekolah barunya akan berbicara panjang pada saat menyampaikan amanat saja.

Selebihnya,garing abis.

"Kamu mau tau kenapa saya ada disini?."

"Gak."

"Bener?."

"Yah."

"Yakin?."

"Bapak berisik tau gak?saya itu lagi sakit pak.kenapa sih saya harus ketemu cowok macem bapak?!."

Harish hanya menatap Mega sambil tersenyum.cowok itu mengusap puncak kepala Mega sayang.

Mega yang terkejut diperlakukan seperti itu hanya menduduk malu.tapi sebisa mungkin ia menutupinya dengan menanyakan keberadaan bundanya.

"Tadi katanya ga mau tau."

"Bapa kenapa sih?saya nanya salah.saya ga nanya juga salah."

"Emang kamu mau apa?." Tanya Harish mengalihkan pembicaraan.

Mega diam.

"Kamu mau ke kamar mandi?."

Mega mengangguk malu malu.

"Yaudah ayo sama saya,saya bantuin."

Pernyataan itu - ralat - lebih tepatnya tawaran itu membuat mata Mega menatap galak ke arah kepala sekolahnya itu.

Dia udah gila apa?.

"Kenapa? Kamu malu? Udah ayo.lagian kamu kan calon istri saya.ngapain malu sama calon suami sendiri." ucap Harish santai.

"What? Bapa calon suami saya? Jangan mimpi deh pak." Balas Mega masih tak percaya.

"Kamu ga percaya?."

"GAK!."

Harish menghela nafasnya sebelum menatap Mega dengan intens untuk selanjutnya menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Mega yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah sendiri.kali ini dia tidak bisa menyembunyikan semburat merah yang tercetak jelas di pipinya.

"Kamu kenapa? Pipi kamu merah begitu?." Tanya Harish yang pura pura tidak tahu bahwa gadisnya itu sedang salah tingkah.

"Apaan deh pak!." Elak Mega memalingkan wajahnya.

"Oke oke serius.kamu pernah mendengar tentang kamu yang akan dijodohkan?." Tanya Harish  serius.

"Pernah."

"Terus kamu udah tau siapa calon suami kamu?." Tanya Harish lagi.

"Gak."

"Saya calon suami kamu." Ucap Harish sarkas yang membuat bola mata Mega membulat sempurna.

Baru saja Mega hendak protes,tiba tiba saja pintu kamar inap nya terbuka.dan menampilkan sesosok lelaki berkarisma berjalan mendekati nya.

✓THE HEAD MASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang