Saat ini Mega dan Harish sedang duduk berdua di sebuah cafe. Setelah Berjam jam berbelanja di salah satu mall pusat kota.
Tenaga Harish terkuras habis setelah menemani Mega berbelanja.
Berbeda dengan Mega yang dengan santainya meminum milk shake Oreo ice - nya.
"Bapak Cemen banget sih. Baru nemenin ega 4 jam doang. Udah ngeluh." Cibir Mega.
Harish hanya menatap Mega datar, Harish bingung dengan pemikiran gadis di hadapan nya ini.
Bagaimana mungkin 4 jam dihabiskan dengan hanya berkeliling tanpa membeli barang satupun.
"Pak ini modelnya bagus,tapi Ega ga suka warnanya terlalu girly."
"Pak liat deh,bagus ga? Tapi warna nya jelek."
"Pak itu lucu yaa,tapi-"
Pak ini lah itu lah.
Harish hanya pasrah mengikuti semua kemauan gadis di hadapan nya ini.
Bahkan sampai saat ini pun gadis
didepannya itu masih mengoceh batapa buruk nya sepatu di mall tadi.Harish hanya beberapa kali menanggapi omongan gadis itu.
Mungkin hanya "hmm" "iya" "ah,masa" dan jawaban singkat lainnya.
"Pak,jawabnya jangan gitu dong!!." Rengek Mega.
"Gitu gimana?."
"Yaa gitu,hmm,iya,oh. Masa gitu doang?."
Harish hanya menatap Mega yang sibuk mengoceh.
Seperkian detik selanjutnya Harish maju mendekati wajah Mega yang masih sibuk mengoceh. Hampir tidak ada jarak diantara wajah mereka.
Mega yang terkejut dengan perlakuan Harish refleks menghentikan ucapannya.
"Kan diem." Ucap Harish mundur sambil mengelus puncak kepala Mega lembut.
Mega hanya diam mendapat perlakuan manis seperti itu. Bibirnya maju beberapa senti karena kesal dan terkejut di waktu bersamaan.
"Jangan sok imut, saya gemes bisa bahaya." Bisik Harish kemudian.
***
"Bunnn." Rengek Mega setiba nya dirumah.
"Apa sayang?." Balas Rani yang menunggu kepulangan anak dan calon menantunya.
"Harish,Mega ga macem macem kan disana?." Tanya Rani pada Harish.
"Ga ko bun." Jawab Harish tersenyum.
"Lho Meg,belanjaan kamu mana?." Rani mengedarkan pandangan nya mencari sesuatu.
Baru saja Mega hendak menjawab tapi sudah dipotong terlebih dahulu oleh Harish.
"Dia ga belanja apa apa Bun, hampir 4 jam kita keliling mall bolak balik masuk keluar toko tapi Mega malah ga beli apa apa." Adu Harish pada Rani.
Rani yang mendengar cerita Harish hanya tersenyum geli, memang seperti itu kelakuan anak semata wayang nya. Suka plin plan.
"Apaan sih pak, ngadu ngadu gitu. Bunda juga udah tau kali wlee." Ejek Mega pada Harish.
"Megaa,kamu masih panggilHarish dengan sebutan bapak?." Tanya Rani mendengar panggilan Mega pada Harish.
"Kenapa emangnya?." Tanya balik Mega.
"Kamu nih kebiasaan, orang nanya malah di tanya balik." Omel Harish yang mendengar pertanyaan Mega.
"Dih,bodo. Suka suka Ega lah."
"Mega, omongan nya ih." Tegur Rani.
Mega hanya cemberut ditegur oleh bundanya.
Bundanya saat ini lebih membela calon menantunya dari pada anaknya sendiri.
Huft.
"Sudah sudah, Harish ayo masuk kita makan malam dulu." Tawar Rani.
Mega menghentak kakinya kesal sambil mengikuti langkah Harish dan Rani yang terlebih dahulu jalan didepannya.
"BUNDA!! BUNDA UDAH GA SAYANG EGA LAGI YA!!." Mega tiba tiba berteriak kesal karena melihat kedekatan antara Harish dan bundanya.
Sontak, langkah Harish dan Rani terhenti setelah mendengar teriakan Mega di belakang nya.
Saat mereka berdua menoleh, Mega sudah terlebih dahulu lari naik ke atas kamarnya.
"Kamu yang sabar ya ngadepin tingkah Mega nanti." Ucap Rani kepada Harish.
Harish masih menatap Mega tidak percaya.
Bagaimana mungkin Mega cemburu dengan nya karena ia dekat dengan bunda?.
***
TBC
____________________________________
Follow Ig : ope.pey
KAMU SEDANG MEMBACA
✓THE HEAD MASTER
Romance"Dasar kepala sekolah gila, sinting, ga waras." Gerutu Mega pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Harish. "Kamu ngatain saya?."