Chapter 17.

2.8K 165 0
                                    

Acara sudah selesai sejak sejam yang lalu. Mega dan teman teman nya memutuskan pergi ke studio foto untuk mengambil beberapa kenangan mereka sebelum benar benar berpisah.

Terlihat max,bram, dan Steve beberapa kali menampilkan tampilan bodohnya di depan kamera.

Hal itu membuat Mega dan lainnya merasa tidak nyaman. Kelakuan mereka membuat Mega,Aurel, dan Nana jadi merasa berat untuk berpisah dengan mereka.

Masing masing dari mereka sudah mempunyai rencana akan melanjutkan studi dikota impian mereka.

Max dan Bram akan ikut senior mereka ke Sulawesi untuk pelatihan militer.

Aurel akan terbang esok ke negara Prancis. Melanjutkan di  La-Chaux-de-Fonds Art School untuk mewujudkan impiannya menjadi desainer ternama.

Nana dan Steven berencana melanjutkan studi di Yogyakarta.

Sedangkan Mega? Dia akan tetap stay di kota kelahirannya, karena apa? Karna sebentar lagi dia akan menikah.

Untuk masalah kuliah. Entahlah.
Terserah orang tua dan suami nya saja nanti.

Suami? Memikirkan nya saja sudah membuat bulu kuduk Mega merinding.

"Mega!." Teriak max yang melihat Mega sedari tadi melamun.

"Eh iya, kenapa max?." Mega yang terkejut ketahuan melamun menggaruk tengkuk kepala nya yang tidak gatal.

"Jangan ngelamun aja Meg, kita tau ko Lo ga mau pisah dari kita kan?." Ucap Bram menaik turunkan alisnya berusaha mencairkan suasana yang sedikit awwkard.

Mega mengabaikan candaan bram. Lalu beralih menatap aurel.

"Rel, gimana hubungan Aurel sama Andri nanti kalau Aurel ke Paris?."

Aurel tersenyum mendapat pertanyaan seperti itu. Ia memegang kedua pundak Mega lalu menatap nya lekat.

"Meg, lo inget moto Lo kan?."

Mega mengangguk.

"Gue akan ingat selalu moto Lo itu Meg, kalau andri jodoh gue walaupun ada beribu-ribu bahkan berjuta-juta yang merebutnya Andri bakal jadi milik gue juga meg." Aurel menghela nafasnya pelan.

"Gue yakin ko Meg sama moto lo itu, masa sama moto sendiri kurang yakin?." Lanjut Aurel.

Sejujurnya Mega mengatakan hal itu karena ia tak mau ditinggal Aurel. Sahabat terbaiknya.

Banyak yang sudah diberikan oleh Aurel, sedangan Mega? Sudah berapa banyak yang ia beri untuk Aurel? Tidak ada.

Mega menatap Aurel berkaca kaca. Aurel yang melihat hal itu hanya terkekeh.

"Cemen banget sih Lo. Gue cuma 4 tahun kali Meg. Ga lama lama amat."

"Tapi Ega bakal kangen sama Aurel." Balas Mega sambil memeluk Aurel erat.

Yang lain hanya menatap mereka berdua terharu. Padahal masih ada 20 menit lagi untuk mereka photo shoot.

Tapi karena acara nangis menangis jadilah waktu mereka untuk berfoto sudah habis.

Setelah membayar tagihan studio. Mereka bergegas keluar studio. Pasti keluarga mereka sekarang sedang cemas menunggu kedatangan putra putrinya.

Sebelum Mega hendak masuk kedalam mobil, ia sudah lebih terlebih dahulu melihat mobil Alex yang berada tak jauh dari mobil max.

Jadi Mega bergegas menghampiri Alex yang masih menatapnya tajam.

"Eh, sebentar ya."

"Mau kemana Lo Meg?!." Teriak Bram.

"Calon penganten mah beda." Celetuk Steve.

Max hanya diam menatap kepergian Mega.

Mega tak menggubrisnya, ia tetap berjalan lurus ke arah mobil alex.

"Syutttt, diem bram. Mega mau nyamperin calon suaminya." Tegur Nana yang sedari tadi memperhatikan Mega berjalan ke arah Harish.

Memang ke -5 sahabatnya itu sudah mengetahui bahwa Mega dijodohkan oleh Harish. Jadi mereka tidak terkejut lagi.

Mereka masih menyaksikan bagaimana Mega dan Harish berbicara. Sampai pada Mega kembali kepada mereka untuk meminta maaf karena tidak bisa pulang bersama.

Aurel dan Nana tersenyum mengerti.

Beda dengan max, Steve dan bram. Wajah mereka terlihat tidak terima Mega ikut bersama kepala sekolah itu.

"Eh para fucekboi, biasa aja kali mukanya. Ga terima amat gue jalan bareng calon. Hehe." Kekeh Mega melihat ketidaksukaan yang sangat terlihat pada wajah para sahabat nya.

"Yeeee kalau gue sih biasa aja Yoo." Elak Bram.

"Apalagi gue, " ikut Steve.

"Kalau Lo max? Gimana?." Tanya Mega kali ini.

"Gimana apanya?." Tanya balik max jutek.

"Gue ga papa kan jalan sama calon gue?." Tanya Mega hati hati.

***

Mega menghampiri mobil Harish yang tidak terlalu jauh dari mobil max.

"Ngapain?." Tanya Mega sesampainya dihadapan Harish.

"Ayo ikut saya." Balas nya datar.

"Kemana?." Alis Mega tertaut bingung.

"Kita nyari baju, buat nanti malam lamaran kamu." Jawabnya masih datar.

"Malam? Apa ga kecepatan?." Tanya Mega.

"Saya hanya diperintah oleh bunda dan ibu saya." Harish menghela nafasnya pelan.

"Lagian,saya ga mau kamu keburu di ambil orang." Lanjutnya.

Blush, njirr pipi gue merah ga ya?.

"Emm, y-yauda saya pamit ke temen temen saya dulu." Ucap Mega kikuk.

Harish hanya mengangguk lantas menunggu Mega di dalam mobil.

***

TBC

_________________________________

Maaf kalau aga gimana gituuu. Masih belajar juga.

✓THE HEAD MASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang