Chapter 10

3.3K 220 0
                                    

Generasi Micin

Bramantyo menambahkan anda,nana,aurel,Steven ,dan Maxime.

Staven : grup apa nih Bram? Share bokep?.

Maxime : Heran gue sama kidz zaman present tense,bokep Mulu yang dipikirin.

Steven : Ya kan cuman nanya,Malu bertanya sesat dijalan.

Maxime : Kalau nanyanya gitu,mending sesat di jalan aja.

Bramantyo : tetaplah di jalan setan.

Nana : kalian mikirin bokep? Emang bokep mikirin kalian?.
Nana : padahal bokep ga pernah mikirin kalian:(

Aurel : yaelah na,baru aja join.udah ngebucin aja.

Nana : ngebucin itu salah satu proses dalam hidup yang jika tanpanya hidup terasa hambar.

***

Mega menghela nafasnya pelan sebelum melempar handphone nya ke atas kasur.

Mega heran pada dirinya sendiri,bagaimana mungkin dia tahan berteman bertahun tahun dengan mereka?.

Mega hanya geleng-geleng kepala sendiri mengingat nya.

Tiba tiba tenggorokannya terasa haus.

Baru saja Mega hendak berdiri,untuk turun ke bawah tetapi panggilan di telfon membuatnya langkahnya.

Pak Harish is calling.

Mega mengerutkan dahinya, "Ngapain dia nelpon malam malam gini?."

"Angkat jangan ya? Ah gausah deh males juga."

Akhirnya Mega mengabaikan panggilan tersebut,sampai Mega kembali ke kamar pun handphone nya masih berdering menandakan panggilan masuk.

"Ya ampun,tuh om om tua ngapain masih nelponin gue sih?!."

Karena kesal,Mega menonaktifkan handphonenya.agar Harish tidak menelpon nya lagi dan lagi.

Selang beberapa menit, seseorang datang mengetuk pintu kamar Mega.

Mega yang merasa mulai ada yang ganjil hanya menatap bundanya yang sekarang sedang berdiri di depan kamarnya sambil menyilang kan tangan.

"Kenapa Ega ga jawab panggilan dari Harish?." Tanya bunda to the point.

"What?? Ega ga salah denger kan? Bunda nyuruh Ega buat jawab panggilan dari Harish?! No!." Tolak Ega langsung.

"Mega!!dia itu calon suami kamu! Jadi mulai sekarang kamu lebih perhatian ke dia!." Perintah bunda.

"Bunda apaan sih!Ega ga mau Bun! Lagian dia udah gede,ngapain perlu Ega perhatiin!."

"Megaa!!!." Rani menyebut nama putrinya penuh dengan penekanan.

"Tapi bun-"

"Egaa."

"Iya iyaa,nanti Ega angkat telponnya." Ucap mega masih dengan muka cemberut.

Rani langsung tersenyum mendengarnya.

"Nah gitu dong,itu baru anak bunda." Kata bunda sambil mengelus puncak kepala Mega lembut.

"Yaudah,bunda balik lagi ke kamar ya."

"Iya," balas Mega singkat.

Setelahnya Rani membalikan tubuhnya untuk pergi dari hadapan Mega.

Setelah kepergian bundanya mega menghentak hentakan kakinya kesal.

"Berani beraninya Lo ngadu ke bunda!!awas aja om om tua!!gue bales baru tau rasa lo!!." Ucap nya kesal.

Mega tercengang saat mendapati handphone nya terdapat notifikasi 27 panggilan tak terjawab dari pak Harish.

"Ah ini gila! Terus gue harus apa?telpon balik gitu? Ewhhh engga banget!!."

"Tapi nanti di omelin sama bunda. Telpon ga yah? Telpon aja deh,kasian bunda udah marah marah tadi."

Akhirnya Mega memutuskan untuk menelpon Harish balik,ia tidak mau jadi anak durhaka karena sudah membohongi bundanya.

Tut.

Panggilan pertama.

Tut.

Panggilan kedua.

Barulah saat panggilan ke tiga lelaki itu mengangkat.

Baru saja Mega ingin mengatakan 'halo' tapi sudah di selang duluan oleh Harish.

"Kamu kemana?saya khawatir karena sedari tadi kamu tidak menjawab panggilan dari saya!."

Mega terdiam beberapa saat, pa Harish khawatir sama gue?.

"Halo Mega? Kamu dengar saya kan?."
Ucap seseorang di seberang telpon.

"I-iya pak." Mega yang tersentak kaget menjawab kikuk.

"Kamu kemana?saya khawatir sama kamu?." Tanya Harish masih dengan pertanyaan yang sama.

"Ega engga kemana mana kok pak."

"Terus? Telpon saya kenapa kamu abaikan?."

"Yaah,Ega males aja!." Jawab Ega ogah ogahan.

Terdengar di ujung sana Harish menghela nafasnya.mega yang mendengarnya seperti helaan nafas pasrah jadi merasa bersalah.

"Pak?." Panggil Mega.

"Iya?."

"Bapak capek ya?."

"Iya."

"Cap-" ucapan Mega Tiba tiba saja terpotong oleh Harish.

"Saya cape mikirin kamu."

Blush, ah kenapa sih harus baper meg.cuman dibilang gitu doang.yaa ampun.

Lemah banget sih Lo!

"Mega?." Sekarang giliran Harish yang memanggil Mega.

Tak ada jawaban.

"Mega?." Sekali lagi.

"Em pak udah dulu ya,Ega ngantuk!."

Tut Tut Tut.

Telpon di matikan sepihak,

Harish hanya bisa geleng-geleng kepala gemas dengan kelakuan mega tersebut.

***

TBC

____________________________________

Follow Ig ⏩ ope.pey

✓THE HEAD MASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang