Part 9

1.2K 161 28
                                    

Happy Reading
...

Humairah memasak spaghetti sesuai permintaan Langit. Setelah menghidangkan spaghettinya, Humairah langsung kembali ke kamar, tidak menemani Langit seperti biasanya.

"Humairah, tunggu."

"Ada apa Mas, apa rasa spaghettinya gak enak?" Humairah menghentikan langkahnya.

"Ini hanya perasaan saya saja atau kamu memang lagi menghindar dari saya?"

"Bukankah seperti ini lebih bagus, Mas? Sesuai permintaan Mas diawal, kalau kita gak perlu saling mencampuri urusan masing-masing."

Jawaban yang Humairah berikan itu sangatlah terukur, tegas dan lugas. Hanya dengan mengembalikan kata-kata Langit, Humairah bersahasil membuat Langit terdiam seribu bahasa.
...

Acara Peringatan Isra' Mi'raj sekaligus peresmian kantor cabang Perusahaan Warna Desain Interior diadakan pada hari ini.

Para pegawai, staf, seluruh jajaran yang bertugas, dan juga para tamu undangan sudah menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Langit, didampingi oleh Pak Hamka menggunting pita sebagai tanda dibukanya secara resmi kantor cabang dari Perusahaan mereka tersebut.

Langit juga menyampaikan sepatah, dua patah kata sebagai kata sambutan selaku Pimpinan Umum Perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Pak Hamka selaku pemegang saham terbesar di Perusahaan tersebut, lalu dilanjutkan dengan penyampaian laporan dari Manejer operasional perusahaan.

Dan acara pamungkasnya adalah penyampaian tausyiah dengan tema yang akan disampaikan oleh Humairah.

Hampir setiap orang yang berada di sana, tampak terpukau dan terhanyut dengan tutur bahasa Humairah yang tertata, padat, dan penjelasan Huamirah yang sangat jelas tidak ada yang dirasa simpang siur.

"Itu Ustadzahnya udah nikah belum ya? Cocok juga kayaknya kalau saya jodohkan dengan anak saya."

Samar-samar Langit mendengar dua orang Bapak-bapak tamu undangan yang tengah membicarakan Humairah. Telinga Langit rasanya sedikit panas mendengar apa yang mereka obrolkan.

"Kenapa sih kayaknya semua orangtua yang melihat dan mengenal Humairah, kepengen menjodohkan anak mereka dengan Humairah. Apa perlu ya gue menempelkan stempel 'Istri Langit' di dahinya, Humairah!" Langit menggerutu dalam hati.

Lagi-lagi tanpa Langit sadari, bibit kecemburuan telah muncul dalam hatinya, hanya saja gengsinya masih terlampau besar.

Selesai acara, Langit langsung menghampiri Humiarah.

"Terimakasih ya Humairah sudah bersedia menjadi pemateri di acara kami ini."

"Iya, sama-sama Mas. Aku masih ada acara lagi setelah ini, jadi aku pamit sekarang ya Mas."

"Kamu naik apa tadi kesini? Mau saya antar?"

"Gak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok."

"Oh begitu, nanti malam kamu ada acara gak kira-kira?"

"Seharusnya sih gak ada Mas, memangnya kenapa Mas?"

"Enggak, aku mau ngajak kamu makan malam di luar, kamu ada waktu?"

"Makan malam?" Humairah mengerutkan keningnya bingung.

"Iya, kamu gak bisa ya?" Langit menggaruk tengkuknya canggung.

"Hitung-hitung sebagai ucapan terimakasih saya secara pribadi, mau ya?"

"Serius Mas? Yaudah, aku ada waktu kok. Tapi kita ketemu di tempat aja ya, kira-kira mau makan malam dimana Mas?"

Ada Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang