Happy Reading
...Berbekal modal nekat, Langit berangkat ke Mesir untuk mencari Humairah. Langit benar-benar tidak mendapatkan informasi apapun dari keluarga Humairah, tidak ada yang mau memberitahu keberadaan Humairah di daerah mananya.
Mesir itu luas, suatu perkara yang sulit sebenarnya untuk mencari keberadaan Humairah di sana, saat Langit tidak mengantongi sedikit pun informasi terkait keberadaan Humairah.
Langit berangkat ke Mesir hanya dengan berbekal kenekatan, optimis dan tentu saja keinginan yang besar untuk bertemu lagi dengan Humairah, untuk menjelaskan semua kesalah pahaman yang ada di antara mereka, dan tentu saja memohon maaf atas semua perbuatan buruk yang ia lakukan selama ini terhadap Humairah. Langit sangat berharap, Humairah masih bersedia memberikan kesempatan kedua untuk dirinya.
Untuk mempermudah pencariannya, Langit menyewa jasa salah satu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Al-Azhar Cairo untuk membantunya memberikan petunjuk jalan, karena sebenarnya Langit belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya di Mesir, jadi Langit merasa perlu untuk didampingi oleh orang yang telah paham betul dengan seluk beluk kota Mesir.
Hampir seluruh kota yang ada di Mesir telah dikunjungi oleh Langit, kendati demikan, usaha Langit belum menuai hasil sesuai yang ia harapkan.
Entah dimanapun Humairah berada, yang pasti lokasinya sangatlah sulit untuk dijangkau, karena sebab itulah pencarian Langit ini tidaklah mudah.
Pada hari yang ke-40, Langit sampai pada titik paling frustasi, ia tidak tahu harus mencari kemana lagi, hati, pikiran dan fisiknya sudah terlampau lelah, belum lagi Langit mendapat kabar kalau sudah sangat banyak kekacauan yang terjadi di Perusahaan selama 40 hari lebih Langit mangkir dari tanggungjawabnya sebagai Direktur Utama. Langit didesak oleh para karyawan untuk kembali ke Perusahaan.
Hari ini sebelum malam menunjukkan wajahnya, Langit berjalan menyusuri petang di tepian sungai nil, Langit sedang berusaha untuk menenangkan pikirannya kembali. Kemegahan kota Cairo menjamu Langit di petang yang jingga ini, kemegahan Cairo Tower, Hotel berbintang Ramsis Hilton, gedung Sofitel, Nile Hotel dan restoran-restoran apung yang berjajar di pinggiran Nil tampak sangat menakjubkan.
"Andai kamu ada di sini juga, Humairah." Langit menitikkan air mata.
"Pemandangannya sungguh sangat indah." Langit tersenyum getir.
"Sungai Nil ini telah menjadi saksi, kalau saya telah berikhtiar semampu saya untuk mencari kamu sampai ke Tanah Mesir ini, Humairah. Dimanapun kamu berada saat ini, semoga Allah senantiasa melindungi kamu di setiap langkah."
Sore itu, menjadi sore terakhir untuk Langit di Mesir, esoknya Langit memutuskam untuk kembali ke Indonesia. Bagaimanapun, Langit memiliki tanggungjawab atas keberlangsungan hidup banyak orang. Langit tidak bisa mengabaikannya begitu saja, hanya demi kepentingan pribadinya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, sampai Langit masih setia menanti kepulangan Humairah.
Langit masih berulang kali berangkat ke Mesir untuk mencari Humairah, meskipun hasilnya selalu sama, Langit tidak berhasil menemukan Humairah.
"Lang, lu belum nemuin istri lu juga?" tanya Matt.
"Belum," jawab Langit tidak bersemangat.
"Gue nggak tau ini waktu yang tepat atau enggak, tapi mau gak mau gue harus kasi ini sama lu. Ini undangan pernikahan gue sama Clara. Sekali lagi atas nama Clara gue minta maaf ya, karena udah menjadi penyebab semakin runyamnya permasalahan yang lu dan Humairah hadapi."
"Iya santai aja Matt, selamat ya. Doain juga gue bisa nemuin Humairah."
"Iya, gue yakin kok kalian bakal dipertemukan lagi di waktu yang tepat. Yang penting lu harus tetap semangat, dan optimis, terus jangan oleng-oleng lagi. Buktikan kalau lu emang pantas buat mendampingi Humairah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta
RomanceSuatu cerita klasik tentang perjodohan. Dua orang manusia yang terjebak dalam pilihan orangtua, yang menjadikan keduanya terikat secara agama dan hukum dalam ikatan pernikahan yang sah. Mereka adalah Langit dan Humairah, keduanya memiliki perbedaa...