Happy Reading
...Langit sempat dihadapkan pada masa-masa yang sulit untuk membujuk Humairah kembali ke rumah, memakan waktu hampir tiga minggu.
Pada akhirnya kesabaran Langit menunai hasil, Langit berhasil membujuk Humairah untuk kembali ke rumah mereka.
Sekarang di sinilah Langit dan Humairah, rumah yang menjadi saksi bagaimana proses yang mereka jalani dalam berrumah tangga. Walaupun pada saat ini, kenangan itu belum kunjung menetap kembali di ingatan Humairah.
Sebelumnya, Langit sudah memindahkan semua barang-barang Humairah ke kamarnya. Tentu saja Langit tidak ingin Humairah jauh-jauh lagi dari dirinya.
Humairah duduk di depan meja rias, perlahan Humairah membuka jilbabnya, rambutnya yang hitam dan tebal itupun tergerai indah.
Humairah mengambil sisir, lalu ia menyisir rambutnya dengan perlahan.
Bersamaan dengan itu, Langit masuk ke dalam kamar membawa Tas Humairah yang dibawa ke Pesantren.
Langkah Langit terhenti di ambang pintu, tampak jelas Langit cukup syok melihat Humairah yang tidak memakai jilbab, karena selama ini Humairah belum pernah melepas jilbabnya selama ada Langit di sekitarnya, walaupun mereka sudah pernah tidur di kamar dan tempat tidur yang sama, tapi tetap saja Humairah belum pernah memperlihatkan rambut indahnya di hadapan Langit.
Pegangan Langit pada tas yang ia jinjing perlahan melonggar sampai-sampai, tas itu jatuh menimpa kakinya.
"Bruk."
Humairah menoleh ke sumber suara.
"Mas kenapa?"
Langit buru-buru mengambil tas itu dari atas kakinya.
"Eh anu... Itu... Tasnya tiba-tiba jatuh," jawab Langit tergagap.
"Kaki Mas baik-baik aja."
"Iya baik-baik aja, jantung saya yang gak baik Humairah," jawab Langit terlalu spontan, ia tidak sempat menyaring terlebih dahulu jawaban yang akan ia lontarkan.
"Mas punya riwayat penyakit jantung? Bahaya dong itu Mas, kita langsung cek ke Rumah Sakit aja Mas," respon Humairah dengan panik.
"Eh bukan gitu maksudnya, saya asal ngomong aja kok tadi." Langit jadi merasa malu sendiri.
"Beneran Mas? Penyakit jantung penyakit berbahaya loh Mas, gak bisa disepelein gitu aja."
"Enggak kok, ini gak seburuk yang kamu pikirkan."
Langit berjalan mendekat ke arah Humairah, ia terlebih melatakkan tas yang ia bawa di atas tempat tidur.
"Coba kamu cek sendiri." Langit melatakkan telapak tangan Humairah di atas dadanya.
"Kamu bisa ngerasain sesuatu?" tanya Langit.
"Apaan sih Mas." Humairah menundukkan wajahnya malu.
"Kamu cantik, kalau malu-malu gini." Langit memajukan dagu Humairah ke atas dengan jemarinya.
Langit dan Humairah beradu pandang, Langit menatap Humairah dengan tatapan yang sangat dalam.
"Terimakasih ya Humairah, walaupun ingatan kamu belum pulih, kamu tetap mau belajar menerima saya dalam hidup kamu." Langit mengusap puncuk kepala Humairah.
"Jantung saya gak sakit kok, cuma melihat kamu secantik ini dengan rambut yang digerai, membuat jantung saya berdetak lebih kencang dari biasanya." Langit tersenyum sangat manis.
"Udah dong Mas, aku jangan diliatin terus, pipi aku jadi panas gini." Humairah mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajahnya.
"Hareudang Neng?" goda Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta
RomansSuatu cerita klasik tentang perjodohan. Dua orang manusia yang terjebak dalam pilihan orangtua, yang menjadikan keduanya terikat secara agama dan hukum dalam ikatan pernikahan yang sah. Mereka adalah Langit dan Humairah, keduanya memiliki perbedaa...