Bagian 5

1.8K 108 12
                                    

Andhra dan Fares sudah berada di lapangan indoor. Tidak ada siapa pun yang memakai lapangan tersebut, hanya Andhra dan Fares disana.

Andhra menaruh tasnya di pinggiran lapangan. Lain halnya dengan Andhra, Fares melakuykan sedikit pemanasan ditengah lapangan, "Lu gak mau pemanasan dulu?" Fares menatap Andhra sedang minum ditepi lapangan.

Andhra mengeleng, "Males. Lu aja sana." Jawabnya setelah menghabiskan minumnya. Fares lantas melanjutkan pemanasannya.

Tidak lama, Andhra mendekati Fares lalu meminta untuk memulai latihannya.

"Coba gua pengen liat, udah bisa sampai mana lu kuasain teknik dasar basket."

Lantas Andhra mengambil bola yang berada disamping Fares, lalu melalakukan apa yang diminta Fares, "Teknik lu sih lumayan buat orang yang baru pertama kali, tapi ada sedikit yang keliru. Coba lu shooting lagi, gua pengen liat." Pinta Fares setelah Andhra melakukannya.

Andhra pun melaksanakan seperti yang baru saja Ia lakukan. Tetapi sayangnya, shootingnya tidak memasuki ring.

Fares mengambil bola menggelinding, "Bukan kayak gitu, lu salah posisi tangannya. Tangan lu jangan sejajar, salah satu tangan ada yang di bawah bola. Nah tangan yang dibawah itu buat ngelempar bola ke ring. " Fares memeragakan.

"Coba lu praktekin Dra."

Andhra pun mempraktikan seperti yang dilakukan oleh Fares.

"Nah bagus, kayak gitu. Terus kalau bisa lu belajar shooting 3 point, soalnya itu salah satu kunci lolos seleksinya. Tapi agak susah masalahnya. Kalau lu rajin latihan pasti bisa." Tutur Fares.

Andhra menyimak apa yang dijelaskan oleh Fares.

"Kita tanding mau gak? Satu lawan satu." Ujar Fares tiba-tiba.

Andhra terkejut mendengarnya, "Ya kali, gua masih amatir anjir, udah diajak tanding aja. Langsung kalah lah gua lawan sama elu." Tolak Andhra.

"Ck, latihan Dra. Nanti lu seleksi bakal ditanding, enggak di tes teknik dasar doang. Kalau lu bisa kalahin gua, bakal gua traktir dah."

"Oke." Andhra menjawab setelah mendengar perkataan terakhir Fares. Andhra sangat tidak bisa menolak traktiran.

Mereka pun bertanding. Pertandingan berlangsung, Fares memegang score tertinggi dengan selisih 3 point.

Ditengan pertandingan, Andhra menggerang kesakitan karena tiba-tiba saja kaki kirinya tidak bisa digerakkan saat Ia akan mengejar Fares.

Fares berbalik dan mendapati Andhra yang sudah terduduk dengan memegang salah satu kakinya, lalu Ia mendekati Andhra. Sesampainya, Ia menuntun Adhra ke tepi lapangan dekat tas Andhra berada.

"Mampus!" Ujar Fares setelah mensejajarkan dengan tubuh Andhra.

"Argh bego banget, jangan dipegang!" Andhra menepis tangan Fares yang menekan betisnya yang menegang.

"Makanya pemanasan dulu kalau mau olahraga tuh. Tadi diajakin pemanasan kagak mau, kram kan tuh kaki."

"Anjir Res, gua lagi sakit ini malah diomelin. Bantuin kek redain kramnya."

Fares tidak menanggapi ucapan Andhra.

Tidak berlangsung lama, sakit pada kaki Andhra mereda. Andhra pun menghela napas lega setelah menahan rasa sakit. Lalu Ia mengambil tas yang berada disampingnya, lantas mengambil tabung obat lalu mengambil satu pil obat lantas meminumnya karena Ia merasakan sesak di dadanya.

"Lah lu sakit?" Tanya Fares heran sebab tidak melihat tanda-tanda sakit pada tubuh Andhra. Andhra menjawab dengan gelengan.

"Terus itu obat apaan kalau bukan lu sakit?"

About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang