Andhra mengerjap pelan, melenguh dalam hati kecewa tatkala mengetahui bahwa selang ETT masih berada di dalam mulutnya. Sudah sepuluh hari sejak dirinya terbangun, ingin rasanya benda tersebut segera lepas dari mulutnya. Rasa sungguh tidak nyaman. Terlebih ketika perawat melakukan suction padanya, sangat menyakitkan.
"Udah bangun." Rafa mengusap pelan puncak kepala Andhra. Dirinya langsung mendekati ranjang Andhra ketika mengetahui adiknya itu terbangun, mengabaikan tugas-tugasnya yang berceceran di atas sofa.
Tubuh Andhra bergerak pelan, merespon ucapan Rafa. Andhra mengeluh pelan, mencoba protes agar selang di mulut untuk dikeluarkan. Rafa hanya tersenyum maklum melihatnya. "Udah gak nyaman ya. Sebentar lagi selangnya bakal dilepas, kata dokter hari ini selangnya bakal dilepas, Dek." Ujarnya menenangkan hati adiknya.
Pipi Andhra berkedut tipis, senang mendengar penuturan Rafa. Kemudian atensi mereka terpecahkan tatkala pintu rawat dan menampilkan seorang dokter dan perawat menghampiri mereka.
"Baru juga orangnya diomongin, udah muncul." Rafa tersenyum geli deengan penuturannya sendiri. Sedangkan yang menjadi objek pembicaraan hanya menggeleng pelan dan memfokuskannya kepada Andhra. Lantas Rafa bangkit dari tempat duduknya memberikan ruang agar tenaga medis tersebut leluasa melaksanakan tugasnya.
"Coba tarik napas pelan-pelan." Intruksi Gavin kepada Andhra. Mengamati setiap pergerakan dada Andhra.
"Sesak?" Tanya Gavin memastikan. Amdhra menggeleng pelan, dadanya sudah tidak terlalu sulit untuk menarik napas seperti hari-hari sebelumnya.
"Tekanan darah dan detak jantungnya stabil Dok. Pernapasan pasien sudah adekuat serta sudah tidak ada efek dari penggunaan otot bantu nafas, Dok." Kata Adelia setelah memeriksa melalui elektrokardiogram dan mengecek kondisi Andhra.
Gavin mengangguk dan tersenyum puas dengan hasil kondisi Andhra, "Baik, kita bisa melakukan ekstubasinya ya." Lantas Adelia mengangguk mengerti.
"Senang ya selang sebentar lagi mau dilepas." Gavin mengusap pelan surai Andhra kala melihat binar wajah keponakannya itu. "Ketika proses ekstubasi, ikutin intruksi saya ya, Andhra. Nanti ketika selangnya selesai dilepas, suara kamu keluar gak maksimal, tapi itu berlangsung hanya sebentar. Dan juga prosesnya gak akan lama."
"Kita mulai ya." Lantas Gavin menaikan kepala brankar Andhra. Lalu melakukan suction untuk membersihkan jalan nafasnya. Andhra menggeliat tak nyaman ketika prosedur tersebut dilakukan. Air matanya keluar tanpa sadar karena rasa sakit yang tak tertahankan.
Gavin mencoba menenangkan Andhra yang panik menyebabkan napasnya tidak beraturan, "Tenang Andhra. Gak apa-apa. Memang sedikit sakit, ditahan sebentar ya. Napasnya pelan-pelan, ikuti intruksi saya, Andhra." Tuturnya sembari mengusap bahu Andhra.
Andhra menatap wajah Gavin dengan berkaca-kaca tak jarang mengernyit karena rasa tak nyaman pada tenggorokannya. Rasa tak nyamannya semakin menjadi-jadi ketika Adelia melepaskan penyangga yang terpasang di kedua pipinya. Perasaan batuk dan mual muncul secara bersamaan.
"It's okay. It's okay. Tenang ya. Sebentar lagi selesai." Ujar Adelia mencoba menenangkan Andhra. Setelah selesai dengan penyangga selang tersebut, lantas ia menahan kepala dan dagu Andhra agar tidak mudah bergerak, untuk memudahkan proses ekstubasi.
Mata Andhra sudah mulai memerah serta air matanya yang terus mengalir keluar.
"Oke, dalam hitungan ke tiga selangnya akan dilepas." Gavin bersiap dengan tangan kirinya memegang selang ETT dan tangan kirinya memegang spuit yang terhubung dengan balon pipa ETT.
"Satu, dua, tiga. Batuk Andhra!" Tepat kehitungan ke tiga Gavin segera menaik spuit tersebut.
Andhra bereaksi ketika spuit itu ditarik, ia seperti tersedak dan mual secara bersamaan. Dengan cekatan Gavin langsung mengeluarkan selang tersebut. Lalu Adelia segera kembali melakukan suction di area mulut Andhra. Kemudian Gavin memasangkan masker oksigen, "Good job. Andhra hebat. Andhra keren banget. Yo're doing great."
![](https://img.wattpad.com/cover/219320529-288-k842244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him
Teen Fiction[Slow Update] Kisah seorang pria yang hidup penuh dengan kesakitan, teka-teki, dan rahasia besar yang ia tidak ketahui. "Setiap manusia pasti memiliki kisahnya masing-masing, bukan?"