Saat ini Andhra, Fares, dan Dito berada didepan rumah Dito, dikarenakan sekolah mereka yang tiba-tiba saja mempulangkan seluruh murid kelas sepuluh dan sebelas menyisakan murid kelas dua belas saja yang berada disekolah. Daripada ia sendirian disekolah menunggu sang kakak selesai atau sendirian dirumah, -meskipun ia sudah terbiasa sendirian- lebih baik ia pergi bersama kedua sahabatnya.
"Masuk. Santai gak usah sungkan." Ajak Dito kepada kedua sahabatnya untuk masuk kedalam rumahnya. Ketika mereka masuk, seorang wanita memakai baju formal khas orang kantoran keluar dari kamar, "Loh, kok kamu udah pulang? Kamu bolos?" Tanya Ivana, Ibu Dito, heran melihat anak semata wayangnya pulang di jam yang tidak seharusnya.
Dito menggeleng pelan, "Gak, pulang mendadak Mah." Ujar Dito lantas salim kepada sang Ibu.
"Mah kenalin, ini temen aku, Andhra dan Fares." Imbuhnya memperkenalkan kedua sahabatnya kepada sang Ibu.
"Halo Tante." Ucap Andhra dan Fares berbarengan dan melakukan seperti yang dilakukan Dito kepada Ibunya.
"Halo. Yaudah kalau begitu, Mamah ke kantor dulu, ada meeting. Kalian baik-baik ya disini. Mamah pergi dulu." Ivana mencium pucuk kepala Dito dan mengusapnya pelan. Setelahnya ia pun keluar rumah dan pergi menuju kantornya.
Kemudian Andhra dan Fares duduk pada sofa tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Sedangkan Dito menuju dapur mengambil minuman untuk dirinya dan kedua sahabatnya. Setelah itu ia membawa tiga gelas milk tea, "Ngapain disitu? Kesini. Disana gak ada apa-apa cuma sofa doang." Ucap Dito kepada sahabatnya yang berada diruang tamu. Andhra dan Fares saling bertatap, mereka masih canggung terlebih banyak orang-orang yang berlalu lalang melaksanakan pekerjaannya dan mereka baru pertama kali menginjak ke rumah ini.
Lantas Andhra dan Fares pun pindah ketempat dimana Dito berada. Lalu meminum minuman yang diberikan oleh Dito, "Main PS lah, bosen nih."
"Males gua. Andhra aja sana." Tolak Fares.
"Dra, ayolah main. Apa jangan-jangan lu gak bisa main PS?" Ejek Dito dengan sengaja untuk memancing Andhra agar ikut bermain. Benar saja Andhra merasa diremehkan itu menatap nyalang kearah Dito, "Siapa takut." Dito tersenyum kemenangan sebab triknya yang ampuh, lantas ia pun mengeluarkan kemudian menyalakan, lalu memilih salah satu game.
"Yang kalah makan bakso dikasih sambel enam sendok, deal?" Tantang Andhra, ia tahu bahwa Dito seperti dirinya, tidak kuat dengan makanan pedas.
"Deal." Ujar Dito setuju sangat yakin jika ia pasti akan memenangkan permainan tersebut.
Mereka -Andhra dan Dito- pun fokus bermain. Lain halnya Fares, ia foukus dengan hp-nya.
"Buka hp lu, Dra. Lu lolos seleksi. Tapi emang lu bagus sih pas seleksi. Gak sia-sia gua ngajarin lu, Dra." Ucap Fares tiba-tiba setelah melihat notifikasi bahwa ada penambahan orang pada grup eskulnya.
"Ah bohong lu. Masih banyak yang lebih bagus dari gua." Ucap Andhra tidak percaya dengan fokusnya tetap pada layar televisi yang menampilkan game yang sedang ia mainkan.
"Gak percaya banget. Makanya buka hp lu." Fares menoyor bahu Andhra yang berada dibawahnya. "Aduh. Coba liat hp lu." Andhra melirik sekilas hp Fares dan benar saja nomor hp-nya masuk dalam grup ekskul tersebut. Melihat adanya kesempatan, Dito menyerang Andhra, mengakhirkan dirinya memenangkan permainan tersebut, "Lu sih, kalahkan gua. Lu juga, curang mainnya." Seru Andhra kesal mendengar kalimat 'game over'. Kemudian ia menghempaskan wireless stick PS ke lantai. Kesal karena sudah tiga putaran mereka bermain tetapi ia hanya dapat memenangkan satu kali saja.
"Dih, gua udah bener mainnya. Lu nya aja yang gak jago." Dito menatap puas karena memenangkan permainan dan tidak akan memakan makanan yang sangat pedas.
![](https://img.wattpad.com/cover/219320529-288-k842244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him
Fiksi Remaja[Slow Update] Kisah seorang pria yang hidup penuh dengan kesakitan, teka-teki, dan rahasia besar yang ia tidak ketahui. "Setiap manusia pasti memiliki kisahnya masing-masing, bukan?"