Bagian 9

1.3K 78 3
                                    

Andhra mengernyit bingung melihat seseorang di pojok kanan lapangan sedang menatap dirinya dengan sinis.

Andhra dan yang lain beranjak dari tempatnya menuju tengah lapangan setelah mendengar arahan dari calon pelatihnya.

"Mungkin sebagian dari lain sudah mengentahui kenapa saya melakukan ini. Namun, disni saya akan memberitahukannya sekali lagi. Saya sengaja melakukannya karena saya ingin mendapatkan anggota yang serius dalam mengikuti eskul ini.

Bersamaan itu juga saya ingin mendapatkan anggota dengan skill yang memumpuni untuk mengikuti turnamen yang diadakan oleh kota kita satu setengah bulan lagi." Cakap pelatih menatap para calon anggota yang berada dihadangannya.

Andhra terkesiap mendengarnya, Ia tidak mengetahui hal tersebut. Ia mengikuti eskul tersebut hanya untuk mencari pengalaman. Andhra menatap Fares dengan , sedangkan yang ditatap mengerutkan dahinya bingung melihat ekspresi sahabatnya itu. Lantas Ia dan anggota basket memundurkan diri dari tengah lapangan, lalu duduk dikursi penonton untuk melihat keahlian calon anggotanya.

Andhra dan lainnya harus mengikuti tiga babak. Dimana setiap babak memiliki waktu istirahat selama lima menit. Babak pertama yaitu kemampuan teknik dasar, babak kedua dilakukan pertandingan antar individu, dan babak ketiga dilakukan pertandingan antar kelompok untuk mengetahui kekompakan dan cara memposisikan diri didalam kelompok.

Andhra menghela nafas kecewa, ia sudah pesimis setelah melihat teman-temannya yang menurutnya lebih baik daripada dirinya.

Andbra dan lainnya sedang mengistirahatkan tubuhnya setelah menyelesaikan babak kedua. Setelah itu, mereka dibagia menjadi dua tim dan pertandingan pun dimulai.

Ditengah pertandingan, Andhra berhenti, lalu mengerutkan dadanya ketika nyeri datang, rasanya seperti ada seseorang yang sedang meremas dadanya dengan kuat, 'jangan sekarang please." Ucapnya dalam hati.

Lantas ia pun melanjutkannya meskipun sakitnya masih ia rasakan. Sesekali ia berhenti sejenek untuk menetralkan pernasafannya.

Pertandingan pun selesai. Andhra dapat melakukan shooting sebanyak 3 kali. Andhra pun segera mengambil tasnya, lalu beranjak meninggalkan lapangan tanpa menghiraukan panggilan Fares yang terus memanggilnya. Ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit diarea dadanya.

Merasa sudah tidak seorang pun disekitar lapangan, Andhra meluruhkan tubuhnya pada tembok, "Argh sa-kit." Ucapnya dengan kesakitan. Ia menepuk dadanya denga kencang berharap sakit didadanya akan hilang.

Tanpa Andhra sadari seseorang mengikuti dan menyeringai melihat keadaannya.

🕳🕳🕳🕳

"Ngapain aja sih Dek? Lama bangetm Gua udah diteror sama Om gara-gara lu belum ke rumah sakit." Rafa ketika Adiknya itu baru saja memasuki mobil.

Ya, setelah merasa dirinya sudah lebih baik, Andhra langsung menuju gerbang sekolah dimana Abangnya menunggu. Ia meminta Rafa untuk menjemputnya satu jam setelah pulang sekolah.

Andhra tidak mengacuhkan ucap sang Abang. Ia lantas mensenderkan kepalanya pada sandara kepala dan sesekali ia mengernyitkan dahinya saat kembali merasakan nyeri pada dadanya.

Sedangkan Rafa ia mendengus kesal melihat sang Adik yang tidak mendengarkan ucapannya. Lantas Rafa menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

Sampainya disana, mereka langsung memasuki ruangan pamannya.

"Telat satu jam. Kemana aja kamu? Om udah nunggin. Sekarang lepas kaos kamu." Ucap Gavin kepada Andhra yang baru saja memasuki ruangannya.

Andhra pun melakukan sesuai perintah Omnya lalu menidurkan tubuhnya pada branka. Kemudian Gavin membersihkan area dada, pergelangan tangan dan kaki Andhra menggunakan alkohol, lalu memasangkan kabel EKG pada daerah yang sudah dibersihkan.

About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang