04- Dugun dugun

14.4K 1.6K 178
                                    

Mahendra baru saja memasuki apartemennya, dengan menenteng sepatu kulit dan jas putih yang sudah ia sampirkan di baku kirinya.

Barjalan lunglai hingga kemudian dari atas kepala Mahendra keluar tanduk merah dan asap yang menyembur dari kedua lobang hidung Mahendra.

Bukan, bukan Mahendra mau jadi siluman badak. Tapi, emosi Mahendra sudah sampai ke ubun-ubun. Hei, Mahendra itu lelah dari pagi sampai sore bekerja merawat pasien sepenuh jiwa. Ingin pulang untuk bermanja, eh tidur maksudnya lah ini lihat apartemen nya saja sudah seperti kapal laut terkena badai.

"REGILAAAA semprul! Beresin gak!" Teriak bapak dokter marah

Kalian tahu apa?

Si Regil anak sultan yang menumpang membuang bekas minuman dan makanan ringan begitu saja dan lagi- sebentar apa? Minuman makanan?

Mahendra berlari kearah dapur, membuka kulkas dan membuka kitchen set tempat di mana semua cemilan ia pendam sendirian dan..

"Gueeeeee mamiii makanannya ilang!" Mahendra menangis kejer sambil menunjuk tempat cemilan yang kosong melompong.

Sedang si pembuat onar, berjalan dengan wajah dan rambut kusut dan hanya mengenganak boxernya saja. Tolong Regil kebiasaan di rumah jangan di bawa-bawa pas numpang di apartemen orang ya, ampuun'!

"Apa sih berisik tau ga!" Ucap Regil dengan tampang malas, tak menyadari jika wajah si pemilik apartemen sudah merah seperti Rahwana. Ckckck

"REGILa! Beresin apartemen sekarang juga dan ganti semua makanan dan minuman yang Lo makan dan pergi dari sini!" Jahat Mahendra.

Regil yang sedang dalam keadaan setengah sadar setelah baru bangun tidurpun membuka matanya lebar-lebar, dan menatap panik si dokter dengan yang menatapnya garang.

"Alamaaaak, jangan begitu lah Maheeen. Kan kamuh dokter yang baik hati dan suka menolong, ya tolongin gue lah."

Mahendra mendengus memilih membuang muka enggan menatap wajah so ganteng Regil, padahal lebih ganteng juga dia wkwk.

"Oke, mulai detik ini semua makanan gue yang tanggung asal jangan di usir yayayayyay."

Lemah Mahen tuh kalau udah berhadapan sama GRATIS MAKAN! ckck.

"Oke deal, tapi beresin semua ini kerang juga dan pesen makanan gue laper. Selesai gue mandi ntu makanan udah harus ada di pantry!" Dan Mahendra melenggang pergi meninggalkan Regil sendiri.

"Ya Allah, salah aa ganyeng apa ya? Ckck niat hati ingin menumpang malah di jadiin babu ckck. Sedih hati ini."

*****

"Jadi kenapa uring-uringan, galau-galaan sampe ngabisin cemilan gue hah?"

Regil, yang tengah asik menguyah makanan pun mengangkat pandangannya. Menatap Mahendra dengan mulut penuh dan bibir di penuhi kuah makanan.

"Itwu, gwue lagi gwalau."

"Telen dulu bego, keselek mati mampus!"

Glek... "Astaghfirullah Mahen, ucapan adalah doa. Barang siapa yang berucap keburukan sesungguhnya sama saja mendoakan keburukan pula bagi orang lain, persis yang di sebutkan dalam Al-Qur'an surah-"

"Amiiiin."

"Astagfirullahaladzim Maheeen."

Mahendra mengangkat bahunya acuh kemudian kembali fokus pada makanannya.

"Lo tau kan, gue begini karna Bunda minta mantu?"

Mahendra mengangguk, "Iye, gimana? Udah ketemu sama pacar Lo?"

REGILa love [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang