20- Mommy Milki

11.6K 1.7K 435
                                    

Aneska di buat terkejut saat sebuah tamparan keras mengenai rahang Regil, bahkan Aneska sempat tak berkedip beberapa detik saat lelaki yang di panggil Regil ayah itu tiba-tiba melayangkan tinju begitu saja. Bahkan bisa di lihat jika bekas tinjuan kembarannya saja belum hilang total.

"Kamu bener-bener ya, Regil! Bagaimana bisa kamu- hah!"

Yudha hampir kena serangan jantung saat melihat istrinya tergeletak tak berdaya di sofa, sedikit kaget saat melihat putra bungsunya sudah ada di rumah dan seperti akan gila saat Regil berbicara dengan lancarnya jika bundanya pingsan karena Regil yang memberitahu jika perempuan yang Regil bawa itu calon menantu bundanya dan sedang hamil. Gila.. benar-benar gila!

Regil tak berkutik, tak mengatakan sepatah kata pun. Hanya terduduk diam dengan air mata yang terus bercucuran membasahi pipinya, menatap takut ayahnya dengan tangan sesekali mengelap air mata. Persis anak kecil yang sedang di marahi karena berbuat nakal, tapi apa yang terjadi saat ini bukan hal sesepele itu.

"Bagaimana jadinya kalau orang-orang tahu tentang ini, Regil. Kamu tahu, kamu udah bikin malu keluarga Dirgama!"

Regil menunduk, begitu juga Aneska. Ia pun merasa bersalah atas semua hal ini, andai malam itu ia tak membuka pintu mungkin semua hal yang sudah terjadi tidak akan pernah terjadi.

"Bahkan kamu ngehamilin perempuan yang gak jelas asal-usulnya!"

"Ayah!"

"APA? Ayah benar kan? Apa kamu tahu siapa dia? Keluarganya? Asal-usul nya?"

Regil diam, ayahnya benar. Dia tidak tahu siapa Aneska, dari mana dia berasal. Siapa kedua orang tuanya, dan semua tentang Aneska. Yang ia tahu, Aneska bekerja sebagai pelayan cafe dan hidup di sebuah kontrakan.

"Bagaimana kalo dia berniat buruk hah?"

"Maaf pak, kalau bapak berpikir seperti itu. Demi Tuhan, saya tidak sejahat itu. Lagi pula saya juga tidak mau ada di posisi ini," Aneska angkat bicara. Menatap Yudha nyalang dengan air mata yang hampir tumpah.

Enak saja si tuan itu bicara!

Tak menanggapi, Yudha membuang tatapannya. Regil dengan ragu melirik Aneska yang perlahan mendongak menahan air matanya agar tak meluncur, Aneska tak ingin terlihat lemah.

"Ayah, Regil tetep mau nikahin dia."

Dengan takut-takut, Regil melirik ayahnya. Di luar dugaan, tak ada reaksi apapun dari Yudha. Malah si tuan besar Dirgama itu memilih berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Regil dan Aneska yang masih terdiam di tempatnya.

"Aish!" Regil mengusak rambutnya kacau.

Aneska tahu Regil sedang dalam masa tak baik, bahkan kedua orang tua Regil terlihat sangat shock dan kaget. Aneska ragu, apa keluarga Regil bisa menerimanya atau tidak.

"Gil."

Regil melirik Aneska yang sedang menatapnya, dengan mata memerah.

"A-aku mau pergi dari sini aja, aku mau pulang ke rumah aku."

"Ck apaan sih, terus nikahnya gimana Aneskaaaaa?"

Mengerjap ragu, "kita gak usah nikah."

"Gelo sia teh, terus ini bayi gimana Aneskaaaaa. Astaghfirullah, anak aing..." (Gila kamu ya, terus ini bayi gimana Aneskaaaaa. Astaghfirullah, anak ku...)

"Orang tua kamu gak nerima aku, Gil. Gak ada alasan lagi buat aku di sini."

Menarik napas, menghembuskan secara kasar.

"Sabar dong, baru aja di kasih tahu. Kan mereka belum tahu alasannya kan? Udah jangan khawatir oke, dah kita ke kamar aja. Kamu harus istirahat, yuk yuk.."

REGILa love [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang