41- Kekecewaan

5.5K 988 132
                                    

⚠️ Typo

Pukul sembilan pagi, Aneska masih berdiri bingung di depan kulkas dapurnya. Keningnya mengernyit bingung menatap isi dalam kulkas.

Hari ini seperti yang di rencanakan dengan kakak iparnya, Aneska akan di jemput oleh supir untuk menyambangi kediaman mertuanya. Dan Aneska bingung, kira-kira apa yang akan ia bawa untuk bunda mertuanya itu. Masa ia datang tanpa membawa apapun.

Tapi sepertinya keberuntungan tak berpihak pada Aneska, pasalnya isi dalam kulkas hanya tinggal sayuran dan bumbu-bumbu dapur lain juga beberapa jus kemasan. Ingin membuat kue, tak ada bahan. Lalu Aneska harus bagaimana?

"Beli aja kali ya?" Gumamnya.

Menutup pintu kulkas, berjalan kearah ruang santai. Aneska melirik jam dinding yang ada di sana, Airys bilang supir akan menjemput siang nanti. Sepertinya ia masih bisa pergi ke toko kue untuk membelinya agar nanti ia tak harus berhenti lagi dalam perjalanan, juga sekalian untuk berbelanja sedikit persediaan kulkas mengingat sudah jarang ia pergi belanja karena Regil yang tak bisa mengantarnya.

Bergegas bersiap, Aneska segera pergi untuk berbelanja.

*****

Setelah hampir satu jam berkeliling, Aneska akhirnya menemukan semua bahan yang harus di beli. Dan kini, ia tinggal mencari kue untuk di bawa bertemu bunda nanti.

Berjalan dengan beberapa kantung belanjaan menyusuri trotoar, Aneska menemukan satu toko kue yang terlihat tak terlalu ramai. Berjalan masuk, saat pintu terbuka Aneska segera di sambut harum manis kue-kue yang mungkin sedang di masak di dapur toko. Harumnya membua Aneska tersenyum dan bergegas berjalan kearah etalase-etalase yang menampilkan kue-kue cantik.

"Selamat datang, mari silahkan di lihat-lihat dulu." Sapa salah satu pekerja di sana.

Aneska tersenyum kemudian melihat-lihat beberapa kue yang di hias cantik di sana.

"Yang ini varian apa ya?" Aneska menunjuk sebuah kue berlapis cream putih bertabur butiran warna dengan hiasan buah segar.

"Ini varian red velvet kak, sedang menjadi kue favorit di sini."

Aneska menganggukan kepalanya, ia tak tahu apa kesukaan bunda mertuanya. Tapi, sepertinya bunda akan suka-suka saja.

"Boleh yang ini."

"Baik kak, atas nama siapa?"

"Aneska"

"Kakak bisa tunggu di kasir."

Aneska mengangguk, hendak berbalik menuju kasir. Aneska tak melihat seseorang di belakangnya, dan tanpa sengaja menabraknya. Nahasnya kantong belanjaan yang ia bawa malah terjatuh berceceran.

"Ah, maaf." Orang yang tak sengaja Aneska tabrak itu berbalik dan membantu Aneska mengambil kantong-kantong itu.

"Mbak gak papa?" Ucapnya sambil memberikan kantong-kantong itu pada Aneska.

Tapi saat Aneska hendak mengambilnya, kantong itu tiba-tiba tertahan membuat Aneska yang tadi belum sempat melihat orang di hadapannya pun segera mendongak dan kemudian Aneska melempar senyuman di barengi dengan ucapan lirih orang itu.

"Aneska?"

Aneska tahu dan Aneska tak lupa untuk kedua kalinya, dia- orang yang ada di hadapannya adalah anak pemilik cafe tempat dulu ia bekerja.

"Mas Lintang?"

Lintang, lelaki tinggi itu menatap Aneska dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hingga matanya tertuju pada perut Aneska yang sedikit membesar di balik bajunya.

REGILa love [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang