19- Bunda Negara

10.7K 1.7K 498
                                    

"Nes, gak suka mabok kan?"

Aneska melirik Regil, menggeleng kemudian kebali sibuk dengan tumpukan baju Regil yang sedang ia masukkan kedalam koper.

Ya, hari ini Regil memutuskan untuk pulang. Mengajak Aneska bertemu dengan Bundanya, dan Aneska tengah membantu Regil merapikan pakaian. Sebenarnya hanya Aneska yang bekerja, karena sedari tadi Regil malah sibuk keluar masuk kamar.

"Ah, naik pesawat aja ya biar cepet."

Aneska menghela napas, menatap Regil tak habis pikir.

"Bandung Jakarta itu Deket Gil, pakai mobil juga cuma berapa jam."

Regil yang sedang berdiri sambil menggenggam ponselnya, "macet?"

"Tol!"

"Tapi kalo kamu pegel?"

"Regil aku- huek."

Aneska dengan terburu berjalan cepat menuju kamar mandi, berdiri di depan wastafel. Lagi dan lagi, pagi ini morning sickness nya kambuh lagi.

Hampir ambruk, hingga Aneska merasakan seseorang menahan tubuhnya.

"Eeeit, hampir jatoh." Ucap Regil saat ia sudah menopang tubuh Aneska.

"Gil, aku- huek."

Membantu Aneska untuk kembali berdiri dan memuntahkan cairan bening pada wastafel, Regil di buat panik.

"Kamu keracunan? Abis minum apa tadi? Makan?" Aneska menggeleng.

"Bisa jalan?" Lagi-lagi Aneska menggeleng membuat mau tak mau Regil membopong tubuh Aneska keluar dari kamar mandi dan membawanya menuju tempat tidur.

Membaringkan tubuhnya Aneska perlahan, Regil kemudian berdiri tegak berkacak pinggang. Ia bingung, harus berbuat apa.

"Kamu masuk angin?"

Aneska menghela napas, demi apapun Regil ini sangat bawel. Sudah tahu sedang lemas begini, masih saja di tanyai hal yang tak masuk akal.

"Morning sickness, Gil."

"Hah mor apa?"

"Morning sickness, mual muntah yang bakalan terjadi sama ibu hamil. Terutama trimester pertama."

Regil mengangguk, mendudukkan dirinya di samping Aneska. Kemudian tangannya terangkat dan mengelus perut Aneska.

"Masih mual?"

Aneska menggeleng, "udah gak terlalu."

"Yaudah, ke Bandungnya besok aja."

"Nggak Gil, aku udah gak papa."

"Serius?"

"Iya," mendudukan dirinya, Regil dengan sigap membantu Aneska.

"Ayo, kita beres-beres lagi."

"Udah, biar aku aja. Kamu bobo aja ya, dah sini bobo." Membaringkan lagi tubuh Aneska, Regil menarik selimut hingga sebatas dada Aneska.

Kemudian ia segera berdiri dan berjalan keluar kamar, memutar pandangannya.

"MAHEEEEEN, ROOOOOY. BANTU AING BERES-BERES!" suara Regil menggelegar di seluruh sudut apartemen.

"Berisik budek!" Terlihat Roy dan Mahendra yang kebetulan sekali pagi itu tak pergi ke mana-mana.

"Apa?" Kelas Mahendra.

Bagaimana tidak kesal, semalam ia terpaksa tidur di sofa dengan Regil yang tidur di karpet di ruang santai. Ckckck bersyukur hari ini anak sultan itu akan segera pergi.

REGILa love [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang