30-Akhlak Eobseo!

8.4K 1.8K 449
                                    

Aneska bangun pagi seperti biasanya, mandi dan mengenakan baju yang sama karena tak ada lagi baju ganti untuknya. Keluar kamar, ia tak menemukan keberadaan Ciko di ruang depan maupun dapur. Apa mungkin lelaki itu belum bangun?

Berjalan menuju dapur, Aneska melihat piring bekas semalam masih berceceran. Apa asisten yang Ciko bicarakan semalam belum datang?

Berjalan menuju tepat air minum, Aneska menemukan sebuah note yang di tempel di pintu kulkas. Berjalan mendekat, Aneska mengambilnya lalu membacanya.

Gue berangkat pagi, ada pasien urgent. Jam 10 gue anter ke rumah si tengil, lo diem aja di apart oke. Di kulkas udah ada makanan, tinggal lo angetin.

-Ciko

Tersenyum, tak salah jika Ciko benar-benar lelaki baik. Demi apapun sepertinya Aneska berhutang banyak pada lelaki itu, dari awal pertemuannya kemarin Ciko benar-benar baik. Aneska sampai bingung bagaimana caranya ia membalas kebaikan lelaki itu.

Mengantongi note, Aneska segera mengambil gelas dan mengambil air lalu meneguknya. Dan saat berbalik melihat piring kotor, sepertinya mencuci sedikit piring-piring itu bukanlah masalah besar.

Tapi sayangnya, bukan hanya mencuci piring. Aneska membersihkan hampir seluruh penjuru apartemen, tak terlalu berantakan memang kan ada asisten yang setiap hari merapikan apartemen. Dan kini Aneska tengah mengelapi debu di atas rak televisi sambil bersenandung, sesekali tangannya mengelap keringat yang membasahi keningnya.

Sampai matanya melihat sebuah foto perempuan cantik di samping televisi, dengan senyuman manis yang membuat Aneska tanpa sadar ikut tersenyum. Mengambil foto itu lalu mengelapnya dengan lap yang ia bawa.

"Beruntung banget ya kamu punya lelaki kayak dokter Ciko," Aneska mengusapi bingkai foto itu.

"Andai aku juga punya calon sebaik dokter Ciko," Gumamnya pelan dengan senyuman yang semakin memudar.

Mengingat calon, rasanya ia semakin ragu untuk meneruskan hal ini dengan Regil. Sebenarnya kata cinta yang ia ucapkan itu tidak bohong, ia juga mulai mempunyai perasan terhadap Regil. Tapi setelah kejadian kemarin, rasanya Aneska ragu dengan apa yang akan ia jalani bersama Regil nantinya.

Menggelengkan kepalanya, Aneska menyingkirkan pikiran-pikiran buruk di kepalnya. Ia tak boleh berpikir buruk tentang ini, yang ia harus pikirkan adalah anak yang ada di dalam perutnya. Mungkin Aneska bisa saja hidup tanpa Regil, bahkan menghidupi anaknya sendiri walau harus kesusahan mengingat hidupnya tak bergelimang kemewahan. Tapi anaknya membutuhkan ayah bukan? ia tak bisa egois.

Menyimpan foto itu kembali di tempatnya, tangan Aneska beralih mengusap perutnya. Tersenyum, "Yang kuat Bayi. Ibu pasti jagain kamu, ayah kamu juga pasti sayang sama kamu."

*****

Ciko melihat jam di dinding ruangan kerjanya, pukul sembilan lewat. Ternyata ia salah perkiraan, pekerjaannya selesai sebelum pukul sepuluh. Itu tandanya ia bisa pulang dan mengantarkan Aneska lebih cepat, tapi sebelum itu sepertinya mengabari Regal terlebih dahulu dan meminta izin untuk memukuli adiknya itu terlebih dahulu lebih bagus. Dari pada ia yang kena oleh abangnya si cunguk itu kan?

Iya, jadi Ciko adalah sahabat Regal-kakak Regil. Mereka bersahabat dekat dan baik dari bangku SMA sampai detik ini, hanya saja kesibukan masing-masing membuat mereka jarang bertemu seperti dulu. Terlebih sahabat-sahabat yang lainnya pun berada jauh di tempatnya masing-masing dengan pekerjaan masing-masing.

Ciko dan Regal memiliki lima sahabat lainnya, dan dulu mereka adalah mantan anggota geng motor yang cukup terkenal dan amat di segani. Regal adalah ketuanya, dan si mantan ketua ini sangat menyayangi anggota keluarganya. Maka dari itu sepertinya Ciko akan meminta izin terlebih dahulu sebelum menghajar adik kesayangan mantan ketua itu, karena kalau tidak yang ada ia yang akan kena.

REGILa love [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang