Regil panik, takut bahkan tangannya sudah gemetaran. Kakinya tak berhenti melangkah ke kiri ke kanan balik lagi ke kiri, lalu ke kanan lagi.
"Om, bisa diem? Kepala Ken pusing tahu!" Tegur si bule yang kini asik selonjoran di samping pintu kamar Regil.
Mendelik, tak tahu apa Regil sedang khawatir! Mana perut mules lagi, benar-benar menyiksa. Lagi pula, bapak dokternya sedang apa sih di dalam? Lama sekali memeriksa Aneska.
Oh ya, jadi begini. Tadi setelah meraung menangis dan hampir melepas celananya di ruang keluarga gara-gara cacing yang Ken masukan kedalam celananya, Regil memilih pergi ke kamar untuk mandi dan berganti baju.
Tapi, Regil di buat kaget saat melihat Aneska tergeletak di lantai kamarnya. Awalnya Regil pikir Aneska sedang tidur dan Karen gerah mencari tempat dingin di ubin lantai, tapi saat di hampiri Regil melihat darah di betis Aneska. Dan kemudian Regil berteriak sejadi-jadinya membuat kedua orang tuanya juga si bule dan asisten rumah tangganya berlarian menghampiri dia.
Untung bunda sigap, dan sekarang Aneska sedang di periksa. Berdoa tak terjadi apa-apa, semoga Aneska dan calon anaknya baik-baik saja.
"Bunda, kok lama."
Tak menjawab, Mila pun sama paniknya. Hei, ini menyangkut calon cucu Dirgama loh. Tak main-main, kalau sampai kenapa-kenapa nanti dia batal punya cucu imut-imut lagi.
Pintu terbuka, Regil dan Mila segera menghampiri si dokter.
"Gimana dok? Cucu saya gak kenapa-kenapa kan?" Panik Mila.
Regil mah diam, mending nunggu jawaban. Jujur perutnya mules gara-gara panik.
"Syukur janin dan ibunya tidak papa, hanya pendarahan ringan karena stres. Saya anjurkan untuk ibu hamil tak memiliki beban pikiran berlebih dan rutin untuk meminum susu dan juga vitamin."
"Syukur lah, jadi kita boleh ke dalam dok?" Tanya Regil dan segera mendapatkan anggukan dari dokter keluarganya itu, dan Regil buru-buru memasuki kamar diikuti Mila. Sedangkan Yudha memilih mengantar dokter dan meninggalkan Ken yang masih asik lesehan di lantai, hei Ken cape loh habis menjahili om jeleknya itu.
*****
"Aaaaaa bunda sakit Bun," Yudha memegangi telinganya yang kini di jewer secara kejam oleh sang istri.
Regil dan Ken meringis, sedangkan Aneska hanya berbaring terdiam karena lemas.
"Nih ya, makannya kalo ngomong itu hati-hati. Jadilah calon mantu kita ini hampir keguguran, kalo keguguran kan berabe ayaaaaah!"
"Aaa iya bunda, ampun sakit. Ayah minta maaf!"
Mila melapaskan jewerannya, menatap nyalang sang suami yang kini memegangi telinga merahnya.
Ya jelas, pasti ini gara-gara ucapan bapak Yudha yang terhormat yang so memberikan penawaran ala-ala mafia yang membuat calon menantunya memikirkan dan jadilah hal seperti ini. Kurang ajar memang suaminya ini.
"Minta maaf!"
Yudha menatap Aneska, "maafin ayah ya calon mantu. Ayah kira kamu gak akan mikirin candaan ayah, ayah bercanda loh."
"Canda gundul mu!"
Bukan Aneska, tapi si calon ayah dari jabang bayi yang mengatai. Regil kesal, jelas ayahnya selalu begitu. Dasar candaan bapak-bapak tak ada lucunya.
"Hahahhah opah kan gak gundul om," ini lagi si bule. Bukannya pulang malah duduk anteng di atas tempat tidur di samping Regil yang duduk di samping Aneska, si bule ini anak siapa sih?
"Jadi Tuan Bapak Ayah Yudha yang terhormat, itu tawaran masih berlaku?" Tanya Regil.
Yudha menggeleng lemah, ya tidak lah. Masa beneran, lagian mana tega Yudha begitu. Sudah tobat dia, jadi baik sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGILa love [SUDAH TERBIT]
عاطفية⚠️ Sudah Terbit!!! 📱Pemesanan lewat shopee dan Instagram penerbit Gentebook ~Part masih lengkap, Extra Part hanya di novel~ Kisah asmara Regil Denova Dirgama yang tertunda, mengisahkan bagaimana perjuangan Regil menemukan sosok yang cocok untuknya...