Aneska terbaring di atas tempat tidur, di kamar yang seharusnya menjadi kamar malam pengantin mereka. Tapi karena insiden itu, kamar itu menjadi ramai kerena keberadaan teman dekat dan kedua orang tua Regil yang berada di sana.
Ciko pun masih tengah memeriksa Aneska, mengecek hati-hati perut Aneska dan sebagainya. Regil dan yang lain-pun menunggu dengan was-was, takut-takut terjadi sesuatu pada Aneska.
"Gimana Cik?" tanya Regil pada Ciko yang baru saja menurunkan stetoskopnya, untung tas kerjanya ia tinggal di mobil setelah pulang kerja dan pergi ke tempat pesta Regil. Kalau tidak, mau tak mau Aneska harus di bawa ke rumah sakit.
"Nggak ada yang perlu di khawatirkan, untungnya juga gak ada pendarahan. Mungkin karena shock dan sedikit guncangan, gue saranin sih. Aneska jangan banyak gerak dulu," Jelas Ciko.
"Ini salah bunda, Andai bunda nemenin Anes. Semua ini gak akan terjadi kan?" Ucap Mila dengan sisa tangisnya, demi apapun ia kaget saat melihat anak menantunya terjatuh seperti tadi.
"Nggak bunda, bukan salah bunda. Mungkin Aneska yang kurang hati-hati, lagian kita juga lengah tadi." Jelas Regil yang mendapatkan tatapan heran dari beberapa orang di sana.
Iya heran, kok bisa sih Regil berpikiran jernih seperti itu? kan aneh.
"Yaudah, Regil. Kamu jaga Aneska di sini ya, sekalian istirahat. Biar ayah yang ngurusin semuanya," Jelas Yudha yang di angguki Regil.
Dan kemudian, semua orang di dalam ruangan itu segera keluar meninggalkan Regil dan Aneska berdua di kamar itu.
Pintu tertutup saat semua orang udah menghilang, Regil menghela napas dan membuka jas nya karena gerah. Melemparnya asal, hari ini ia benar-benar lelah. Sudah berdiri seharian sambil tersenyum, belum lagi ini itu dan hal ini terjadi pada Aneska. Benar-benar melelahkan.
Regil menggeliat, mengangkat tangannya keudara. Hingga hidungnya berkedut saat mencium bau sesuatu, menengokan kepalanya wajah Regil menampilkan ekspresi jijik kemudian.
"Bau acem banget ini ketek, ck. Mandi ah," dan kemudian Regil memilih untuk beranjk dari tempat tidur dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sepeninggalan Regil, mana Aneska yang semula tertutup mengerjap. Tak lama, dengan perlahan mata itu terbuka. Aneska memutar pandangannya, ia sudah berada di kamar. memegangi kepalanya, ia ingat jika tadi ia terjatuh dan- meraba perutnya. Aneska panik bukan main, membuatnya segera mendudukan tubuhnya dan melihat kearah bawahnya.
Tapi, ia masih mengenakan putihnya dan tak ada bercak darah. Apa yang ia takutkan tidak terjadi? Sedang bergelut dengan kebingungannya, Aneska di kejutkan dengan pintu kamar mandi yang terbuka menampilkan sosok Regil yang hanya mengenakan handuk putih yang melingkari bagian privasinya.
"Huaaa! NES!"
Aneska terlonjak saat tiba-tiba Regil berteriak dan menyilangkan kedua tangannya di dada, sedang Aneska hanya memalingkan wajahnya. Hei, Aneska rasa pipinya memerah. Bukan apa-apa, meskipun mereka sudah pernah melakukan hal itu. Tapi saat itu suasana tak mendukung, jadi sepertinya ini adalah kali pertama Aneska melihat Regil yang sedang shirtless seperti ini. Dan lagi, ternyata Regil memiliki tubuh yang-
"Aneeees, jangan mikir aneh-aneh oke. Aku udah pake baju, hahahaha."
Menengokan kepalanya kearah Regil yang sedang memasang wajah menyebalkannya, sejak kapan lelaki itu memakai baju? mana dengan piyama berwarna pink? dengan gambar ikan hiu?
"Eheheehe, jangan mikir aneh-aneh. Mau mandi gak? Ayo aku bantu," Ucap Regil sambil berjalan mendekati Aneska.
"Gil, Baju kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGILa love [SUDAH TERBIT]
Lãng mạn⚠️ Sudah Terbit!!! 📱Pemesanan lewat shopee dan Instagram penerbit Gentebook ~Part masih lengkap, Extra Part hanya di novel~ Kisah asmara Regil Denova Dirgama yang tertunda, mengisahkan bagaimana perjuangan Regil menemukan sosok yang cocok untuknya...