"Entah kenapa ya, mantan-mantan gua tuh sekarang makin cakep aja, jadi pengen balikan," Bian mengaduk kuah baksonya sambil menggerutu.
"Lo tuh ya Yan! banyak cakap! banci aja lo bilang cakep!" Lutfi menuangkan sambal kedalam mangkoknya. Bian mengumpat di tempat mendengar ucapan Lutfi yang berhasil mengorek luka lamanya. Asekkkk
"Gua masih ingat ya waktu itu gimana ekspresi bahagia lo pas dapat nomor hape tu banci setelah melewati proses gombal-menggombal, goda-menggoda, rayu-merayu dan antek anteknya itu!" dengan semangatnya Lutfi bercerita kembali mencoba menggali ingatan yang telah lama dilupakan Bian.
"Ya itukan gua gak tau kalok itu banci," Bian membela diri sambil mencomot bakso Lutfi padahal baksonya sendiri masih banyak!
"Alah lo mau banci mau bencong selama cantik lo mau-mau aja," Lutfi mencomot bakso Aqil dengan tidak tau malunya.
"Apa bedanya banci sama bencong Pik? " Bian heran setaunya keduanya sama saja.
"Beda huruflah gitu aja gak tau lo, begonya gak ketulungan!" Lutfi mencomot lagi bakso di mangkuk Aqil sedangkan sang empu sudah menghela nafas sebentar lagi umpatannya pasti akan keluar. Ada bakso sendiri kenapa harus nyomot bakso punya gue?!
"Entah tu bego banget temen lo!" Bian menganggukkan kepalanya merasa heran dengan teman yang diceritakan Lutfi.
"Gua bilangin elo bego! " geplakan dari Lutfi mendarat di kepala Bian. Emang dasar gak peka!
"Sakit tolol! emang teman lo siapa?" Bian sengaja memanasi Lutfi agar kesal.
"Lo lah paok!" Lutfi gamas sendiri lama-lama di gampar juga nih si Bian.
"Gue? hellow banana ceri stoberi swer, hahah gue temen lo? najis!" dengan alaynya Bian menjawab sambil menunjuk-nunjuk wajah Lutfi dengan ala-ala banci. Aqil menatap horor ke arah Bian. Parah parah parah, bobobroknya udah kritis! harus siaga! ambulans rumah sakit homo mana?
"Dah cocok lo jadi banci Yan! " Lutfi mencomot bakso Bian yang dibalas Bian dengan mencomot bakso Lutfi juga.
"Helawww gua tuh ya bukan banci tapi banbecak! gitu aja gak tau sihhhh? ahhh kamu ya ngaku-ngaku temen! tapi nyatanya? paham aku aja enggak? jahat! kamu itu bukan temen aku tapi kamu tuh jin peliharaan aku!" Aqil menatap horor sekaligus jijik ke arah Bian, sumpah! ini sih Bian udah pindah haluan dari homo jadi banci! tapi kan banci juga homo kan ya? berarti? astagah udah homo banci lagi!
"HAHAHAHA" dengan gak warasnya tuh duo bebek kwek-kwek ketawa ngegas kayak orang gila. Penghuni kantin yang lagi makanpun mengalihkan pandangannya menoleh kearah mereka. Lutfi ketawa ngakak sambil sesekali memukul meja dan bahu Aqil secara bergantian sedangkan Bian memegang perutnya. Aqil meringis kesakitan memegang bahunya mau maki tapi bobroknya lagi kumat! malu jadinya.
"BABAU BABAU BABAU LO COCOK YAN HAHAHAHA NGAKAK GUA" Lutfi ketawa ngakak sampai mulutnya mangap lebar.
"HAHAHAHA NGAKAK BOR! " nah kalau gini dia juga yang malu. Aqil mengusap bahunya yang kena pukul orang gila lalu membawa mangkuknya dan pindah ke meja sebelah yang dihuni beberapa cewek.
Bian menenangkan tawa Lutfi yang persis orang gilak ke girangan. Satu kata yang tepat kalau Lutfi sudah ngegas gilak kayak gini_malu! iya Bian sekarang malu! sumpah! banyak yang ngelihatin.
"Pik Pik Pik. Udah Pik, malu Pik. Istigfar Pik, ikutin gua Pik! Astagfirullahalazim, ikutin gua Pik! " Bian menenangkan Lutfi sambil mengelus-elus punggung Lutfi coba menenangkan sedangkan Aqil ditempat barunya geleng-geleng kepala miris.
"Bukan temen gua, sumpah! orang gila itu, sumpah!" Aqil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya mencoba meyakinkan ke arah dua cewek yang satu meja dengannya, yang sedang melihatnya dengan pandangan aneh sambil menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille
Random"Kamu tau Ametis?" tanya Aqil kepada gadis yang tengah ia pandangi di sampingnya ini. "Enggak, emang itu apa?" Love menggelengkan kepalanya dan membalas tatapan Aqil. "Ametis itu batu permata yang dapat tembus cahaya, warna cahaya yang dihasilka...