8. Sekolah Umum

29 16 4
                                    

Coba kalian cari ada gak saya nulis nama Alif menjadi Alfi.

Hepi riding gaiys

Hari ini adalah hari kembalinya Melody bersekolah umum, terlalu bersemangat sampai-sampai jam setengah enam pagi Melody sudah rapi, tinggal sarapan lalu pergi ke sekolah.

"Sayang, kamu kecepatan," Alif membalik telur dadar yang sedang digorengnya. Tadi Alif saat baru siap mandi dikejutkan dengan ketukan tak sabaran dari putrinya yang mengajaknya untuk berangkat, sedangkan dia saja baru selesai mandi.

"Ini hari pertama Ody masuk sekolah loh Pa, nanti telat!"

"Kamu masuk jam setengah delapan ini masih jam enam lewat lima. Mau buka gerbang sekolah ya?"

"Ihh emang Ody satpam apa?"

"Ya ngapain cepat-cepat?" Alif mengangkat telur dadar yang sudah matang lalu memindahkannya kepiring. Mengambil satu telur lagi lalu menggorengnya.

"Minum susunya Ody. Makan dulu nih biskuitnya, nasi gorengnya belum matang," Alif membuka bungkus biskuit lalu diletakkan dihadapan Putrinya.

"Ody nonton tv ya Pa," Melody berjalan ke ruang tv sambil membawa susu coklat dan biskuitnya.

"Hm, pelan-pelan nanti tumpah susunya kena seragam kamu," Ody mengangguk. Alif pun melanjutkan memasak. Melody duduk di atas karpet lalu mengambil remot tv dan menghidupkannya, memilih chanel tv yang menyiarkan film kartun lalu menontonnya sambil mengunyah biskuit yang terlebih dahulu dicelupin ke susu coklat hangatnya.

Tak lama kemudian Papanya memanggilnya karena masakan sudah matang. Melody duduk di kursinya. Alif memasukkan biskuit kedalam kulkas lalu mengisi susu coklat lagi kedalam gelas putrinya yang sudah kosong. Mengambil piring lalu menuangkan secentong nasi goreng dan telur mata sapi setelah itu disodorkan dihadapan putrinya.

"Habisin! jangan gak habis!" Melody mengangguk. Kebiasaan Melody sebelum memasukkan makanan adalah minum terlebih dahulu lalu menyuapkan sesendok nasi goreng kemulutnya. Seperti dugaannya, masakan Papanya tidak mengecewakan, selalu enak.

"Enak," Melody tersenyum dalam kunyahannya.

"Iya dong siapa dulu yang masak," Alif senang jika putrinya senang, seperti sekarang hanya karna masakannya dia sudah disuguhkan senyuman manis putrinya. Sesederhana itu. Bahagia hanya sesederhana itu. Menikmati sarapan dengan orang yang kita sayang, melihat senyumnya sudah membuat kita bahagia. Bersyukurlah jika masih bisa menyantap sarapan dengan orang-orang yang kita sayang. Karena kita tidak akan pernah tau sampai kapan moment itu akan bertahan. Suatu saat nanti hal sederhana itulah yang kita cari-cari, yang kita rindukan. Banyak juga orang diluar sana yang ingin seperti itu tapi tak bisa. Maka bersyukurlah untuk apa yang Tuhan berikan kemarin, hari ini, dan besok.

"Habisin ya."

"Iya Papa," Melody mengangguk lalu meminum susunya.

Setelah selesai sarapan Alif mengantar anaknya ke sekolah. Alif melihat dibelakang mobilnya Aqil mengikuti. Mobilnya sudah memasuki parkiran sekolah, Alif mengantar anaknya ke guru Bk di temani Aqil juga.

Melody dan Aqil sudah tidak satu kelas, karena Melody ketinggalan pelajaran setelah satu tahun lamanya dia koma. Seharusnya sekarang Melody kelas dua belas tapi karena koma dia sekarang kelas sebelas. Sekarang adalah awal semester, selama homeschooling Melody sudah mengejar pelajaran yang tertinggal di semester dua di kelas satu. Guru privatnya juga sudah mengulang pelajaran yang syukurnya dipahami Melody. Papanya dan Aqil juga terkadang membantunya belajar.

Setelah berbincang sebentar dengan guru Bk Alif menghampiri putrinya.

"Jangan nakal ya? dengerin nasihat guru!" jari telunjuk Alif menunjuk-nunjuk menasehati putrinya yang dibalas anggukan.

ShaquilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang