Akhir-akhir ini kepala Melody sering sakit dan beberapa gambaran mungkin ingatannya yang hilang sudah mulai bermunculan. Saat ini dia sedang berada di rumah sakit untuk chek up. Setelah mengeluarkan keluhannya selama chek up akhirnya dokter Adnan yang selama ini menanganinya mengeluarkan kesimpulan yang merupakan kabar bahagia bagi Papa dan tentu dirinya. Dokter Adnan bilang ada perkembangan dengan ingatannya, perlahan-lahan ingatannya mulai kembali asalkan tidak dipaksa yang malah bisa memperburuk kondisinya. Melody juga sekarang sudah bisa berjalan normal walau masih terasa kaku dan terkadang sedikit nyeri. Tapi tidak masalah selama itu perkembangan baik sekecil apapun Papa pasti bahagia.
Kalian pastinya tau bagaimana perasaan kalian jika melihat hero kalian bersedih, merasa gagal menjaga padahal bukan kesalahannya. Raut wajah Papanya yang bersalah serta seolah-olah menahan beban berat dipunggungnya yang Melody liat setiap mendengar hasil chek up atau kabar dirinya yang buruk. Wajah seperti tersiksa yang terus melekat di ingatan dirinya yang tidak pernah ingin dilihatnya, memikirkannya saja sudah membuat hatinya nyeri. Maka dari itu seberusaha mungkin dia ingin cepat sembuh agar wajah Papanya tidak murung kembali. Yah hanya itu yang dia inginkan saat ini, kebahagiaan Papanya. Sesederhana itu.
Seperti minggu-minggu sebelumnya setiap chek up pastinya trio kwek-kwek pasti menemani dirinya.
"Om kuy beli jajan! lagi mendung, makan bakso pasti enak nih, sekali-kali om yang teraktir," mereka sekarang sedang berjalan dilorong bagian ruangan-ruangan dokter menuju lobi rumah sakit.
"Sesekali palo peyang! tiap minggu kita di traktir sama om Alif bagong!" dengan tidak santainya Bian menggeplak kepala Lutfi. Emang ya, kebiasaan trio kwek-kwek itu kalau gak geplak kepala ya nampol bahu! Alif hanya geleng-geleng kepala, sudah biasa melihat kelakuan para sahabat putrinya. Jadi sudah memakluminya, sedangkan Aqil yang melihat itu bodo amatan asalkan Melody di sebelahnya.
Kebiasaan mereka setiap hari minggu kalau gak ngumpul di salah-satu rumah mereka, pasti mereka marung jajanan lokal, biasanya sih bakso sama mie ayam karena makanan kesukaan Melody.
"SAKET YAN!! " Lutfi melotot hendak membalas namun Bian dengan cepat mengelak.
"Hus!! jangan ribut! ini rumah sakit bukan kebun binatang!" Alif menasehati mereka berdua sebelum semakin menggila.
"Ini om Bian luan," adu Lutfi seperti anak kecil yang diambil mainannya.
Melody hanya tersenyum melihat mereka berdua yang lagi-lagi bertengkar tak jemu-jemu. Merasa geli melihat tingkah Lutfi yang sebenarnya lumayan menggemaskan diapun terkekeh kecil hingga membuat Aqil yang berada di samping kanannya menoleh.
"Warung biasakan?" Alif memastikan hari ini akan marung dimana.
"Yoi mamen!" Lutfi dengan semangatnya mengiyakan. Setelahnya merekapun menaiki kendaraan masing-masing. Melody berasama Papanya mengendarai mobil sedangkan trio kwek-kwek mengendarai motornya kewarung langganan mereka. Tempat yang sederhana namun dipenuhi dengan orang-orang yang ramah.
***
"Yang gratisan emang lebih enak!" Lutfi seperti biasa menuangkan sambal kedalam mangkok dengan tatapan mupeng sambil menelan ludah, sudah tidak sabar untuk menyantap bakso. Melody yang melihat itu meringis ngeri, apa gak panas tuh perutnya?
Sedangkan Melody yang memang tidak tahan pedas hanya menuangkan sebagian bakso yang ada dimangkok ke dalam piring kecil, lalu hanya menambahkan kecap saja. Dari dulu memang seperti itu cara makannya, dia menyukai bakso yang ditambah kecap saja tidak perlu saos ataupun sambal, kuahnya pun hanya sedikit."Tumpur bandarlah Mang Gitok lo buat!" Mang Gitok adalah pemilik warung bakso langganan yang sedang mereka kunjungi saat ini dan pastinya sudah akrab dengan mereka. Bian selalu heran dengan Lupik yang sanggup menuangkan enam sendok sambal kedalam mangkuknya dan jika dirasa belum pas pedasnya maka ditambahnya lagi. Bian saja yang melihat itu merasa ngeri. Mungkin waktu mamanya Lutfi hamil, ngidamnya bon cabe kali ya? sampai anaknya maniak pedas begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille
De Todo"Kamu tau Ametis?" tanya Aqil kepada gadis yang tengah ia pandangi di sampingnya ini. "Enggak, emang itu apa?" Love menggelengkan kepalanya dan membalas tatapan Aqil. "Ametis itu batu permata yang dapat tembus cahaya, warna cahaya yang dihasilka...