Tandai Typo gaiys
Saat ini kantin sedang ramai karena bel istirahat sudah berbunyi. Melody, Irena dan Felia sedang menunggu pesanan yang sedang dipesan Felia.
"Lama banget sih! Laper gue!" ucap Irena kesal langsung berdiri mengambil mangkok yang ada di nampan saat Felia belum sampai meletakkan nampan ke meja.
"Ya sabarlah! Kalau mau cepat pesan sendiri, dah tau ngantri gitu!" ucap Felia kesal karena dia sudah lama mengantri dan lelah menunggu, butuh perjuangan saat didesak banyak orang karena tubuhnya yang pendek tergeser kesana-kemari.
"Laper gue! Perut gue udah bunyi dari tadi!" Felia memegang perutnya yang sudah keroncongan minta diisi. "Gue yang beli minum aja cepat!" ucap Irena yang mendapat jitakan manis dari Felia. Pasalnya membuat minuman lebih cepat dibandingkan membuat bakso dan mie goreng yang mereka pesan.
"Udah jangan nyerocos ae makan tuh!" Melody menimpali, dia mengambil bakso pesanannya dan memamakannya.
"Gile, laper banget gue! Matematika buat perut gue langsung kosong! Otak kosong, perut juga kosong!" ucap Irena dalam kunyahannya.
"Otak lo, kan, memabg selalu kosong! Sampek ada sarang laba-labanya!" ucap Felia menimpali saat menuangkan saos ke mangkuk baksonya.
"Sangking lamanya gak diisi hahaha," ucap Melody yang diakhiri dengan tawa.
"Baksonya kok pakai mie sih?" Melody memisahkan baksonya ke piring kecil dan menyisahkan mie di dalam mangkok.
"Lupa gue," ucap Felia lalu mengambil mangkuk berisi mie punya Melody dan menuang ke mangkuknya.
"Awas tumpah," Melody mengambil tisu dan mengelap sedikit tumpahan di meja saat Felia menuangkan mie ke mangkuk.
"Dikit doang," sahut Felia cuek.
"Lengan bajunya nanti kotor," ucap Melody karena Felia memakai kemeja lengan panjang hari ini.
"Ah lupa gue." Felia menggulung lengan bajunya sampai siku lalu melanjutkan kembali makannya dengan lahap.
Melody menoleh ke sebelah saat ada satu mangkuk balso diletakkan di mejanya. yang ternyata punya Zena.
"Gue gabung ya?" tanya Zena yang mendapat anggukan dari Melody. "Pulang sekolah ke pameran lagi kan?" tanya Zena yang sedang mengaduk-aduk kua baksonya.
"Iya, Aqil juga ikut, gak papa kan?" Sesaat Zena menghentikan gerakannya mengaduk bakso, menoleh sekilas ke Melody, Zena berkata, "Oke." Melody mengangguk.
"Lagian makin ramai makin seru, kan?" Zena mengagguki ucapan Melody itu.
"Mau kemana?" tanya Irena penasaran.
"Ke pameran, mau ikut?"
"Ih gue ikit deh, Felia juga, ya kan?" Irena menyenggol bahu Felia yang saat itu sedang memakan bakso.
"Apa?!" tanya Felia tidak santai.
"Lo ikut ya?" tanya Irena dengan mata memohonnya dan di kedip-kedipkn agar Felia luluh yang justru membuat Felia enek. Pasalnya Felia sulit untuk diajak main keluar.
"Gak usah sok imut, jijik gue!" semprot Felia.
"Jadi ikut, kan?"
"Hm," sahut Felia malas.
"Yes, gue bisa nebeng." Irena senag karena bisa nebeng sama Felia yang bawa motor ke sekolah.
"Tai lo!" umpat Felia
"Is jorok! Lagi makan juga!" kesal Melody.
"Tai kucing maksudnya Dy," ucap Felia coba meralat yang malah membuat Melody jijik karena membayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille
Diversos"Kamu tau Ametis?" tanya Aqil kepada gadis yang tengah ia pandangi di sampingnya ini. "Enggak, emang itu apa?" Love menggelengkan kepalanya dan membalas tatapan Aqil. "Ametis itu batu permata yang dapat tembus cahaya, warna cahaya yang dihasilka...