"Papa juga baru pulang?" tanya Melody saat mengambil minum ke dapur. Dia melihat Papanya yang duduk sedang minum juga, masih memakai kemeja yang digulung sampai siku, dasi yang sudah tergeletak di meja, dan dua kancing atas kemeja yang sudah di buka. Gurat lelah pun tercetak jelas di wajah Papanya yang sedang menopang kepala dengan kedua tangan.
Alif menoleh ke Melody, lalu memberikan senyum lelahnya. Mengangguk lantas Alif mengiyakan.
"Gimana tadi pamerannya?" tanya Alif.
Setelah mengambil minumnya, Melody menggeser kursi lalu duduk di hadapan Papanya.
"Seru," jawab Melody singkat. "Papa capek banget ya?" Alif hanya tersenyum mendapat pertanyaan dari putrinya. "Mau di pijit?" tawar Melody yang langsung mendapat gelengan Alif. "Gak usah."
"Yaudah kalau gitu Melody ke kamar ya Pa, mau mandi." Alif mengangguk, lantas Melody pun bangkit dan pergi menuju kamarnya.
Setelah membersihkan diri, Melody merebahkan badannya di kasur sambil memainkan hpnya. Malam ini, Melody ingin menelfon Aqil. Melody mendengar suara familiar, suaa nada dering hp Aqil. Menoleh ke kanan-kiri Melody mencari asal suara, suaranya bukan di dalam kamar. Semakin lama suara deringnya semakin jelas, tak lama dari itu pintu kamar Melody pun di buka dari luar dan muncullah Si pemilik hp dengan hp yang masing berdering di gengamannya.
"Kenapa nelfon?" Melody mematikan sambungan teleponnya, lalu menghampiri Aqil.
"Kenapa ke sini?" tanya Melody balik yang membuat Aqil memutar bola matanya.
"Biasa ngater makanan."
"Oh, yaudah yuk kita makan." Melody menarik tangan Aqil menuju meja makan, di sana Papa sedang memindahkan lauk yang Aqil bawa ke atas piring.
"Makan sini sayang," ucap Alif menyadari kehadiran Melody. Melody mengagguk, lantas mereka pun memulai makan malamnya dengan membacakan doa makan.
***
Saat ini Aqil dan Melody sedang duduk di balkon kamar Melody. Mereka menikmati cemilan dan udara malam yang lumayan dingin di karenakan cuaca sedang mendung. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Jangan lupa datang hari Minggu nanti," ucap Aqil.
Ah iya, Melody baru ingat kalau Aqil akan ikut lomba akhir pekan. Hampir saja dia lupa.
"Iya pasti datang."
Melody merasa, dia begitu resah semenjak Aqil mulai dekat dengan Reni. Kerap kali dia melihat saat istirahat, latihan, maupun berjalan di lorong selalu ada Reni di samping Aqil. Melody sadar, kalau mungkin saja dia suka dengan sahabatnya itu. Suka yang lebih dari sekedar teman dekat, sahabat, ataupun Abang. Melody mulai menyadarinya akhir-akhir ini. Apakah Aqil juga merasakan hal yang sama seperti yang Melody rasakan juga? Melody bimbang menanyakannya.
"Aqil," panggil Melody ragu yang dibalas deheman Aqi.
"Aqil saat ini lagi suka gak sama cewek?" Melody tidak berani menatap Aqil jadi dia hanya menatap balkon kamar Aqil di sebrang sana.
"Kenapa?" Aqil menoleh ke arah Melody yang duduk di sebelah kanannya. Mengangkat sebelah alisnya karena bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya itu.
"Gak papa sih, pingin tau aja," jawab Melody yang mulai memainkan jari-jari tangannya.
"Emang lo lagi suka sama siapa?" tanya Aqil.
"Eh, Melodykan nanya Aqil." Melody terlonjak kaget saat Aqil bertanya seperti itu, seakan-akan Aqil tahu kalau Melody sedang suka seseorang. Emang mudah ketebak ya?
"Lo lagi suka sama siapa?" ucap Aqil mengintimidasi. Ditatap seperti itu Melody pun gugup, dia mengalihkan pandangannya ke segala arah yang terpenting tidak menatap Aqil. Jari tangan Melody semakin intens remasannya menandakan dia sedang gugup.
Aqil memegang dagu Melody untuk menatapnya. "Hm?" Aqil menelengkan kepala dan mengangkat sebelah alisnya semakin penasaran.
"Suka ... suka ... suka sama orang," jawab Melody gugup, nafasnya mulai tidak teratur. Melody menurunkan tangan Aqil yang masih memegang dagunya lalu membuang pandangan dari Aqil.
"Orangnya siapa?"
"Aqil pacaran sama Reni ya?" Melody malah melontarkan pertanyaan tidak menjawab pertanyaan Aqil.
"Gue sama Reni?" Aqil menunjuk dirinya yang diangguki Melody.
"Gak ada apa-apa."
"Terus ... kenapa Deket banget sama Reni?"
"Kenapa? Cemburu?" Aqil tersenyum mengejek Melody yang dengan cepat mendapatkan anggukan dari Melody. "Iya." Aqil tersenyum puas.
"Iya apa?" tanya Aqil pura-pura tidak mengerti.
"Iya Melody cemburu," jawab Melody kesal dengan napas memburu. Matanya sudah memerah berkaca-kaca yang sebentar lagi akan menangis. Melody membuang pandangan, mengatur napasnya agar dadanya tidak sesak, sesekali dia menggigit bibir.
"Jangan nangis!" Aqil menarik Melody semakin rapat dengannya, lalu menepuk-nepuk kepala Melody menenangkan.
"Melody suka sama Aqil." Ucapan Melody membuat Aqil tersenyum menang. Ya, tersenyum menang karena berhasil membuat Melody menyukainya. Segampang itu.
***
Tibalah hari ini pekan olahraga yang sudah ditunggu-tunggu Melody. Pekan olahraga dimulai dari jam tujuh pagi sampai jam delapan malam. Pekan olah raga dimulai dari hari Sabtu sampai Minggu, hanya dua hari. Terdiri dari lomba renang, basket, voli, badminton, futsal, lari estafet, lari jarak pendek, taekwondo , pencak silat, karate dan lempar lembing. Tidak hanya lomba bazar pun juga ada. Ramai sekali orang-orang berdatangan memenuhi bazar yang dibuka umum.
Untuk lomba olahraga cabang bela diri dilaksanakan didalam gedung yang terpisah dan dinilai dari guru beladiri yang mengajar di dalam sekolah maupun luar sekolah. Sedangkan basket dilaksanakan di lapangan satu yang berada tepat di tengah sekolah, voli dilaksanakan di lapangan dua dekat dengan lab kimia, badminton di lapangan indoor, futsal di lapangan belakang sekolah yang jauh dari gerbang. Untuk renang dilaksanankan di dua tempat yaitu kolam renang indoor dan out door. Masing-masing dilaksanakan dua hari, dan hari Minggu nanti adalah babak final.
Kalau lari estafet, lari jarak pendek, dan lempar lembing dilaksanakan di hari kedua ketika lapangan voli dan lapang futsal selesai digunakan. Dihari Senin lah saat selesai upacara pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah akan diberikan.
Melody bingung harus melihat lomba yang mana. Antara lomba basket, voli dan renang, karena ketiga sahabatnya mengikuti di masing-masing lomba itu. Lomba juga dilaksanakan secara serentak. Mungkin ada baiknya Melody mulai mengelilingi bazar terlebih dahulu, mengisi perut karena beraneka ragam makanan yang dijual juga membeli barang-barang yang menarik perhatiannya.
***
Melody terkejut ketika berbalik badan selesai membeli sunat ada Zena tepat dibelakangnya, sampai-sampai membuat Melody mundur yang berakhir pinggangnya kepentok meja-meja yang berisi berbagai macam donat. Zena tersenyum yang dibalas Melody senyuman juga.
"Mau beli donat juga?" Zena menggeleng, Melody mengangkat kedua alis karena bingung. "Terus?" Melody menepi karena ada beberapa orang yang juga mau membeli donat.
"Ini brownis, makanan kesukaan lo." Melody menerima bungkusan yang diserahkan Zena dengan kening berkerut. Pasalnya dari mana Zena tau brownis adalah makanan kesukaanya juga? Ah, tidak apa, terima saja yang penting dapat jajanan gratis.
"Makasih," jawab Melody tersenyum senang.
"Temenin yuk!" tanpa menunggu jawaban Melody, Zena langsung menggandeng Melody.
"Kemana?" tanya Melody bingung.
"Ikut aja." Mendengar itupun Melody pun menuruti sambil memakan donat coklatnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille
عشوائي"Kamu tau Ametis?" tanya Aqil kepada gadis yang tengah ia pandangi di sampingnya ini. "Enggak, emang itu apa?" Love menggelengkan kepalanya dan membalas tatapan Aqil. "Ametis itu batu permata yang dapat tembus cahaya, warna cahaya yang dihasilka...