Hepi riding gaiys
Berhepi-hepilah sebelum hepi karena hepi itu hepi.
-Babang Lutfi yang ganteng calon pacarnya Irena-"Kalau ada makanan dimeja, enaknya dimakan aja, tung tang tung, tung tang tung," Lutfi bernyanyi dengan lirik yang diubah-ubahnya. Tangannya menggendang meja. Sekarang kelas mereka tidak ada guru karena gurunya merajuk sebab murid-muridnya disuruh diam tidak mau. Pernah gak guru kalian seperti itu?
Aqil memakan yupi, mengedarkan pandangan ke sekeliling kelasnya yang sudah mirip pasar ikan.
"Gebetan tiba, gebetan tiba, gebetan tiba. Tiba-tiba ketikung, tiba-tiba ketikung, tiba-tiba ketikung, ketikung tiba-tibaaaaa," Rendi bernyanyi lagu Ramadhan tiba yang diganti liriknya, sambil berjoget mengerakkan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri.
"Dah jadi mantan, dah jadi mantan, dah jadi mantan. Tiba-tiba ngajak pacaran, tiba-tiba ngajak pacaran, tiba-tiba ngajak pacaran, ngajak pacaran tiba-tibaaaa," sambung Bian, tangannya memukul meja layaknya gendang mengikuti Lutfi.
"Pehapein aja, pehapein aja, pehapein aja. Akunya gak mau, akunya gak mau, akunya gak mau, udah punya yang baruuuu," Lutfi menyambung sambil geleng-geleng kepala menghayati.
Aqil mengunyah yupi, kepalanya menggeleng menonton tingkah teman-temannya.
ada-ada saja!
"Eh we we, gue mau cerita," tiba-tiba Lutfi menghentikan gendangannya saat teringat sesuatu.
"Apaan?" Rendi duduk kembali kebangkunya. Aqil mengangkat sebelah alisnya, penasaran.
"Cerita apaan?" tanya Bian penasaran lalu meminum air mineralnya yang setelahnya dirampas Rendi.
"Sabar mongki!" Bian mengelap air yang tumpah kebajunya. Rendi cengengesan, lalu minum.
"Iren,"
"Kenapa Iren?" tanya Rendi.
"Lo kalok cerita jangan setengah-setengah Jaka Tarub!" Bian menggeplak kepala Lutfi.
"Ya sabar lah Jaka Sembung! biar kemistri penasarannya dapet!"
"Elah bacot lo! cerita tinggal cerita aja banyak gaya!"
"Udah cepetan cerita gue mau boker ni!" Rendi meringis memegang perutnya yang agak mules sambil nahan kentut yang mau keluar diujung tanduk, mungkin panggilan alam. Aqil melempar yupi ke Rendi yang berakhir jatuh di atas kertas yang ada dilantai. Lalu Rendi mengbilnya, "Belum lima menit."
"Miskin banget lo!" Bian menatap miris kearah sepupu Lutfi itu. Sebelas-dua belas gobloknya sama sepupunya.
"Lo kalok boker jangan lupa cebok! pantesan gue dibelakang lo sering kebauan!" Lutfi menutup hidungnya.
"Eek lah!"
"Nanti lo bokerkan keluar eek lo!" Lutfi memakan kacangnya dengan santai.
"Jorok banget sih lo!" Bian menendang kaki Lutfi.
"Si Iren bilang dia suka sama gue, tapi sekedar suka belum cinta katanya," Lutfi memulai ceritanya.
"Serius lo?" tanya Bian.
"Udah tunggu apa lagi? pepet tros!" Rendi menyangati.
"Gue masih ragu," Lutfi menggelengkan kepalanya.
"Cupu lo!" Bian mengejek.
"Kenapa?" tanya Rendi.
"Bukan apa ya, gue gak mau nyakitin perempuan. Gue maunya pas gue bener-bener cinta sama dia baru gue perjuangin. Soal hati gue gak mau nyoba-nyoba. Nanti jatuhnya sakit sebelah pihak. Gue gak mau itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille
De Todo"Kamu tau Ametis?" tanya Aqil kepada gadis yang tengah ia pandangi di sampingnya ini. "Enggak, emang itu apa?" Love menggelengkan kepalanya dan membalas tatapan Aqil. "Ametis itu batu permata yang dapat tembus cahaya, warna cahaya yang dihasilka...