13. Gombal Gembel

30 12 0
                                    

Hepi riding gaiys

Belum tentu yang dekat dan ngasih perhatian berstatus pacaran

-Shaquille Elvano-


Sudah dua hari Aqil tidak bertemu Melody dirumah maupun disekolah,  dia sangat sibuk dengan latihannya. Pergi sekolahpun kesiangan karena kelelahan dan saat istirahat ataupun pulang dia tidak bertemu Melody,  yang kata dua temen sekelasnya_Irena dan Felia,  lagi sibuk tidak bisa diganggu. 

Huhhh sibuk apasih anak manja itu! Apa Melody masih marah dengannya?  Aqilpun gak tau salahnya dimana, sampai Melody marah seperti itu.

Cewek emang ribet! nanya salah, gak nanya juga salah. Bilang gak pekalah,  apalah. Kalau soal kepekaan, kadar kepekaan setiap orangkan berbeda-beda mau itu cowok ataupun cewek.  Kalau soal peka gak peka, enggak mandang gender.

Lagian itu anak manja kenapa gak langsung ngasih tau dia aja sih?  apa salahnya,  sampai buat tuh bocah manja marah. Dasar manja! cengeng! cerewet! bocah!

Gimana ya? caranya biar tuh bocah manja gak marah lagi?

"Woi! ngelamun mulu!" Lutfi mengagetkan Aqil. Gimana perasaan kalian jika tiba-tiba ada yang ngagetin?  keselkan?  sama, itulah yang dirasakannya sekarang.

"Mikirin apasih?" Bian bertanya sambil duduk dibangkunya.

"Elah sok bisa mikir lo!" celetuk Lutfi tak tau diri.

"Cewek kalau marah cara buat dia gak marah lagi gimana?" dengan to the point Aqil bertanya pada Bian yang memang banyak berinteraksi dengan cewek,  sampai kontak Hpnya saja sudah mirip asrama Putri.

"Elahhhh sok punya cewek lo!" Lutfi menggeplak bahu Aqil.

"Gua gak ngomong sama lo somplak!" sembur Aqil kepada Lutfi.

"Siapa yang marah?" Bian panasaran, siapa cewek yang marah sampai-sampai Aqil meminta saran padanya agar bisa baikan.

"Jawab aja, gosah banyak tanya."

"Kalau gue ya,  gue gombalin tuh cewek sampek baper trus gue kasih coklat.  Emang siapasih?"

"Kepo lo kek Dora!"

"Palingan juga Melody," celetuk Lutfi, kenapa Bian gak kepikiran kesana sih?  siapa lagi yang bisa membuat Aqil uring-uringan begini kalau bukan sahabat tercintanya itu? yang sudah dianggap adik sendiri oleh Aqil walaupun bagi Bian status adik sangat meragukan.

"Tumben marahnya lama, biasanya gak sampai satu jam marahan aja udah baikan."

"Entah kesambet apa tu bocah!" ucap Aqil sambil memakan kacang Lutfi.

"Cewek jutek ples cuek susah yah dideketin!  pusing gue!" keluh Bian.

"Udahlah gak puas-puasnya lo mainin cewek. Kapan tobat Yan?  ntar lo yang ada diposisi mereka jadi mainan, Nyaho lo!" tumben Lutfi bijak.

"Gue kali ini kayaknya serius deh Pik."

"Kata-kata lo aja meragukan," Aqil menyahut,  memandang malas kearahnya.

"Kalau masih ada kata 'kayaknya' tandanya lo masih ragu," sambung Aqil lagi.

"Sia-sia waktu lo cuman untuk main-main," Lutfi menatap miris ke Bian.

"Sok serius lo Pik!  santai ajalah"

"Santai pala lo!  Gue walaupun suka bercanda tapi kalau soal hidup gue punya perencanan kedepannya gimana. Ada waktunya bercanda,  ada waktunya serius.  Jangan terlalu santai, nanti lo ketinggalan. Gue udah nikah,  lo masih jomblo!"

ShaquilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang