3 hari sudah mereka menjalankan tugas KKN didesa ini. tapi ada rasa rindu amat dalam bagi prilly ke anak-anak asuhnya. 3 hari tak bisa berkomunikasi dengan anak-anak asuhnya. membuatnya benar-benar rindu. terutama babynya, Prilly rada khawatir kalau baby miftahnya rewel. sesekali mengotak atik ponselnya berharap ada signal sehingga bisa menghubungi keluarganya yang disana.
"Pernah sih ya.. ada yang bilang kegue disini tu plosok. jadi udah pasti nggak bakalan ada signal. kalaupun maksa cari signal katanya suruh naik pohon"tiba-tiba suara Ali terdengar begitu mengintruksi prilly untuk berhenti mencari signal. Prilly yang merasa tersindir hanya bisa mendengus kesal. dan mulai melangkah menjauh meningglakan Ali tanpa memperdulikannya yang mulai ngomel-ngomel nggak jelas.
samapai dipelataran rumah prilly masih berusaha untuk mencari signal. dan pada akhirnya hanya bisa mendengus lelah. Prilly duduk dikursi yang ada didekat phon yang tak jauh dari rumah mereka KKN. membuka isi galeri Hp dan melihat lihat beberapa foto yang dirindukan.
"Lo rindu anak-anak lo ya"ucap Ali. dan entah semenjak kapan dia sudah duduk disamping Prilly. Prilly tak menjawab dan hanya melanjutkan aktivitasnya. terhenti pada satu foto saat dia menggendong baby miftahnya. Ali menyipitkan matanya untuk bisa melihat apa yang dilihat Prilly. dan itu adalah babynya.
Ali mengerti bagaimana rindunya Prilly dengan anak-anak asuhnya. karena Ali sendiri mulai merasa rindu dengan baby Miftah yang sudah mulai ia terima untuk menjadi anak asuhnya. Ali terdiam mencari cara untuk membantu Prilly. hingga muncul difikirannya sebuah ide. Ali segera menarik tangan Prilly dan mengajaknya beranjak dari duduk.
"Eeehh.. lo ngapain sih"tanya prilly yang kebingungan.
"Ikut aja"ajak Ali.
mau tak mau Prillypun menurutinya. hingga langkah mereka mulai terhenti didepan rumah yang bisa diketahui itu adalah rumah pak kades.
"Assalamualaikum.."ucapa Ali. Prilly tak perlu mempertanyakan kenapa Ali mengajaknya kesini. sudah pasti Ali akan membahas masalah tugas bersama pak Kades. hingga terdengar jawaban salam dari dalam dan terbukalah pintu rumah. nampak gadis cantik dengan senyum lembut menyapa Prilly dan Ali.
"Pak kades ada?"tanya Ali.
"Maaf.. bapak kalau jam segini ada dimasjid buat persiapan sholat isya'. akang sama neng ini ada perlu apa ya?"tanyanya.
"Eeemm.. nggak terlalu penting sih sebenaranya. tapi, kamu tau disini tempat telfon umum?"tanya Ali. dan gadis itu pun mengerti lalu segera mengantarkan ali dan Prilly menuju tempat yang ditanyakan Ali barusan. hingga sampai ditempat gadis yang bisa diperkirakan anak pak kades itu pun pamit untuk pulang terlebih dahulu. tak lupa ali dan Prilly mengucapkan trimskasih.
"lo mau telfon siapa?"tanya Prilly mengawali.
"Gue nganterin lo lah. lo kangen sama anak-anak lo kan. ya udah lo telfon aja. tapi nggak bisa vicall ya. ini telfon umum."jelas Ali dan berhasil emmbuat Prilly terkikik geli mendengar candaan garing Ali.
"Gua nggak bego kali"ucap Prilly. dan Ali sangat senang bisa membuat Prilly tertawa.
"ya udah ayo masuk"ajak Ali. mreka pun masuk kedalam ruangan. ternyata bentuknya seperti sebuah kantor. namun ada seperti 3 bilik. yang didalamnya amsing-masing ada telfon umumnya. sama seperti telfon umum jaman dulu. ternyata didesa ini masih sama memakai telfon umumseperti ini. mungkin karena disini susah mencari signal.
prilly mulai masuk kedalam bilik dan diikuti ali dibelakangnya. prilly terkejut saat baru disadarinya Ali mengikutinya masuk dalam bilik.
"nagapain lo ikut masuk."tanya prilly.
"nemenin lo lah.."jawab Ali dengan wajah kelewat polos. prilly memejamkan matanya untuk menahan emosinya. astaga ternnyata ali ini ganteng cuma modal tampang. tapi fikirannya kadang-kadang masih suka oon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Kecil
Humorsuara tangisan itu seperti alarm yang mengusik istirahat seorang pemuda yang masih ingin meneruskan mimpinya dijam 12 malam.ia berusaha menutup telinganya dengan bantal.tapi tetap saja suara itu masih terdengar.dengan terpaksa pemuda itu menghampiri...