suara tangis yang nyaring kini mampu mengusik istrahat Prilly yang mungkin sudah berlangsung beberapa jam. sadar akan tangisan siapa. Prilly langsung membulatkan matanya dan segera beranjak untuk bangun dan segera berlari ke box babynya. tapi, masih didepan pintu Prilly sudah melihat ali yang sudah menggendong baby miftah yang perlahan tangisnya mulai meredah.
perlahan prilly mendekati Ali. Ali yang nampaknya menyadari keberadaan Prilly sedikit memutar badannya hingga berhadapan dengan Prilly. seulas senyum dipamerkan Ali pada Prilly menunjukkan baik-baik saja Prilly tak perlu khawatir.
"Sini biar gue gantiin lo. Lo pasti masih ngantukkan"tawar Prilly yang ingin menggantikan Ali menggendong baby miftah.
Alipun menyutujui Prilly yang ingin mengambil alih gendongan. bukan karena Ali yang mengantuk dan ingin melanjutkan tidur. tapi Ali mengerti mungkin anaknya rindu timangan prilly yang menenangkan. jadi Ali memberikan gendongan dan sekarangpun dia berdiri disamping Prilly.
benar saja timangan Prilly memang bagaikan obat tidur yang perlahan membuat baby miftah mualai memejamkan matanya. sekali lagi Ali mengulas senyum. rasanya dia benar-benar memiliki keluarga kecil yang menenangkan. istri cantik dan bayi mungil yang lucu.
sadar akan yang barusan dibayangkan dengan cepat Ali menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri dari halunya. Prilly yang menyadari gerak gerik Ali langsung melihatnya heran. dan Ali sadar kalau Prilly melihatnya langsung menghentikan aktivitas geleng-gelengnya.
"Kalok lo ngantuk. buruan istirahan. baby biar gue jaga." ucap Prilly sedikit lirih. karena baby miftah mulai tidur kembali. dan Ali hanya menjawab dengan gelengan kepala untuk mengisyaratkan dia tidak mengantuk dan malah ingin menemani prilly.
setelah beberapa saat menimang-nimang baby miftah. kini dengan perlahan Prilly menidurkan baby miftah dibox babynya. perlahan Prilly dan Ali melangkah meninggalkan kamar anak mereka.
"Eemm li, bolehkan kalau kita baliknya besok sore an aja. setidaknya bener bener baby baik."ucap Ali ragu.
"Udah tenang aja. gue ketuanya pokoknya baby baikan kita baru balik."jelas Ali enteng. dan itu malah mendapat tatapan tak suka oleh Prilly. sadar akan tatapan itu Ali menatap Prilly bingung dan meminta maksud dari tatapannya.
"Jangan mentang mentang lo ketua. kita jadi seenaknya disini. lo juga harus profesional li. lo mau gue makin diomelin ama cewek kesayangan lo itu."omel Prilly.
"siapa..? si tukang ngomel macem mak lampir. lha gila kali kesayangan gue dia. kesayangan gue tu udah ada dihadapan gue."Ucap Ali sambil sedikit mendekati wajah Prilly dan menowel kecil hidung prilly.
Prilly langsung membulatkan mata saat melihat perlakuan Ali. namun tak lama Prilly mendengus dengan bersmirk. dengan cepat telapak tangan mungilnya meraup muka Ali dan mendorongnya sedikit menjauh.
"Udah sana.. tidur. ngigau jangan aneh aneh ya pak.."ucap Prilly dan segera berlalu meninggalkan Ali.
***
seperti biasa aktivitas lokasi proker ramai akan mahasiswa yang berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat. sesekali pak kades melihat kegiatan mereka. dan sesekali mengobrol dengan mereka apa ada kesulitan dalam pengerjaan mungkin saja warga bisa membantu.
"Eoww ya kira-kira Ali nanti kapan kembali."Pak kades menanyai Afril.
"Kayaknya nanti sore deh pak. ada perlu apa pak."tanya Afril takut-takut penting dan harus Ali yang datang.
"tenang saja. saya cuma mau tanya yang akan kita rapatkan besok. dan bukannya itu dosen kalian datang. saya mau tanya dosen kalian datang kapan. hari ini atau langsung besok. apa lagi kan desa ini jauh sekali dari kota. mungkin saja dosen kalian datang sekarang butuh penginapan. nanti akan kami siapkan."tawar pak kades.
"Eemm.. saya kurang tau sih pak sebenarnya. nanti coba saya tanyakan pengurus kelompok saja"Ucap Afril seberusaha sopan.
"Ya sudah saya tinggal dulu. saya mau kekantor dulu."pamit pak kades. dan diangguki Afril sebagai persetujuan.
setelah menurut pak kades berlalu Afril segera mencari pengurus kelompok. secara kebetulan tiara baru saja datang dilokasi. dengan segera Afril menanyakan yang dibahasnya tadi dengan pak kades.
"Ra.. tadi pak kades kesini. terus nanya. dosen kapan kesini sekarang atau besok. kalau misal datang sekarang brarti kan nginep. trus tadi, pak kades mau nawarin penginapan gitu buat dosen. lo ta u nggak dosen nanti kesini."Jels Afril.
"Lo bener juga besok ada rapat. ishh.. Ali pakek pergi segala lagi.entar dosen mantau dia nggak ada bisa-bisa kena masalah kelompok kita."Tiara ngedumel. dan nampaknya Afril tidak ingin ambil pusing dan segera berlalu meninggalkan tiara yang masih fokus dengan emosinya.
***
"anak ayah yang ganteng.. sudah seger.."Ucap Ali dengan mencium pipi baby miftah gemas.
Baby Miftah memang baru selesai dimandikan Prilly. dan kini baby miftah sudah diambil alih gendongan ke Ali.
"Li.. jagain dulu ya. aku mau ambilin buburnya baby."pamit Ali. namun nampaknya Ali lebih asyik menggoda babynya. mungkin karena terlalu rindu. namun kesenangn itu berhenti sejenak. karena terdengar deringan ponsel.
ali mencari posisi duduk dan mendudukan baby miftah dipangkuannya. merogoh kantong celananya dan melihat siapa yang saat ini menelfonnya. matanya membulat sempurna dan segera menekan bulatan hijau yang ada dilayar ponselnya.
**
*
#NextOrNo
*
hallo readers..
apa kabar semuanya. maafin aku yang udah lama nglockdown ni cerita..
hehehe..kemarin-kemarin sempet baca koment kalian yang setia baca+nunggu next cerita ini. dan hari ini aku kangen banget sama nulis. jadi aku usahain buat ngelanjutin ni cerita hari ini.
tapi aku masih butuh komentar kalian tentang cerita ini.
enaknya ni cerita masih next atau stop aja. mungkin aja kalian juga kesel karena ni cerita udah lama nunggu banyak nggak jelas +typonya banyak hehhe..
kasih alasan kenapa kalian suka ni cerita dan kenapa harus next ya..
bantu aku buat semangatin mood nulis lagi..
trimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Kecil
Humorsuara tangisan itu seperti alarm yang mengusik istirahat seorang pemuda yang masih ingin meneruskan mimpinya dijam 12 malam.ia berusaha menutup telinganya dengan bantal.tapi tetap saja suara itu masih terdengar.dengan terpaksa pemuda itu menghampiri...