3.1 : Tolong, Sampaikan Salamku Padanya

997 103 7
                                    

Yejun menatap pintu kamar adiknya yang sedari tadi tertutup rapat. Sepertinya, adiknya begitu membencinya hingga enggan bertemu dengannya. Yejun tahu seberapa besar rasa kecewa Yewon, ketika dirinya lebih memilih seorang gadis yang baru ditemuinya ketimbang adiknya.

Jujur, Yejun begitu menyesal. Kenapa dengan bodohnya dia memilih Angeline yang jelas-jelas baru ditemuinya ketimbang Yewon yang ia kenal nyaris seumur hidupnya.

"Yejun-ssi, keberanianmu juga perlu diapresiasi. Tidak semua orang mau meminta maaf, kadang gengsi mereka terlalu tinggi. Kau melakukan hal yang hebat." Ujar Yoongi, yang sedang mencoba menghibur Yejun.

Yejun tetap pada posisi awalnya. "Tapi semua keberanianmu itu percuma, Yoongi-ssi. Dia tidak mau menerima maafku."

Yoongi menggeleng. "Aniya. Yewon bukannya tidak mau menerima maafmu. Dia hanya butuh waktu. Semua ini mungkin terlalu mendadak baginya."

"Tapi bahkan aku belum sempat meminta maaf kepadanya, Yoongi-ssi.." Lirih Yejun pelan.

Yoongi tersenyum tipis. "Semua butuh proses, Yejun-ssi. Mian, aku harus meninggalkanmu sebentar. Yewon belum makan sejak tadi, aku harus memastikannya makan. Tidak apa-apa, kan?"

Yejun mengangguk pelan.

Yoongi melangkahkan kakinya ke dapur, mengambil nampan lalu menatap makanan yang sudah dingin.

Tangan Yoongi kembali meletakkan nampannya. Bergerak membuka microwave lalu memasukkan makanan-makanan tersebut.

Sempat menunggu beberapa saat, lalu mengeluarkan makanan dengan hati-hati lalu menaruhnya kembali di atas nampan.

Yoongi dengan hati-hati berjalan dengan membawa nampan berisi makanan, lalu mengetuk pintu kamar Yewon perlahan.

"Yewon-ah, ini aku, Min Yoongi. Tolong bukakan, ya?" Ujar Yoongi.

"Jinjjayo? Laki-laki yang tadi datang tidak ikut denganmu, kan?" Tanya Yewon.

"Aniya. Tolong bukakan sekarang, aku membawa sesuatu dan aku takut ini terjatuh." Ucap Yoongi.

Langkah kaki terdengar dari dalam kamar Yewon. Pintu kamar terbuka cepat menampakkan Yewon yang sedikit berantakan.

Yewon memasang sentumnya. "Ayo masuk. Aku yakin kau ingin berbicara sesuatu denganku, kan?"

Yoongi hanya mengangguk, lalu memasuki kamar Yewon yang dominan dengan warna putih.

"Apa yang kau mau bicarakan, oppa?" Tanya Yewon langsung.

"Pertama, kau harus makan dulu. Aku tidak mau kau masuk rumah sakit lagi," ujar Yoongi yang langsung dibalas anggukan oleh Yewon.

Yewon langsung memasukkan makanan yang dibawakan Yoongi ke dalam mulutnya. Raut wajahnya aneh sehingga membuat Yoongi meringis.

Yoongi berniat mengambil nampan makanan milik Yewon. "Makanannya sudah tidak enak ya? Kembalikan padaku, akan aku ganti dengan yang baru."

"Aniya, ini masih enak kok. Tapi, memangnya makanan bisa bertahan tetap hangat selama ini?" Tanya Yewon polos.

Yoongi terkekeh. "Tentu saja tidak. Kecuali makanannya diberi sihir, mungkin akan berbeda ceritanya. Aku memanaskannya barusan."

Yewon mengangguk mengerti, lalu kembali memakan makanannya.

"Ada yang perlu kubicarakan denganmu, Yewon-ah. Jangan disela, ya?"

Yejun khawatir, sudah lumayan lama Yoongi pergi ke kamar Yewon namun laki-laki itu belum kunjung menampakkan batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yejun khawatir, sudah lumayan lama Yoongi pergi ke kamar Yewon namun laki-laki itu belum kunjung menampakkan batang hidungnya.

Mata laki-laki itu menyisir daerah ruang tamu rumah Yewon, lalu menemukan sebuah sticky note dan pulpen di meja yang letaknya tidak jauh dari sana.

Laki-laki itu bergegas mengambil selembar sticky note dan pulpen, lalu bergegas menulis sesuatu.

'Untuk siapapun yang membaca pesan ini,
Maaf aku pergi terburu-buru. Aku merasa tidak enak berada di sini padahal sudah jelas sang tuan rumah menolakku.

Aku hanya ingin meminta maaf kepada Yewon. Aku tahu aku membuat kesalahan bodoh, tapi aku sangat berharap Yewon memaafkanku.

Jika yang membaca pesan ini adalah Yewon, aku benar-benar minta maaf. Aku tahu segaala kebodohanku, tapi aku benar-benar menyesal sekarang, Kim. Aku baru sadar kalau kau jauh lebih berharga daripada Angeline.

Jika yang membaca pesan ini bukan Yewon, tolong sampaikan salamku padanya, ya?

-Kim Yejun.'

bonus ;

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[DISCONTINUED] The Fact : She's (Not) A StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang