9

3.6K 535 51
                                    

Chensung areaΔ

.

.

.

From Na Jaemin

Aku tunggu di kafe biasa, aku merindukanmu

.

.

Apa yang kalian harapkan dari kisah Chenle dan Jisung? Sebuah persatuan bukan? Saat dimana Jisung dapat memeluk Chenle bukan?

Yeah, meskipun cerita nya memang begitu, sayang nya Jisung menyakiti Chenle dan kita semua yang berharap. Dia mengkhianati Chenle seolah dia adalah lelaki yang dengan segala hak menghancurkan hati kekasih nya.

Padahal jelas sekali seminggu yang lalu Jisung menampar Jaemin. Mengatakan, bahwa dia begitu mencintai Chenle nya di depan semua orang. Bahwa dia tidak sudi hidup diantara Jaemin dan keluarga nya.



.

.


Jisung merapikan bajunya. Nampak seperti biasanya, tampan. Apapun yang dikenakan lelaki itu tidak mungkin tidak membuat nya begitu menawan. Chenle bersyukur mengingat dia adalah orang yang dipilih oleh Jisung.

"Hai sayang."

Sebuah kecupan Chenle terima dari Jisung yang membungkuk didepan nya. Dia baru saja bangun ketika Jisung sudah bersiap akan pergi. Chenle membalas Jisung dengan sebuah senyuman manis. Matanya berkedut, tertarik hingga bola matanya tidak terlihat. Sungguh menggemaskan dan Jisung tidak dapat menahan nya. Dia mendekati Chenle dan mengecup yang lebih tua di bagian pipinya, bahkan sempat-sempat nya dia menggigit kulit putih itu hingga membuat sang empu merengek, meminta untuk dilepaskan.

"Kau mau kemana? Maaf aku baru bangun."

Suara serak Chenle terdengar memenuhi gendang telinga Jisung. Lembut dan akan selamanya menjadi suara yang begitu dia ingin dengar. Sayang nya, cara yang dia lakukan menyakiti Chenle.

"Tak apa. Aku hanya bertemu dengan rekan kerja ku. Tidur lah lagi."

Chenle menggeleng. Kemudian beranjak setelah menatap Jisung lamat. Dia hendak ke kamar mandi namun urung saat Jisung memegang tangan nya. Darah nya berdesir. Rasanya masih sama, namun terasa hampa.

"Aku harus menyiapkan sarapan. Tunggu lah sebentar."

Gelengan Jisung menandakan dia ditolak. Gejolak marah yang ada di dada nya semakin membawa dia ke dalam duka yang kembali menyergap nya.

"Aku akan sarapan bersama dia. Kau tidurlah lagi. Istirahat dan minum obat, ya?"

Chenle mendengus, namun tetap menuruti apa yang dikatakan kekasihnya. Dia kembali membawa selimutnya hingga menutup seluruh tubuhnya. Sedang Jisung hanya terkekeh. Seolah dia tidak melakukan apapun yang menyakiti Chenle nya.

Oke, seharusnya Jisung lebih baik dalam berakting. Lebih baik dalam menjalankan sandiwara nya. Seharusnya memang seperti itu, agar tidak ada luka Chenle terima. Sayang nya, Jisung tidak lebih dari lelaki bodoh dalam mengambil setiap tindakan.

Chenle membaca pesan singkat dari Jaemin. Namun, bukan kah dia seharusnya ikut bermain dalam drama yang Jisung buat? Ya, katakan saja begitu. Agar semua yang Jisung lakukan berjalan lancar. Tidak seru dong ya, jika Jisung ketahuan selingkuh? Kasian, mau ditaruh mana wajah brengsek Jisung.

Sekuat dia menggigit bibir nya hingga bengkak, Chenle menyembunyikan isakan nya. Meskipun dia tidak tau apa yang akan dibicarakan Jisung dan Jaemin, tetap saja itu melukai hati nya. Pantas saja, setiap pagi ini Jisung selalu berangkat, bahkan kadang-kadang tanpa sepengetahuan nya. Jelas kecewa. Jika memang tidak ada apa-apa, lantas kenapa Jisung menyembunyikan nya?

Snow December [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang