14

2.8K 453 78
                                    

Jisung tidak bangun sekarang. Dia bahkan tidak terusik sedikitpun, meskipun sang kekasih sudah beberapa kali menggeliat dalam pelukan nya.

Jisung benar-benar tidur layaknya kebo yang tidak tidur beberapa bulan saja.

Dengan sedikit hentakan, Chenle mendorong Jisung. Membawa tubuh nya secepat kilat bangun, menghindari Jisung yang bisa saja memeluk nya kembali. Benar-benar Jisung yang manja.

Menghela nafasnya, Chenle akhirnya bangkit dari ranjang. Membawa langkah memungut baju yang berserakan karna kegiatan semalam dan berjalan menuju kamar mandi. Setidaknya hari ini dia akan mandi duluan. Jarang-jarang Jisung belum bangun. Chenle suka saat dimana dia bangun lebih awal. Dia suka. Sebab rasanya dia menjadi lebih baik, merasa bahwa dirinya sudah menjadi kekasih yang memang Jisung idamkan. Walau pada kenyataan nya, sudut hatinya tetap saja ngilu. Perasaan tidak bisa di bagi, dan dia masih kecewa dengan keputusan Jisung.

Namun apa yang bisa ia lakukan? Menolak pun percuma. Semua sudah menjadi jalan cerita yang Jisung susun secara baik. Dia hanya perlu menjadi pembantu dari drama yang Jisung lakoni.




.

.




"Jisung bangun! Kau harus bertemu Jaemin."

Chenle menarik kasar selimut yang di pakai Jisung. Setelah mandi, dia berdecak saat mendapati Jisung yang bahkan tidak merubah posisi nya. Masih bergelung dalam selimut.

"Hmm."

Lupakan kata sopan santun, karna sekarang Chenle sudah menarik kejantanan Jisung yang memang tidak memakai apapun. Kalian tau acara tadi malam? Sialan! Jisung memang kasar.

"Argh!"

Lelaki tampan itu secepag kilat membuka matanya. Merenggut saat Chenle malah tertawa disamping nya. Ah, dia masih mengantuk. Lupakan Chenle, dia ingin tidur. Benar-benar ingin mengurung diri dari selimut.

Oh! Selimut!

Jisung melirik Chenle yang masih saja terkikik. Pandangan nya jatuh pada selimut yang di pegang sang kekasih. Tanpa tau malu, Jisung menarik selimutnya dan memakai kembali. Memulai untuk kembali jatuh pada mimpi yang akan ia rajut sebentar lagi.

Chenle yang melihat Jisung hendak tertidur dengan cepat menarik lengan yang lebih tua.

"Ayo bangun! Jaemin hyung pasti sudah menunggumu."

Oh, Jisung lupa memberi tahu. Pada akhirnya dia menarik Chenle hingga lelaki manis itu jatuh dalam pelukan nya, diatas tubuhnya. Tatapan mereka bertemu dan Jisung tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir semerah ceri itu.

"Hari ini aku hanya akan tidur dengan lele-ku."

Lelaki manis itu tentu saja mengerutkan dahi nya. Sudah jelas dia tidak mengerti kenapa Jisung bisa meninggalkan Jaemin?

"Aku sudah meminta izin. Tenang saja. Ayo kita habiskan hari ini untuk berdua."

Jisung mengeratkan pelukan nya. Melupakan Chenle yang masih mencerna ucapan sang dominan. Detik berikutnya, lelaki manis itu mulai memekik, berteriak di dalam dekapan nya.

"Ji! Kita akan berdua? Menghabiskan hari berdua? Kau tidak akan meninggalkan ku hari ini? Wah! Lele suka! Lele bahagia!"

Sesuatu yang Chenle rindukan. Tentang kebersamaan yang selalu ia dambakan sejak lama. Dan dia benar-benar merasakan dadanya yang membuncah. Katakan dia lebay, karna kenyataan nya memang seperti itu. Chenle benar-benar bahagia Jisung ada untuk nya. Satu hari full.

"Wah! Semangat sekali hmm?"

Chenle tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia terlalu bahagia.

Snow December [jichen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang