Bag.1 Squad random

275 116 191
                                    

Sekelompok remaja laki-laki berkumpul di sebuah kamar untuk menyalurkan hobi yang sama, menjadikannya rutinitas setiap malam.

Satu kata, hening. Sangat tidak seperti biasanya.

"Roger! Adi roger! Adi ... Adi ... Ganti!"

Sang pemilik kamar membuka suaranya. Berniat mencairkan suasana tegang yang tengah tercipta, dengan masih fokus dengan game yang ia mainkan.

"Rogar! Roger! Bacot lu, kita main kumpul kebo gini pake acara rogar roger!" Protes Adi refleks dengan nada tinggi.

Mendengar namanya terpanggil, membuat fokusnya buyar. Ia merasa kesal.

Adi Wicaksana namanya, lelaki bertubuh sedikit tambun dengan gaya nyentrik nan kekinian. Hobi makan, tidur, dan bermain game. Prinsipnya, "gak makan gak hidup."

"Ya sorry. Habis kicep semua. Gue kira mati," balas Arya santai diselingi kekehan singkat. Mengganggu adalah salah satu hobinya.

Dia Arya Kurniawan, sang pemilik kamar. Laki-laki tampan, dengan tinggi tubuh ideal dan bulu mata lentik yang menarik perhatian.Tapi sayang, ia jarang dilirik oleh kaum wanita karena kesibukkannya bermain game. Arya yang malang.

"Diem lu berdua! Step di tempat gue kaga kedengeran!" Kesal Rian mendengar kegaduhan di sekitarnya.

Ini Rian Saputro, nama khas jawa dengan ciri kulit hitam manis berkumis tipis yang di gandrungi banyak perempuan. Juga laki-laki playboy  insaf yang baru saja putus cinta. Karma buat pakboy bree.

"Woy woy woy! Satu squad di depan gue! tolongin woy, gila lo semua ninggalin gue jauh bener!" Heboh Gerry tiba tiba.

Sontak membuat mereka semua di kamar itu terperanjat kaget dan mengelus dada karena ulahnya.

Dan ini Gerry Prambogo. Lelaki tajir yang tidak kalah tampan, dan sering dibilang bego karena kebodohannya, memiliki sifat rada polos, percaya diri berlebih dan menyebalkan. "Gue bego makanya gue sekolah. Kalo gue gak bego, sekolah gak ada yang laku."

"Bodo!" Ucap ketiganya serempak, membuat Gerry mendecak kesal.

"Salah lo jump sendiri, sok pro padahal player noob!" Tutur Arya menyerukan isi pikirannya, disusul gelak tawa Adi dan Rian tanda setuju.

"Bodoamat. Gue pengen jadi player pro!" Gerry membela dirinya sendiri, dengan masih sibuk dengan ponsel nya.

Rian menoleh ke sahabatnya, mengehentikan gerakan jarinya sejenak, "gini, pro itu di mulai dari hal yang kecil, kemudian di kembangkan, dan di biasakan."

"Kalo lo paksain, mana bisa! Dasar, tokek otak kopong!" Lanjut Rian. Sedikit memberi pencerahan pada sahabatnya itu agar sadar akan kemampuannya.

"Dah dah dah! Jangan bacot lagi! gak bisa fokus gue," ucap Adi kesal mendengar keributan di sekitarnya yang tak ada henti.

Sifat mereka merata hampir sama, karena itulah mereka sangat cocok dan saling mengerti satu sama lain.

Namanya juga sahabat, dan bermain game adalah rutinitas mereka.

Mereka adalah Geng Player yang rutinitas hariannya bermain game online, tapi sayangnya tidak pernah bisa menjadi benar-benar pro.

Terdiri dari empat orang yang sangat pas membentuk sebuah Squad. Mereka memberinya nama, Squad Ambyar.

Cita-cita mereka sederhana. Ingin jadi Pro-player, dan masuk anggota Esport.

Game berjalan lancar dengan umpatan-umpatan hewan kebun binatang di masing masing mulut ke empatnya.

Di akhiri dengan gagal chiken peringkat ke-3.

Player BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang