Bag.10 Tertekan

94 55 37
                                        

"Ca, kantin yok! Laper gue, habis kimia," ajak Gina setelah sampai di meja Syana.

Yah... Mereka baru saja di selamatkan oleh bel istirahat dari kejaran para molekul molekul unsur.

Pelajaran yang banyak TIDAK digemari di kelas tersebut, bahkan hampir sebagian dari mereka akan membolos saat pelajaran itu dimulai.

Ada yang sengaja tidak masuk kelas, ada yang ke wc tapi tidak kembali, dan masih banyak lagi. Tapi anehnya, pak Kim selalu bisa menemukan mereka dimanapun mereka berada dan membawa mereka kembali untuk mengikuti kelasnya. Bukan hanya killer, pak Kim ini raja nya GG alias Greget.

"Yok lah, kepala gue rasanya panas. Kayaknya kebanyakan CO2 deh di otak gue," Balas Syana ngawur sambil mengibas-ngibas kan tangannya, dan berjalan mendahului Gina.

"Ada CO2 di otak," cibir Gina sambil berjalan mengikuti Syana.

Dia yang mengajak, malah dia yang ditinggalkan. Dasar kurang ajar!

***

Dan sampailah mereka di kantin, dengan Gina masih setia menjadi ekor karena Syana yang berjalan cepat, membuat Gina kewalahan mengiringi jalannya.

Diluar dugaan, kantin di istirahat ke dua ini cukup ramai. Mungkin mereka semua sangat kelaparan karena ini memang waktu yang sangat cocok untuk mengisi perut.

Syana melihat ke sekitar, semua meja penuh dengan segerombol cacing besar yang kelaparan, "Pesen dulu aja lah. Duduk mah gampang, tinggal nyempil," ucapnya.

Gina mendelik ke arah sahabatnya, "heh! Lo kira kita upil. pake nyempil!" Kesal Gina. Apa apaan sahabatnya itu? Sepertinya bukan CO2 yang ada di otaknya, tapi O2N. alias Oon!

Syana balik menatap Gina,"Gina oh Gina. Sadari saja, kita ini hanyalah sebongkah upil, yang bisanya cuma nyempil," ucap Syana lagi-lagi ngawur.

Gina yang mendengar ucapan Syana, langsung memegang kening Syana dan menyeret gadis itu keluar kantin.

Syana terkejut, refleks ia memberontak,"eh ...eh ... eh ... Mau kemana sih? Gue pengen beli es, kepala gue panas!"

"Kita harus kerumah sakit Ca. Operasiin otak lo yang kebanyakan senyawa O2N. Ayo, sebelum terlambat!" Ucap Gina terlihat panik.

Syana terlihat jengah, "pliss deh Regina Anjana. Ini gue yang oon, apa lo sih? Gue tadi cuma becanda," Ucapnya gantung.

Syana menarik nafas panjang dan memandang Gina geram,  "Ternyata, efek pelajaran pak Kim berpengaruh besar buat lo, ya?Lagian mana ada sih, oprasi yang bisa ngilangin ke oon-nan manusia?" heran Syana diiringi kekehan.

"Ck ... Lo buat gue panik aja!" Kesal Gina dan meninggalkan Syana begitu saja.

"Lah? Tu anak bener-bener tertekan deh kayaknya," heran Syana dan berlari menyusul Gina.

***

"Buk ... Pesen es upil, dua ya," ucap Gina kepada penjual es kelapa di kantin.

"Es upil?" lirih ibu penjual itu merasa bingung.

Syana melihat kejadian itu, ia hanya bisa terkikik melihatnya. Sahabatnya itu benar-benar tertekan.

"Es kelapa maksud dia buk. Biasa, lagi ada tekanan, otak nya pindah ke siku," ralat Syana menjelaskan pesanan Gina.

Penjual itu nampak mangut-mangut, ia mulai mengerti sekarang, "Ooh ... Iya iya, tunggu sebentar ya, ibuk siapkan dulu."

"Gara-gara lo sih! Bikin malu gue aja," ucap Gina menyalahkan Syana.

Player BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang