Bag.4 Pantun

154 88 53
                                    

Apakah kalian mengingat, kapan rilisnya versi mobile game RPG  yang bertema survival?

Lebih tepatnya game yang di adaptasi dari game Pc, dimana kalian harus bertahan hidup bertempur melawan 100 pemain lain dan menjadi yang terakhir untuk hidup. Game yang sudah bisa mencapai 10 Juta download hanya dalam kurun waktu seminggu setelah masuk ke app store! Luar biasa bukan?

Game yang sangat populer di berbagai kalangan usia, dan populer di seluruh dunia apalagi setelah mendapatkan adaptasi resminya, bisa di mainkan diseluruh ponsel android  kesayangan kalian dengan ketentuan kapasitas Ram yang mencukupi. Bisa di mainkan kapan saja dan dimana saja, mengisi waktu luang saat bosan melanda.

Jangan lupakan saat game itu menjadi trending di Indonesia, saat itulah rakyat Indonesia seperti berlomba lomba memainkannya termasuk para remaja. Tidak terkecuali Arya dan para sahabatnya. Sangat bertepatan saat mereka baru saja memasuki kelas sepuluh SMA.

Syana tidak tertarik, karena ia berpikir dirinya itu perempuan. Dan tidak akan ada gunanya jika perempuan memainkan game tersebut.

Berbeda dengan Arya, lelaki itu nampak berisik. Bahkan sangat berisik hingga menarik perhatian dan mengganggu gendang telinga. Contohnya begini,

"Tolongin woy tolongin gue knock! Smoke, lempar smoke! Cepetan njirrrr keburu di end!"

"Ada musuh depan gue! Arah E."

"Woy ada yang nge flank dari kiri gue! anjirr sejak kapan disini sih!"

Dan masih banyak lagi.

Bagaimana bisa game bisa bikin seheboh itu? -Pikir Syana merasa terheran.

Semakin lama, lelaki itu semakin tidak bisa tenang. Bertambah heboh apalagi saat bersorak "akhirnya Chiken! Makan ayam!" Membuat Syana semakin tak mengerti, apa maksudnya. Ada ayam kah disekolahnya?

Lama kelamaan, semakin terbiasa. Tapi lama kelamaan pula benar benar membuat Syana penasaran dan memutuskan untuk mencoba memainkan game itu juga.

Kesan pertama dari Syana menjadi player pemula adalah, "anjirrrrr kaku bener! Nyusahin jari gue aja"

Tapi entah kenapa, gadis itu semakin penasaran dan menjadi kebiasaan. Menjadikannya rutinitas di setiap malam, bermain dengan Squad random dan kenal dengan banyak player lain yang lebih hebat dari luar sana.

Dari merekalah Syana belajar, saat dirinya too soon, ia akan menonton player lain melalui mode spektator  dan menjadikannya sebagai pembelajaran.

Kesan selanjutnya dari Syana adalah, "ternyata seru juga." Lihat? Sudah dicoba baru tau rasanya. Belum dicoba kita tidak akan pernah tau. Sampai kapan pun, bahkan sampai kita jadi mati penasaran.

Saat itu ia menyadari, ternyata seperti itulah sensasi Arya saat memainkan game itu.

Sangat menyenangkan, sama seperti yang ia rasakan. Dan ia beranggapan, dirinya dan Arya itu sama. Sama-sama heboh saat kalah, dan sama-sama lebih heboh saat menang.

Semakin Arya berisik, hal itu semakin menarik perhatiannya untuk memperhatikan lelaki itu. Sangat memaklumi dan merasa lucu.

Hatinya tidak merasa kesal, justru ia merasa senang. Rasanya aneh, seperti ada yang mengalir ditubuhnya saat hanya mendengar suara Arya, dan akan membuat jantungnya berdegup kencang saat tidak sengaja berpapasan atau sengaja memperhatikan.

Syana sadar, sejak saat itu ia memiliki rasa kepada Arya. Aneh, dan sangat tiba-tiba.

Tapi ingat prinsip ini "Rasa suka, bisa datang dengan cara apa saja," bahkan dengan cara yang menurut orang aneh sekalipun.

Player BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang