Bag.12 Pertunjukan sirkus

61 33 46
                                    

Syana merasa tak bersemangat untuk bersekolah hari ini.

Pikirannya masih berkecamuk marah dengan ocehan Rian kemarin. Ia sangat malas apabila bertemu dengan lelaki itu, walaupun hanya kebetulan berpapasan di lorong koridor.

Tapi apa daya, hari ini ada ulangan harian matematika. Membuatnya mau tidak mau harus turun sekolah demi nilai tuntas.

Sahabatnya seakan-akan direndahkan oleh orang? Dan juga pacar sahabatnya?

Ah, asal tau saja, Rian belum tau siapa pacar sahabatnya yang sangat ia rendahkan kemarin!

"Ca, udah dong, sabar. Muka lo serem, sumpah. Ngeri gue liatnya," ucap Gina bermaksud menghibur.

"Gue gak terima sahabat gue digituin!" Tekan Syana kekeuh.

Saat ini mereka sedang berada dikelas, tepatnya jam istirahat. Mereka baru saja menyelesaikan ulangan harian matematika yang untungnya tidak serumit molekul unsurnya pak Kim.

"Ulu lu lu lu ... Perhatian banget sih sama Legina. Jadi, tambah tayang deh," ucap Gina gemas di buat cadel, sambil memeluk Syana erat.

"Awas aja, kalo ketemu lagi!" Geram Syana.

Gina hanya bisa mengelus punggung Syana menenangkan, sambil terus memeluk sahabatnya itu.

"Hallo Sya," sapa Arya yang datang tiba-tiba. Keduanya menoleh, mendapati Arya yang sudah duduk di hadapan Syana tanpa di minta.

"Gimana ulangannya? Lancar nggak? Bisa nggak? Gue kesulitan, bisa dipastiin gue remedi," Ucapnya lesu menopang dagu.

"Diem lo, berisik!" Bentak Syana cepat. memberikan delikan tajam ke arah Arya.

Arya terkejut, yang awalnya duduk dengan lesu langsung tegap menatap Syana takut, "Sya? Galak banget. Singa lo, dateng ya?" Tanya Arya was-was.

"Gue bilang diem, onta!"

"Iya iya gue diem, udah." Arya mengalah. Daripada nanti semua hewan kebun binatang ditujukan padanya.

Gina dan Arya yang ada di dekat Syana hening, saling tatap sejenak karena bingung harus melakukan apa. Tidak ada yang berani mengusik apalagi bicara.

Arya berpikir, kira-kira hal apa yang bisa menghibur gadis ini?

Ah ... Arya ingat, ia mempunyai sesuatu dalam tasnya.

Arya segera bangkit, berlari menuju kursinya dan mengacak-acak isi tasnya, harap-harap benda kecil yang ia simpan itu tidak hilang.

Gina yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Arya mengernyit bingung, apa yang sedang Arya cari itu?

Sedangkan Syana, ia masih sibuk dengan tatapan lurus kedepan penuh kemarahan.

Gina melihat Arya sudah membereskan isi tasnya kembali, kemudian mendekati meja Syana lagi dengan satu tangan ia masukkan ke dalam saku celana. Membuat Gina penasaran, benda apa yang tadi Arya cari?

Arya berjalan mendekat, wajahnya menunjukkan takut namun berharap.

Arya menarik napas panjang, mengumpulkan keberanian, agar ia bisa terima apabila Syana mengumpatinya kembali dengan sepenuh hati.

"Sya, mau pisang?" Tanya Arya akhirnya berani.

Ia masih tampak takut-takut. Tetapi yang ia lihat tidak seperti yang ada di pikirannya, gadis itu seakan tampak antusias saat di tanya tentang buah itu.

"Mana? Molen ada?" Tanya Syana dengan mata berbinar. Terlihat sangat antusias.

Tidak seperti sebelumnya, yang penuh dengan tatapan emosi. Hal itu tentu membuat Gina merasa cengo tak percaya, mood sahabatnya ini bisa berubah drastis hanya karena sebuah pisang? Wow!

Player BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang