BAB 5

300 78 18
                                    

" Le cepet bangun dong gue kangen main sama lo " ucap Iren yang sudah meneteskan air mata sejak memasuki ruangan Lea.

" Le tau nggak seharian ini gue bad mood banget gegara nggak ada lo di kelas " ucap Iren lagi.

" Le tadi ada murid baru namanya Rafa dan kebetulan banget Le dia yang nolongin lo pas lo pingsan di mall " ucap Iren sendiri.

Tidak ada sahutan dari Lea hanya ada bunyi Defibrillator yang nyaring memenuhi ruangan yang bernuansa putih.

" Lea kenapa sih lo nggak bangun - bangun juga " tangis Iren sekarang sudah benar - benar pecah.

Tanpa Iren sadari Lea menggerakkan kedua jarinya dengan sangat lemah.
Tidak hanya tangan saja yang bergerak ternyata Lea juga meneteskan air mata dan sekarang Iren melihatnya.

" Le ayo bangun Le gue tau lo ada di sini lo kuat Le ayo lo pasti bisa " ucap Iren penuh semangat.

Tidak lama setelah itu Lea membuka kelopak matanya pelan - pelan. Lea tersenyum manis kepada Iren.

" Alhamdulilah ya allah Lea lo bangun juga " dengan sangat bahagia Iren langsung memencet tombol alarm untuk memanggil dokter.

Tidak lama dari itu ada seorang dokter dan perawat jaga mendatangi mereka.

" Dok temen saya sudah sadar " ucap Iren bahagia.

" Maaf adek bisa keluar sebentar biar saya memeriksa Lea dulu ya " ucap dokter itu halus.

Iren pun mematuhi apa kata dokter tersebut. Saat Iren baru saja keluar dari ruangan Lea dia dikejutkan dengan adanya Rafa di ruang tunggu.

" Lo ngapain di sini Raf ? " tanya Iren curiga.

" Gakpapa gue cuma pengen tahu kondisi Lea aja " ucap Rafa dengan melihat ke arah kamar Lea.

" Apa hubungannya Lea sama lo ? Lea kenal sama lo aja kagak " ucap Iren yang semakin curiga.

" Gue sebenernya cuma pengen mampir aja sih " ucap Rafa kikuk.

" Mampir ? Dari sekolahan sampe sini lo bilang mampir ? " Iren terus menatap Rafa dengan tajam.

" Nggak tadi gue ke sini mau nganter barang nyokap yang ketinggalan terus sekalian mampir buat tau keadaannya Lea gimana " ucap Rafa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Oh nyokap lo kerja di sini " ucap Iren sambil mengangguk paham.

Tanpa mereka sadari ternyata dokter dan perawat yang ada di ruangan Lea sudah keluar.

" Permisi bisa minta waktunya sebentar Iren " ucap dokter itu lembut.

" Oh iya dok bagaimana keadaan Lea sekarang ? " tanya Iren dengan semangat.

" Alhamdulilah Lea sudah melewati masa kritisnya dan sekarang Lea sudah sadar tapi saya mohon di ajak bicara hal - hal yang ringan saja jangan membuat dia terlalu bahagia ataupun sedih " jelas dokter tersebut.

" Baik dok terimakasih " ucap Iren.

Setelah itu Iren langsung menghubungi Andre. Karena kemarin andre sempat berpesan kepada Iren jika terjadi sesuatu dia harus segera mengabarinya.

" Ren gue titip salam buat Lea ya gue harus cabut nih " ucap Rafa terburu - buru.

" Emang Lea kenal lo " ucap Iren sinis.
Iren langsung memasuki ruangan Lea dengan penuh semangat.

" Ya ampun Lea akhirnya lo sadarr " teriak Iren.

" Aduh Ren kepala gue jadi pusing nih dengerin lo teriak " ucap Lea parau.

SuperesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang