❄❄❄
Natsu menendang-nendang tumpukkan salju di jalan. Musim salju memang menjengkelkan, sedari dulu dia memang tidak suka dengan musim salju. Meskipun adiknya, Nana, sangat menggilai salju, tapi dia benci musim salju yang penuh dengan penolakkan.
Terkadang Natsu tidak habis pikir, mengapa musim salju sangat panjang di negara ini? Mengapa Jepang bukan negara tropis saja? Sepertinya hujan jauh lebih menyenangkan dibandingkan kepingan es.
Jika saja negeri ini beriklim tropis, maka tidak akan ada kebiasaan orang-orang yang memberi syal di musim dingin, tidak akan ada tradisi meminta kancing saat kelulusan di musim semi, tidak ada festival musim gugur.
"Oichi-chan!" Terdengar seseorang memanggil namanya dari belakang. Natsu tidak dapat melihat jelas sosok yang berlari ke arahnya itu, tapi kalau dari caranya memanggil namanya, itu berarti....
"Oichi-chan." Dia berhenti di hadapan Natsu dengan napas yang terengah-engah. Natsu diam memperhatikannya sebelum akhirnya tersadar. Dia ada disini?
"Eh... Oichi-chan?" Kamura tersenyum kikuk sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Natsu masih mematung antara sadar-tidak sadar dengan keberadaannya di sini. Bukankah beberapa menit yang lalu Kamura terdengar begitu emosional?
"Kamura-kun? Kenapa berlari-lari seperti itu?"
"Kamu mau kemana? eh maksudnya...." Kamura berdehem. "Kamu tadi ke rumahku, ya?"
Natsu menarik mantelnya, mengangguk sekali. "Ya, Dan diusir."
"Oh... ak-aku."
"Kamura marah, ya?" Natsu kembali berjalan, dan diikuti Kamura di sampingnya.
"Eh, tidak kok, kamu jangan berprasangka seperti itu." Kamura mengatakannya dengan sangat kaku.
Natsu tertawa melihat tingkah Kamura yang menjadi agak konyol. "Aku belum pernah melihat kamu seperti tadi. Kalau dengan orang lain sih Kamura memang seperti itu. Tapi melihat perkataan Kamura secara langsung...." Natsu menarik napas pelan. "Ini pertama kalinya."
"Ak-aku minta maaf." Kamura menundukkan wajahnya dalam."Gomennasai!"
"Ehh, Kamu tidak perlu meminta maaf seperti itu! Sebenarnya aku lah yang merasa bersalah, seharusnya aku yang meminta maaf." Natsu menendang salju dengan kakinya, menatap mata Kamura dan dibalas oleh tatapan yang sama.
Hening.
Mereka berjalan entah ke mana.
"Kamura-kun," Natsu kembali bersua, Kamura kembali menatap ke arahnya. "Sewaktu kita bertemu hari itu... kamu demam, ya?"
"Tidak," jawab Kamura pendek. "Memangnya kamu demam ya?" Terdengar nada serius dari suaranya.
"Aku tidak tahan dingin." Natsu mengatakannya pelan, terlihat bola mata Kamura yang sedikit melebar.
"Kalau begitu, kenapa kita masih di sini?" Kamura memegang pergelangan tangan Natsu dan berlari. Natsu hanya diam mengikuti arah larinya Kamura.
Kamura berlari membawanya ke dalam mini market.
"Setidaknya di sini lebih hangat. Kamu tidak kedinginan, kan?"
Berada di sini memang terasa lebih hangat, mungkin karena penghangat ruangannya. Natsu menggosok-gosok kedua telapak tangan.
"Sudah lebih baik." Keduanya kembali diam, menatapi salju yang kembali turun di balik dinding kaca mini market.
"Oichi-chan, tumben datang ke rumahku? Memangnya ada apa? Ada yang ingin disampaikan?" Natsu diam sejenak, mencoba mencerna pertanyaan Kamura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki [TAMAT]
Teen FictionSetelah delapan tahun dihabiskan hanya untuk mengejar Nishimura Kaito, Natsu baru menyadari bahwa tindakannya tak lebih dari seorang gadis yang anarkis. Pertama, dia pikir dia akan mendapatkan cowok itu meski harus mengejar hingga ke Kyoto. Kedua, d...