🌸🌸🌸
"Kenapa?...." Gadis itu terus bertanya pada seseorang yang tersambung pembicaraan melalui ponselnya. Pandangannya lurus menatap keluar jendela kereta api. Tidak ada pemandangan indah di Tokyo selain pencakar langit. "Maksudmu ... aku pergi sendiri? ... aku tak percaya kau membiarkanku pergi sendiri ... Yumiko? Dia ambil tugas, jurusannya mengadakan camp ... terserah kau saja ... hmm ... Jaa, love you!"
Gadis itu meredupkan pandangan, perlahan memejamkan mata.
Sepuluh menit setelahnya, ia telah berjalan keluar dari peron. Langkah lambatnya menuju satu tempat di mana ia dan temannya berjanji untuk bertemu.
Akhirnya, perhentiannya sampai di gedung besar yang dipakai untuk pameran khusus hari ini. Pameran foto yang dikhususkan untuk para pelajar dan mahasiswa. Dengan mantap, gadis itu berjalan memasuki areal ruangan.
Melintasi jalanan dan menerbangkan kelopak sakura yang bertebaran di jalan.
"Selamat datang di pameran foto musim semi Tokyo ...." Sayup-sayup terdengar suara itu dari sound system setelah gadis itu memasuki ruangan gedungnya. Sedikit kaget sejujurnya, ketika ia melihat ruanga itu telah dipenuhi oleh orang-orang yang berkunjung.
Senyum tipisnya mengembang menyadari cukup banyak minat masyarakat Tokyo terhadap seni fotografi.
Saat menoleh kiri-kanan, senyumnya semakin menghilang melihat betapa banyak oranya yang melakukan pameran foto di sini, membuatnya sulit untuk bertemu temannya.
"Mashi-moshi ...," Gadis itu memutuskan untuk menelpon, "kau di mana? Tempat pameranmu di bagian mana? ...." setelah mendapat jawaban, ia langsung berjalan menuju tempat yang telah di instruksikan.
"Matsunewa-san!" Seorang laki-laki berteriak kepada gadis itu dari salah satu tempat pameran. Gadis itu menoleh dan tersenyum mendapati wajah yang ia kenali.
Akhirnya! Ia membatin, kemudian berjalan menuju laki-laki yang telah melambaikan tangannya itu.
"Akhirnya kau datang!" Dia mengembangkan senyum, "Tanaka-kun di mana?"
Gadis itu menggeleng. "Dia tidak bisa datang. Maaf ya!"
"Tak apa." Setelahnya laki-laki itu sibuk dengan orang-orang yang melihat foto-foto hasil jepretannya. Gadis itu sendiri tersenyum melihat sudut-sudut kota Tokyo yang di foto dengan begitu indah.
"Yoshinari-san!" Panggilnya pada laki-laki tadi, "aku rasa yang ini bukan Tokyo."
Laki-laki yang bernama Yoshinari itu tersenyum lebar, "iya, itu Kyoto."
Mendengar nama Kyoto yang di sebutkan, membuat gadis itu teringat akan suatu hal. "Yoshinari, kau tahu di mana bagian pameran tempat para mahasiswa Kyoto?"
"Aku rasa di sebelah barat daya. Memangnya ada apa?"
"Terima kasih!" Gadis itu berlari begitu saja. Menyelip di antara hiruk pikuk para pengunjung yang begitu penuh.
Ia memperlambat tempo larinya ketika merasa sudah ada di bagian barat daya. Sesaaat ia tersadar jika di bagian-bagian wilayah, terdapat plang penanda daerah asal.
Ia melihat plang-plang itu yang tersebar cukup jauh dan berjarak di sana. Osaka, Kobe, Kyoto ... sesaat ia terhenti tepat di sana.
Kepalanya menoleh kanan-kiri. Tidak mungkin rasanya jika dia harus mengecek satu per satu. Namun, dia sendiri tidak punya pilihan. Gadis itu mengecek pemilik pameran satupersatu di masing-masing tenda bagian Kyoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki [TAMAT]
Teen FictionSetelah delapan tahun dihabiskan hanya untuk mengejar Nishimura Kaito, Natsu baru menyadari bahwa tindakannya tak lebih dari seorang gadis yang anarkis. Pertama, dia pikir dia akan mendapatkan cowok itu meski harus mengejar hingga ke Kyoto. Kedua, d...