Otanjoubi Omedeto***

37 6 0
                                    

🔆🔆🔆

"Nanti kau mau kado apa?" Yori sengaja bertanya meskipun dia sendiri tahu jawaban Natsu. Natsu berpura-pura berpikir, "Nishimura Kaito." Jawabnya.
Matsu memutar bola matanya, "ada permintaan yang lain? aku sudah bosan mendengar kado permintaan yang itu-itu saja!"

"Aku tahu Matsu tidak akan sanggup memenuhinya." Natsu mendelik kepada Matsu.

"Kalau begitu pergilah, rayakan hari jadimu di festival kembang api dengan Nishimura-kun, kami tidak ikut!" Ancam Matsu.

"Iya-iya, aku tadi hanya bercannda kok! Lagi pula kalau bukan dengan kalian dengan siapa lagi aku akan pergi?" Natsu memeluk kedua temannya. Bertiga mereka berpelukkan. "Nanti malam kita pakai Kimono, bagaimana?" Usul Yori yang masih di pelukkan Natsu.

"Terlalu rumit, pakai Yukata saja." Matsu menolak dan memberi usul yang akhirnya mereka terima, meskipun pada akhirnya saat malam saat festival kembang api berlangsung, mereka hanya memakai pakaian biasa saja.

Detik-detik sebelum kembang apinya diledakkan, Yori menarik Natsu di bawah pepohonan yang sengaja dimatikan lampu jalannya. Semua terlihat gelap, hanya ada sinar bulan dan bantuan bintang untuk melihat.
Namun tidak untuk satu tempat itu. Tempat di mana Matsu berdiri menunggu Natsu dengan cahaya lilin yang amat terang.

Saat Natsu membuka matanya yang ditutupi tangan Yori, saat itu juga ia melihat kue tart yang indah ditangan Matsu, dengan lilin menyala terang mengelilinginya, semua berjumlah enam belas lilin.

"Otanjoubi Omedeto ...," pelan Matsu mulai bernyanyi. "Otanjoubi Omedeto ...," Yori juga ikut bernyanyi. Lalu Natsu dengan terharu juga menyambung lagunya hingga mereka berhenti bernyanyi. Saat itu mata Natsu benar-benar berkaca-kaca namun tidak menangis.

"Sekarang buat permohonan, lalu tiuplah lilinnya!" Pinta Matsu. Tanpa disuruh dua kali, Natsu langsung memejamkan mata menyebutkan permohonannya di dalam hati dan meniup habis lilinnya. Tepat saat seluruh lilinnya mati, kembang apinya mulai meledak-ledak menghiasi langit di Kyoto malam itu. Indah...memang selalu indah.

Yuki [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang