❄❄❄
Terima kasih, kemarin itu hal yang paling berarti bagiku.
Kepada Oichi-chan, aku tidak pernah mendapatkan teman sebelumnya, terima kasih sudah mau berteman dengan laki-laki kikuk sepertiku, aku akan mengingatmu selalu.
Kamura
Natsu tersenyum mendapati surat itu di loker sekolahnya. Padahal baru hari pertama, tapi Kamura sudah seantusias ini. Natsu senyum-senyum sendiri salama berjalan di lorong sekolah, bahkan orang-orang yang lewat di depannya pun mungkin mengira dirinya sedang tidak waras hari ini. Tapi biarlah, Kamura memang konyol.
Sesederhana itukah baginya? Apakah dia sudah merasa amat senang? Apa mungkin karena dia tidak punya teman? Padahal kemarin hanya bertemu sebentar dan berjalan-jalan ke taman.
Sebetulnya kemarin Natsu kesal saat diacuhkan Nishimura, ia kemudian memutuskan untuk pulang. Yori dan Matsu juga sudah meninggalkannya sendirian di sana, membuat harinya tambah menjengkelkan.
Akan tetapi, dia bertemu dengan Kamura lagi saat berjalan pulang. Mereka mengobrol sebentar sambil menghabiskan waktu perjalanan dan makan onigiri dari minimarket.
Hanya itu. Sespesial itukah? Satu lagi hal yang Natsu tahu dari Kamura. Dia sederhana.
"Ya ampun, lihat teman-teman! Natsu senyum-senyum sendiri setelah dapat surat dari Kamura lagi," teriak Yori membahana di kelas, membuat satu kelas menyoraki Natsu. Natsu terkejut, lantas menutupi wajahnya sambil merayap pelan ke tempat duduk.
Tiba-tiba ada yang langsung menarik surat itu secara paksa. Natsu semakin terkagetkan. "Lihatlah teman-teman, aku bacakan ya di depan kelas." Perempuan itu berjalan ke depan kelas diperhatikan seksama oleh teman kelas lainnya.
"Tsuda hentikan," teriak Natsu, tapi semua terlambat, teman-temannya sudah mendengarkannya. Natsu mendesah akan kejahilan teman sekelasnya.
"Terima kasih, kemarin itu hal yang paling berarti buatku." Sejenak suara cemprengnya terhenti diikuti cekikikan dan teriakan genit teman-teman lainnya.
"Natsu-chan hebat, bisa dekat dengan anak pendiam itu." Yamaguchi mendatangi Natsu.
"Bukankah mereka sudah dekat dari lama?" Yori malah memperkeruh suasana.
"Bukan seperti itu, kalian jangan salah paham dulu." Saat Natsu sudah semakin terpojok dengan tingkah iseng teman kelasnya, akhirnya Kamura datang juga.
Dia datang dengan gaya polosnya lalu mengambil paksa kertas yang ada di tangan Tsuda, membuat perempuan itu terperanjat dan langsung kembali ke tempat duduk.
Seisi kelas kembali hening.
Dia jarang sekali berbicara di kelas, sehingga teman yang lain menjadi diam saat dia mulai angkat bicara.
"Kami berteman." Hanya itu yang dia katakan.
"Kamura-kun, tidak usah bohong." Yori benar-benar menjengkelkan hari ini. Natsu hanya dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Kamura tersenyum tipis kepada Natsu. Kemudian terdengar bisikan-bisikan kecil teman di kelas. "Mungkin kalian akan percaya jika mendengar penjelasan Natsu secara langsung."
Natsu membulatkan matanya ke arah Kamura. Aku? Menjelaskannya? Kepada dua puluh empat murid yang menjengkelkan ini?
Dengan gagap, Natsu maju ke depan. Kamura menyerahkan kertas itu kembali kepada Natsu. Natsu menerimanya sambil menundukkan kepala minta maaf.
"Sebelumnya aku-aku mi-minta maaf...."
"Sudah cepat saja Natsu!" teriak Kobayashi dari pojok kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki [TAMAT]
Novela JuvenilSetelah delapan tahun dihabiskan hanya untuk mengejar Nishimura Kaito, Natsu baru menyadari bahwa tindakannya tak lebih dari seorang gadis yang anarkis. Pertama, dia pikir dia akan mendapatkan cowok itu meski harus mengejar hingga ke Kyoto. Kedua, d...