Pernyataan Perasaan***

192 33 46
                                    

❄❄❄

Satu Minggu Sebelumnya

"Bagaimana menurutmu? Disimpul secara diagonal seperti ini terlihat bagus." Natsu mempraktekannya dengan jemari, "tapi, Yori bilang kalau diberi bentukan kepingan salju itu lebih menarik sebelum diikat dengan rambai-rambai."

Kedua gadis itu berjalan di sepanjang lorong sekolah menuju loker yang berada di awal koridor. Sejak menginjakkan kaki dari peron hingga perjalanan menuju sekolah, Natsu tidak henti-hentinya berceloteh tentang rajutan syal yang sedang ia buat. Rencananya akan diberikan kepada Nishimura Kaito, orang yang dia sukai selama ini.

Natsu telah mempersiapkan ini sejak musim semi tahun ini, hingga saat salju tipis mulai menghiasi pinggiran jalanan Kyoto, dia baru membicarakan fase akhirnya bersama Matsu.

Matsu adalah temannya, lebih tepatnya sahabatnya sejak dia Sekolah Dasar di Ine—desa tempat mereka tinggal, terletak di pinggir sebelah utara Kyoto—hingga sampai saat ini. Mereka menyewa dorm yang tidak jauh tapi juga tidak dekat dengan sekolahnya karena biaya di sana jauh lebih murah.

"Katanya warna biru cocok untuk gambaran musim salju, tapi membentuk kepingan salju itu rumit. Jadinya aku menyarankan kepada Yori...." Natsu berhenti berbicara saat menyadari Matsu yang ternyata sedari tadi membaca buku Sejarah Jepang sambil berjalan, "Matsu!" teriak Natsu seketika.

Matsu tersentak dan hampir menjatuhkan bukunya. "Ada apa?"

"Jadi dari tadi kamu gak dengerin aku bicara apa?" tanya Natsu jengkel.

Matsu mendesah. "Dengar," jawabnya santai, lantas melanjutkan jalannya.

"Habis kamunya baca buku terus. Memangnya kamu ingat aku tadi bicara apa?" Natsu mengejar temannya yang sudah berada di tempat loker. "Matsu-chan!" Merasa tidak ditanggapi, Natsu mengguncang bahu temannya itu.

"Natsu stop!" Matsu berdecak, "Yori menyarankan kamu buat syal warna biru muda karena melambangkan musim dingin, dia ingin membuat ukiran kepingan salju pada syal itu tapi kamu tidak menerima usulannya karena itu terlalu rumit, lalu kamu bicara tentang Nishimura dari sepanjang peron dan terus mengharapkan jika dia menerima syal kamu tahun ini." Matsu mengucapkannya secepat kereta yang mereka naiki hari ini, "puas?"

Natsu mengerjapkan mata untuk beberapa kali. "Sugoi[1]! Kamu mendengar semuanya?" Tatapnya tidak percaya. "Jadi kamu sebenarnya baca buku itu sambil mendengarkanku bicara?"

"Kau ini ngomong apa?" Matsu menggelengkan kepala lalu mengganti sepatunya menjadi sepatu sekolah.

"Kali ini menurutmu gimana?" Natsu tersenyum, "aku pasti diterima, kan?"

"Memangnya syalmu kali ini bagus?"

"Pastinya!"

Matsu tertawa, lebih tepatnya mendengus. "Sudah tujuh kali ditolak, kan? Ini pasti yang kedelapan kalinya."

"Matsu!" pekik Natsu dengan wajah memerah. "Seharusnya kamu mendukungku! Kali ini jangan sampai gagal lagi!" Gadis itu mengepalkan tangan di depan dada seolah bersiap untuk melakukan pertempuran dan memenangkannya.

Sekali lagi Matsu mendengus. "Kalau begitu, Ganbatte Natsu-chan!" Matsu menunjukkan kepalan tangannya, tapi disertai dengan suara yang begitu lesu.

Natsu menggembungkan pipi mendengar ucapan semangat dari Matsu yang membuatnya tidak bersemangat sama sekali. "Terserah kau saja." Natsu kemudian membuka loker untuk mengganti sepatunya.

Napasnya berhenti sesaat dan bola matanya berputar. "Haish, surat ini lagi!" Natsu kembali menemukan surat yang sudah dia ketahui siapa yang mengirimnya. "Menyebalkan! Inilah yang menyebabkanku ditolak tahun kemarin."

Yuki [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang