🌸🌸🌸
"Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di Universitas Kyoto." Kamura memutuskan secara sepihak.
"APA?!!" Sontak Natsu dan Matsu tercengang, beberapa orang di aula juga berteriak tak percaya dan memasang ekspresi yang tak jauh berbeda.
Kamura? ... bukannya dia ... mungkin ini keanehannya. Kejutan hari ini.
Bahkan Yamamoto Sensei pun tak dapat menyembunyikan ekspresi kekagetannya. Beberapa siswa berbisik-bisik menyayangkannya, dan adik-adik kelas terdengar kegirangan.
"Tapi kenapa? Bukankah kau mendapat rekomendasi?" Pak yamamoto bertanya keheranan.
"Aku tidak perlu memberi tahu Yamamoto Sensei." Kamura tersenyum puas, "mungkin ini saja, Terima Kasih." Saat Kamura menuruni mimbar semua siswa masih melotot tak percaya mengikuti gerakan Kamura yang turun begitu saja.
Yamamoto Sensei berusaha menenangkan audien yang ribut tak setuju dengan keputusan Kamura yang menggantung.
Namun, keributan itu kembali menjadi ketegangan setelah Pak Yamamoto kembali membacakan urutan lulusan terbaik selanjutnya. Semua siswa kembali merasakan ketegangan, nama-nama selanjutnya akan dipanggil.
Natsu merasakan tangan Yori yang mendingin. Meskipun tahu namanya tidak akan mungkin masuk jajaran lima puluh besar, namun ia turut merasakan sensasinya. Matsu kali ini tidak memegang tagannya, Natsu tahu ia pasti merasakan getaran yang lebih mengguncang.
Nama yang kedua telah disebutkan, nama siswa ketiga juga. Saat nama yang keempat, barulah Pak Yamamoto memanggil "Matsunewa Yanao" Yori langsung memeluk sahabatnya, dan Natsu juga memeluk Matsu erat, "kau memang selalu lebih baik dariku." Bisik Natsu kepada temannya. Matsu hanya tersenyum kecil.
Dan saat urutan ke delapan disebutkan, detak jantung Natsu kembali berdegup kencang, dia sama sekali tidak menyangka, pria berkalungkan kamera. Nishimura Kaito. Anak itu masuk jajaran sepuluh terbaik. Saat itu juga rasanya Natsu ingin berteriak super kencang.
Akan tetapi, hal itu ia urungkan ketika mendapati Karin, yang duduk di sebelah Nishimura memeluknya erat. Dan yang membuat hati Natsu semakin sakit ialah, saat mendapati tangan Nishimura juga membalas pelukan itu.
"Tidak perlu diperhatikan!" Yori menenangkannya. Natsu menunduk, hanya bisa menatapi lantai, saat itu juga Nishimura mengalungkan kameranya ke leher Karin. Natsu memaksakan senyumannya yang semakin hambar.
Namanya dipanggil di urutan ke dua puluh empat, sedikit tidak menyangka dan bersyukur. Teman-temannya yang lain juga sudah mendapat urutan masing-masing .
Mika enam belas, Yamaguchi sembilan belas, Ryujin dua puluh tiga, sementara Yori berada di urutan yan cukup ujung yaitu seratus tiga puluh enam, Tsuda seratus empat puluh sembilan, dan Kobayashi seratus lima puluh satu.
Setelah semua selesai, para orang tua boleh mengajak anaknya berfoto dulu atau sekedar mengucapkan selamat sambil memberi karangan bunga.
Saat-saat seperti itu, Natsu justru mengasingkan diri ke luar aula, dan setelah hal itu selesai Natsu baru kembali ke aula dengan perasaan yang terluka. Semua wali ataupun orang tua sudah pulang, sementara para siswa melanjutkan acara-acarnya sebelum akhirnya mereka dibubarkan pulang. Saat itulah tradisi meminta kancing kemeja dilakukan.
Natsu mendekati teman-temannya untuk menutupi luka-lukanya, terlihat beberapa siswa kelas 3-A mengerubuni Kamura, mereka menanyakan perihal mengejutknnya yang tiba-tiba membatalkan pergi ke Tokyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki [TAMAT]
Teen FictionSetelah delapan tahun dihabiskan hanya untuk mengejar Nishimura Kaito, Natsu baru menyadari bahwa tindakannya tak lebih dari seorang gadis yang anarkis. Pertama, dia pikir dia akan mendapatkan cowok itu meski harus mengejar hingga ke Kyoto. Kedua, d...